CRAZY WITHOUT YOU PART 31

Crazy Without You

Author : Ohmija

Cast : Donghae SJ, Yoona SNSD, Sehun EXO

Support Cast : The Rest members SUJU, SNSD, EXO

Genre : Romance, Family, Friendship, Comedy

Pagi harinya, Donghae benar-benar menerima sebuah surat yang di kirim dari pengadilah. Surat yang menjelaskan jika SM Entertainment akan menuntutnya atas kerugian yang telah dia perbuat. Donghae langsung pergi menuju perusahaan. Bercampur dengan amarah karena merasa telah di khianati oleh perusahaannya sendiri.

“Donghae.” Melihat bagaimana kakunya wajah Donghae, Leeteuk yang kebetulan juga baru sampai langsung menahan tubuh Donghae. “Tenangkan dirimu dulu.”

“Lepaskan aku, hyung.” Donghae berusaha menepis namun Leeteuk kembali menahannya.

“Donghae. Jangan!”

“Hyung, bukan aku yang melakukannya tapi mereka yang memaksaku untuk melakukannya!”

“Donghae.” Eunhyuk yang juga muncul langsung membantu Leeteuk menenangkan Donghae karena dia sudah menjadi tontonan para staff. “Ayo bawa dia pergi hyung.”

Eunhyuk dan Leeteuk akhirnya membawanya menuju sebuah restoran yang tak jauh dari sana. Restoran china dengan ruangan yang tertutup agar orang lain tidak bisa mendengar percakapan mereka. Manager Super Junior juga berada disana, mencoba membantu menenangkan Donghae.

“Eunhyuk memberitahuku semalam. Aku tau kau akan datang pagi ini.” Leeteuk memulai pembicaraan dengan nada pelan. “Aku tidak menyangka jika mereka benar-benar akan melakukannya. Sama denganmu, aku juga terkejut mendengarnya.”

“Kau baik-baik saja? Apa Yoona tau tentang hal ini?”tanya Eunhyuk.

“Dia yang menemukan surat itu.”balas Donghae. “Dia sudah tau semuanya.” Pria itu kemudian menghela napas panjang, merasa begitu frustasi. “Kalian tau jika aku menolak untuk debut bersama kalian dulu. Aku sudah memutuskan untuk keluar dari perusahaan tapi mereka mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja. Mereka bilang mereka akan membereskan hal itu untukku tapi ternyata mereka justru menyuruhku berbohong dan menutupi statusku. Aku kembali menolak lagi tapi mereka mengancamku. Mereka mengatakan hal-hal jahat tentangku dan keluargaku sehingga aku harus menuruti semua itu. Aku sudah melakukan semuanya sebisaku. Aku mengesampingkan masalah pribadiku dan melakukan semua yang mereka suruh. Tapi sekarang, aku sudah menemukan anakku kembali. Aku ingin menebus waktu 10 tahun itu bersamanya.”jelas Donghae kembali emosi. “Hyung, mereka memintaku untuk keluar dari grup dan aku juga melakukannya. Mereka melimpahkan semua kesalahan padaku hingga aku dan keluargaku di serang dengan banyak komentar jahat, tapi aku hanya diam saja dan menerima semua itu. Apa yang ku lakukan itu masih belum cukup? Aku harus melakukan apa lagi? Jika mereka ingin membuatku menderita, aku sudah sangat menderita sekarang. Apa semua itu masih belum cukup?!”

“Donghae, tenanglah.”

“Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, hyung. Aku tidak menyangka jika mereka akan melakukan ini padaku.”

“Aku mengerti. Tapi kau tidak boleh bertindak gegabah. Kau tau mereka punya banyak cara licik untuk menjatuhkanmu.”

“Jangan lakukan apapun.” Sahut manager itu. “Kau jangan melakukan apapun.”ulangnya lagi. “Aku yang akan membereskannya. Aku akan membuat Sajangnim menarik tuntutannya padamu.”

***___***

 

Yoona langsung memberikan pelukan hangat pada kekasihnya begitu pintu terbuka. Menyandarkan kepalanya di dadanya sambil menepuk-nepuk punggung belakang Donghae.

“Jangan takut. Semuanya akan baik-baik saja.”

Donghae tersenyum, “Terima kasih.”

Yoona menguraikan pelukannya lalu menarik lengan Donghae menuju ruang tengah dan menyuruhnya duduk.

“Apa kau sudah menemui Sajangnim?”

Donghae menggeleng, “Leeteuk hyung dan Eunhyuk menghentikanku.”

“Benarkah?”

“Aku juga bertemu manager hyung. Dia menyuruhku untuk tidak melakukan apapun dan membiarkan dia yang mengurus semua itu.”

“Kenapa? Apa yang akan dia lakukan?”

“Aku tidak tau. Dia hanya menyuruhku menunggu.”

“Kalian sudah saling mengenal cukup lama, aku yakin dia pasti akan membantumu.” Yoona menepuk-nepuk punggung tangan Donghae.

“Yoona.” Donghae memanggil nama Yoona pelan.

“Hm?”

Donghae menghela napas panjang sebelum bicara, “Kita pindah saja.”lirihnya. “Ayo pergi ke suatu tempat yang jauh dimana tak seorangpun mengenal kita. Ayo hidup bahagia disana.”

Yoona menelan ludah, terperangah, “Bukankah kau bilang kita akan menikah setelah semuanya membaik?”

“Mulai sekarang aku tidak akan memikirkan perasaan orang lain lagi. Karena mereka juga tidak pernah memikirkan perasaanku. `Aku hanya akan` hidup seperti keinginanku.”

“Kau yakin?”tanya Yoona ragu. “Aku tidak bermaksud untuk menolaknya. `Aku pasti akan mengikutimu kemanapun kau pergi. Tapi apa kau sudah siap? Kau yakin akan meninggalkan tempat ini?” Yoona memandang Donghae lurus. “Jika kau memaksakan diri untuk pergi, kau hanya akan semakin menderita.”

***___***

 

Ketika semua orang sudah tertidur lelap, Leeteuk terbangun dari tidurnya karena perutnya mendadak sakit. Pria itu buru-buru bangkit dan pergi ke toilet. Setelah beberapa saat kemudian, ketika ia ingin kembali ke kamarnya, langkahnya terhenti begitu ia melihat managernya sedang duduk melamun di teras balkon.

Leeteuk menghampirinya, membuat pria bertubuh besar itu terkejut. Ia menoleh kearah Leeteuk dan langsung menyembunyikan sesuatu ke dalam kantungnya.

“Hyung, apa yang sedang hyung lakukan disini?”tanya Leteeuk sambil menjatuhkan diri di sebelahnya. “Kenapa tidak tidur?”

“Oh, aku sedang ingin merokok.”balas managernya tersenyum kikuk.

“Merokok? Tapi hyung tidak memegang apapun.” Leeteuk menangkap basah dirinya. “Pasti ada sesuatu yang sedang hyung pikirkan, kan? Apa hyung sedang memikirkan Donghae?”

Pria itu terdiam. Tidak langsung menjawab pertanyaan Leeteuk. Ia menundukkan kepalanya menyembunyikan kegelisahannya. Haruskah dia membatalkan rencananya dan melibatkan Leeteuk dalam masalah ini?

“Hyung.”panggil Leeteuk lagi karena managernya hanya diam.

Akhirnya pria itu mengangkat wajahnya sambil menghela napas panjang. Ia menoleh kearah Leeteuk dan menatapnya.

“Kontrakku dengan perusahaan akan habis tahun ini.”serunya pelan membuat Leeteuk langsung terkejut. “Dan aku rasa aku tidak akan memperpanjangnya. Aku akan berhenti.”

“Apa? Hyung… kenapa?” Leeteuk tergagap, masih tenggelam dalam keterperangahannya.

“Akhir-akhir ini aku merasa jika tubuhku sudah menua. Aku mudah lelah dan terkadang aku menjadi sensitif dengan jadwal padat kalian. Di sisi lain anak-anakku terus mengomel karena mereka sangat jarang melihatku di rumah. Mereka ingin pergi berlibur bersamaku.”

“Tapi kenapa mendadak seperti ini? Apa hyung benar-benar yakin dengan keputusan hyung?”

Pria itu tersenyum tipis, “Bukan mendadak. Aku sudah memikirkan hal ini sejak lama dan sekarang aku yakin dengan keputusan itu.” Ia mendesah panjang dalam kesedihannya. “Dan sebelum aku pergi, aku rasa ini adalah saat yang tepat untuk menyelesaikan semuanya.”

Salah satu alis Leeteuk terangkat, “Maksudnya?”

“Jungsoo, kau adalah leader sekaligus kakak tertua mereka. Aku percaya padamu.”

Leeteuk masih tidak mengerti dengan maksud ucapan manager-nya. Keningnya masih berkerut saat pria itu beranjak dari duduknya dan menepuk pundaknya pelan.

***___***

 

Ponsel Donghae terus berdering sejak satu jam lalu tanpa henti. Namun Donghae mengabaikannya, tak berniat untuk mengangkat panggilan itu dan hanya menggeletakkan ponselnya di atas meja.

“Kau tidak mau mengangkatnya? Omoni sudah menelponmu sejak tadi. Dia pasti khawatir.”

Donghae semakin memutar tubuhnya, membelakangi Yoona, “Tidak mau.”

Yoona hanya menghela napas panjang. Tidak tega membiarkan benda kecil itu terus berdering, akhirnya Yoona menjawab panggilan itu.

“Yeoboseyo omoni.”

“Yoona, dimana Donghae? Apa dia baik-baik saja? Kenapa dia tidak menjawab panggilanku? Aku sangat khawatir.” Ibu Donghae langsung memberikan pertanyaan beruntun. Nada suaranya terdengar sangat panik.

“Omoni, aku minta maaf. Tapi dia baik-baik saja. Dia hanya tidak mau membuat omoni semakin khawatir.”

“Bagaimana mungkin aku tidak khawatir jika seluruh stasiun TV membicarakan tentang anakku? Aku juga mendengar banyak komentar jahat tentangnya. Tentu saja aku khawatir.”

Yoona merasa semakin bersalah mendengar suaranya yang bergetar, “Omoni, semuanya akan baik-baik saja. Dia pasti bisa menyelesaikan semuanya.”

“Setidaknya berikan kabar padaku agar aku bisa tenang.”

“Aku mengerti. Maafkan aku, omoni.”

Yoona meletakkan kembali ponsel Donghae ke atas meja setelah panggilan itu berakhir. Kemudian menjatuhkan diri di samping Donghae, menghela napas panjang menatap punggung pria itu.

“Omoni sangat mengkhawatirkanmu.”

Donghae melipat kedua lengannya di atas tangan sofa dan menopangkan dagunya di sana, “Aku tau.”

“Cepat hubungi dia. Jika tidak, dia akan terus menangis.”

“Itulah alasannya kenapa aku tidak mau menghubunginya. Aku akan mendengarnya menangis.”

“Suaramu bisa menenangkannya. Jadi kau harus kuat.”

Donghae menghela napas panjang, “Entahlah.”

Yoona mengulurkan tangannya, menghusap-husap kepala Donghae lalu kembali ke dapur memasak untuk makan siang mereka.

Donghae mengangkat kedua kakinya keatas sofa, merubah posisinya jadi berbaring sambil membolak-balik majalah. Sudah beberapa hari ia hanya bermalas-malasan. Dia ingin berjalan-jalan di luar rumah bersama Sehun dan Yoona tapi sepertinya hal itu masih mustahil untuk saat ini.

“Yoona, apa tidak ada yang bisa aku lakukan?”tanya Donghae mulai bosan. “Yoona aku akan jadi babi jika terus seperti ini. Aku tidak berolahraga atau pergi latihan. Aku akan jadi gendut dan jelek.”

Di dapur Yoona terkekeh geli. Tapi memang tidak ada yang bisa di lakukan oleh Donghae. Pria itu tidak bisa memasak dan ceroboh. Dia akan merusak apapun yang di pegangnya jadi sebaiknya menjauhkan benda-benda berharga darinya. Dia bahkan lebih parah dari Sehun.

“Yoona.” Donghae merengek sambil menghampiri Yoona. “Haruskah aku membantumu memotong sayuran?”

“Kemarin lusa kau baru saja melukai jarimu, kau lupa?”

“Lalu bagaimana jika mencuci sayuran?”

“Kau juga hampir merusak keran airnya. Lagipula aku sudah mencucinya.”

“Aku benar-benar akan jadi babi. Otot-ototku mulai menghilang dan mulai timbul lemak dimana-mana.”

Yoona menoleh dengan senyum geli. Wanita itu mengulurkan tangannya dan mengatupkan kedua telapak tangannya di pipi Donghae, “Kau memang terlihat sedikit gendut akhir-akhir ini tapi jangan khawatir, kau tetap terlihat tampan.”

Donghae melepaskan tangan wanita itu dari pipinya, “Apa kau sedang mengejekku?”

“Tidak.” Yoona menggeleng, memiringkan kepalanya sambil menunjukkan senyum mengejeknya.

“Ya!”

Tawa wanita itu pecah, “Baiklah. Baiklah. Aku tidak akan mengejekmu lagi.”serunya. “Tapi aku tetap akan menyukaimu walaupun berat badanmu bertambah. Aku serius.”

Sebuah senyuman lebar tercipta di wajah Donghae, “Sungguh?”

“Iya.” Yoona mengangguk.

Donghae melingkarkan kedua lengannya di pinggang Yoona, menarik tubuh wanita itu agar merapat kearahnya, “Aku benar-benar sudah tidak sabar untuk memulai hidup baru bersamamu dan Sehun.”

Yoona tersenyum, tangannya menghusap lembut pipi Donghae, “Aku juga. Tapi aku akan menunggu sampai waktu yang tepat. Aku tidak akan terburu-buru.”

“Terima kasih karena selalu berada di sisiku dalam situasi apapun. Terima kasih karena kau tidak pernah meninggalkanku.”

Yoona menatap mata indah Donghae dan mengangguk. Kali ini tangannya bermain-main dengan rambut Donghae yang sudah mulai memanjang tak beraturan, “Aku harus merapikan rambutmu. Kau juga harus bercukur.”

“Apa aku terlihat berantakan?”

“Yah, sedikit. Dan itu sangat memalukan untukku. Aku adalah seorang fashion stylist, kau tau?”

Donghae tertawa kecil. Kedua lengannya semakin mengetat memeluk pinggang Yoona hingga tidak ada celah lagi di antara keduanya. Mata mereka bertemu, saling pandang selama beberapa saat dan perlahan Donghae memajukan wajahnya mendekati wajah Yoona. Hangat napas mereka beradu. Yoona memejamkan kedua matanya, menunggu Donghae yang bergerak semakin mendekat.

“Aku pulang! Eoma… appa!”

Suara Sehun tiba-tiba terdengar. Seketika keduanya membuka mata, melepaskan pelukan mereka dan bersikap seolah-olah mereka sedang sibuk. Sehun mengerjapkan matanya bingung melihat tingkah orang tuanya yang seperti telah tertangkap basah melakukan sesuatu.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”tanya Sehun berdiri di depan dapur menatap keduanya.

“O-oh, kau sudah pulang?”sambut Yoona dengan nada bersemangat yang dipaksakan sambil melirik Donghae salah tingkah.

“Tentu saja kami sedang memasak.”jawab Donghae.

Sehun lalu mengalihkan tatapannya pada Donghae dengan kening berkerut,  “Kenapa appa berada di dapur? Appa akan membakar dapurnya.”

“Ya! Appa akan berhati-hati kali ini.”balas Donghae tidak terima di ragukan oleh Sehun.

“Appa bahkan tidak bisa mengupas timun.”

“Issh.” Donghae menghampiri anaknya dan mencubit pipinya gemas. “Cepat ganti bajumu.”

“Appa jangan mencubit pipiku. Aku bukan anak kecil.”

“Bukankah ini bukan jam seharusnya kau pulang? Kenapa kau pulang cepat?”

“Para guru tiba-tiba mengadakan rapat jadi kami di pulangkan lebih awal.”

“Harusnya kau memberitahu appa.” Donghae lalu bergumam pelan dan berjalan pergi. “Padahal tadi suasanya sudah tepat. Ah menyebalkan.”

***___***

 

“Sehun-ah, sudah waktunya makan.”

“Eoma bagaimana jika kita makan di ruang tengah saja? Sebentar lagi ada pertandingan sepak bola.”

“Iya. Busan club melawan Seoul, kan? Itu pertandingan besar.” Donghae menyahuti sambil mencomot satu kentang goreng dari atas meja makan.

“Kita harus makan di meja makan. Setelah kalian selesai, kalian baru boleh menonton TV.”

“Eoma.” “Yoona.” Suara rengekan keduanya sama-sama terdengar.

“Ini pertandingan besar. Seoul sedang melawan musuh bebuyutan, kita harus memberikan dukungan.”

“Benar. Kita adalah orang Seoul, eoma.”

Yoona menghela napas panjang, “Oh Tuhan. Hidup di antara dua orang laki-laki memang menyebalkan.”rutuknya kesal lalu membawa piring-piring ke ruang tengah.

Donghae dan Sehun tersenyum lebar sambil menepuk tangan. Keduanya juga membantu Yoona membawa semua makanan ke ruang tengah. Meminggirkan meja dan duduk bersama di atas ambal.  Sehun menyalakan TV, masih siaran berita.

“Sepertinya besok eoma tidak bisa memasak. Besok eoma akan sangat sibuk.”

“Kenapa?”tanya Sehun dan Donghae bersamaan.

“Ada pesanan untuk membuat gaun pesta. Karena eoma sudah tidak bekerja lagi, eoma kembali jadi tukang jahit.”

Wajah Sehun langsung berubah sedih, “Eoma pasti akan sibuk. Aku pasti akan makan ramyeon lagi.”

Yoona tersenyum lebar, “Hanya satu minggu.”

“Apa? Satu minggu? Kau mau kami makan ramyeon selama satu minggu?” Donghae ikut protes.

“Lalu bagaimana? Mulai besok aku benar-benar sibuk.”

“Jahat sekali. Aku benar-benar akan jadi babi jika kau—“

 

“Berita terakhir dari dunia hiburan.”

“Jika sebelumnya telah di kabarkan bahwa pihak SM Entertainment menggugat Lee Donghae karena telah melanggar kesepakatan kontrak dan menimbulkan banyak kerugian. Kali ini manager Super Junior balik menuntut SM Entertainment dengan sebuah bukti mengejutkan. Sebuah rekaman berisi percakapan antara pihak yang di duga adalah petinggi SM Entertainment dengan seseorang yang memintanya untuk menculik anak Lee Donghae telah di serahkan ke kantor polisi. Saat ini polisi sedang menyelidiki lebih dalam kasus ini.”

 

Tiba-tiba kedua mata Donghae terbelalak maksimal. Disusul wajahnya yang seketika memucat. Kenyataan yang baru saja di dengarnya berhasil menghantam keras dadanya. Kedua tangannya meluruh jatuh bersamaan dengan kesadarannya yang perlahan-lahan menghilang.

Tidak mungkin. Mereka pasti salah. Walaupun kejam, perusahaannya tidak mungkin melakukan hal itu. Tidak mungkin!

“Donghae-ssi.” Yoona mencoba menenangkan Donghae. Namun Donghae menepis tangan Yoona. Ia mengangkat wajahnya perlahan, menatap Yoona, menunjukkan kedua matanya yang sudah di genangi air.

“Aku harus pergi.”

Donghae berdiri meraih kunci mobil dan langsung berlari keluar.

“Donghae-ssi!” Yoona mengejarnya dan mencoba menghentikannya namun gagal. Mobil Donghae telah melesat meninggalkan rumah, menuju entah kemana.

“Eoma ada apa?”tanya Sehun bingung.

Yoona cepat-cepat mengambil ponselnya dan menghubungi Leeteuk. Butuh waktu selama beberapa saat sebelum akhirnya panggilannya di jawab.

“Aku tau. Aku sedang berada di kantor polisi.”seru Leeteuk sudah mengetahui apa yang akan di katakan Yoona. “Dia sedang menghubungi Eunhyuk saat ini. Jangan khawatir.”

“Aku juga akan pergi kesana.” Yoona mematikan panggilannya. Masuk ke dalam untuk mengambil jaketnya dan Sehun. “Kita harus pergi mencari appa.”

“Huh?” Sehun masih tidak mengerti ketika Yoona dengan cepat memakaikan jaket di tubuhnya.

“Dengar.” Yoona mengatupkan telapak tangannya di pipi Sehun. “Kau harus berada di samping appa apapun yang terjadi, mengerti?”

“Eoma, apa yang terjadi?”

“Eoma akan menjelaskan padamu nanti. Sekarang kita harus mencari appa.”

Yoona menarik lengan Sehun pergi keluar. Melangkah dengan langkah-langkah panjang hingga anaknya terseret-seret di belakangnya. Wanita itu langsung menghentikan sebuah taksi yang lewat dan melompat masuk ke dalamnya. Meminta sang supir untuk menambah kecepatan.

***___***

 

Donghae memarkirkan mobilnya di sembarang tempat dan langsung berlari masuk ke dalam kantor polisi. Sudah ada manager, Leeteuk dan Eunhyuk disana.

“Hyung, apa itu benar?”tanyanya menangis. “Yang ku lihat di TV… apa itu benar?”

“Donghae, tenang dulu.” Leeteuk menggenggam kedua tangan Donghae, menenangkannya.

“Kenapa?”lirihnya. “Kenapa mereka melakukan itu padaku? KENAPA?!”

“Donghae, kau harus tenang. Sadarlah.”

“Aku sudah mengorbankan semua yang aku punya. Semuanya! Apa itu belum cukup?” Ia menangis terisak. “Hyung, aku sangat menderita selama 10 tahun karena ini. Selama 10 tahun aku hampir gila dan terus menyalahkan diriku sendiri. Kenapa mereka melakukan ini pada anakku?”

Leeteuk langsung memeluk Donghae erat dan menepuk-nepuk punggungnya lembut, “Aku mengerti. Tenanglah.”

“Aku kehilangan anakku selama 10 tahun, hyung.”

TBC

 

 

 

 

 

 

 

 

12 respons untuk ‘CRAZY WITHOUT YOU PART 31

  1. Ekka kurnia sarii berkata:

    What the hell SM?? Mereka benar benar luar biasa melakukannya..oh semoga masalah cepat selesai dan donghae baik baik saja..manager terimah kasih untuk bukti yg telah kau berikan pada polisi…aku harap kali ini SM benar benar sadar…

  2. Tya berkata:

    Astaga parah bgt SM disini
    Btw, dr mana manager suju pny rekaman itu?
    Berarti selama ini dy ikut nyembunyiin kejahatan SM dong
    Semoga donghae menang ngelawan SM

  3. Hesti andriani berkata:

    Gak cukup apa selama 10 tahun donghae menderita karna kehilangan anaknya dan itu semua masih aja belum cukuo sama SM dan parahnya lagi SM ngerancanain penculikkan anaknya donghae, SM benar-benar jahat banget dah 😒😒. Nextny ditunggu kak, uhh kangen bangey sama cerita ini, berharap happy ending kisah mereka

Tinggalkan komentar