SELENE 6.23 (LONG DISTANCE BETWEEN US) PART 18

selene new

Tittle                            : Selene 6.23 (Long Distance Between Us)

Author             : Ohmija

Main Cast        : Kim Jongin, Krystal Jung, Choi Minho

Support Cast   : Taemin, Sulli, Amber, Sehun, Jessica, Jonghyun, dll

Gnere              : Romance, School life, Comedy, Sad

Jessica langsung berlari membuka pintu ketika ia mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Itu pasti Krystal. Wanita itu membuka pintu dan detik berikutnya langsung terkejut karena mendapati adiknya itu pulang dalam keadaan menangis. Dua orang teman laki-laki yang mengantarnya buru-buru menjelaskan sebelum Jessica salah paham.

“Kami tidak tau apa yang terjadi, noona.”ucap Sehun. “Dia terus menangis sejak di pesawat dan tidak menjawab pertanyaan kami.”

Jessica langsung menarik lengan Krystal dan memeluknya, “Apa yang terjadi?”tanyanya sangat khawatir. Namun Krystal hanya menjawabnya dengan isakan yang semakin deras. Jessica mengalihkan tatapannya pada Sehun dan Taemin. “Apa kalian sudah menemukannya?”

Keduanya menggeleng, “Belum tapi sepertinya dia…” Sehun menunjuk Krystal, tapi memilih untuk tidak melanjutkan ucapannya.

“Maaf noona-nim, karena ini sudah malam, sepertinya kami harus segera pulang karena besok kami harus pergi ke sekolah.” Taemin berseru hati-hati.

“Baiklah.”

“Eumm.. Krystal, aku harap kau bisa segera mengatakannya pada kami. Aku akan menunggu pesanmu.”

Kemudian keduanya pergi. Jessica mendudukkan adiknya itu di sofa kemudian pergi ke dapur dan mengambilkan air untuknya. Di tempatnya, gadis itu masih menundukkan kepalanya, suara isakannya terdengar putus-putus.

“Kau sudah makan? Mau aku buatkan sesuatu?”tanya Jessica pelan sambil menghusap kepala adiknya lembut.

“Unnie…”

“Hm?”

Krystal mengangkat wajahnya menatap Jessica, menunjukkan wajahnya yang sudah basah, “Kim Jongin… dia adalah pria brengsek. Aku membencinya unnie.”

“What’s wrong? Apa yang terjadi?” Jessica kembali mendekapnya. “Kenapa kau menangis?”

“Unnie… aku sangat membencinya. Aku benar-benar membencinya.”

***___***

 

Tidak ada yang bisa Jessica lakukan selain membiarkan adiknya membolos untuk yang kedua kali hari itu. Dia masih tidak mengetahui apa alasannya tapi yang jelas keadaan Krystal saat ini benar-benar terpuruk. Jessica merasa tidak tega menyuruh adiknya itu tetap pergi ke sekolah. Jadi di biarkannya Krystal berada di rumah hari itu.

“Aku harus bekerja, jika kau ingin makan, telepon saja restoran ayam yang ada di depan sana. Dan jika terjadi sesuatu, cepat hubungi aku.”

“I know.”jawab Krystal dari dalam selimut.

“Aku pergi.”

Wanita itu menatap adiknya sesaat lalu menghela napas panjang. Tidak tega meninggalkannya tapi ada pekerjaan yang harus dia selesaikan.

***___***

Pria itu memandang langit cerah yang terbentang luas di atasnya. Suara-suara berisik dari segala macam bentuk transaksi di tampat itu tidak mampu mengusiknya sama sekali. Seakan ada tembok pemisah dimana dia kini berada di dalam dunianya sendiri.

Hatinya masih gelisah, wajah sedih gadis itu masih terbayang di benaknya. Menghantuinya dan membuatnya semakin sesak.

Tapi ini adalah pilihan yang tepat. Sebaiknya dia menghilang, tidak lagi berhubungan dengan orang-orang itu. Karena ia sudah merasakan rasa sakit dari perpisahan itu sendiri, dia tidak ingin mereka merasakannya juga.

***___***

 

Krystal membenamkan wajahnya di bantal, menumpahkan segala bentuk air mata disana. Tangisannya sudah tidak terhitung lagi namun kondisinya sekarang menunjukkan betapa hancurnya dirinya sekarang. Rasanya sangat sakit. Hingga dia tidak bisa menghentikan derasnya aliran air mata itu.

Dia tidak mengerti. Jika semua itu tidak ada artinya, lalu kenapa pria selalu melindunginya? Kenapa dia mengajaknya melihat guguran bunga sakura? Dan kenapa dia membelikannya ice cream saat dia sedih?

Jika semua itu tidak membuat hatinya bergetar, kenapa dia terus melakukannya? Kenapa dia tidak berhenti dan menghilang sebelum perasaan ini semakin dalam. Kenapa?

Dia… adalah pria yang paling jahat di dunia. Jauh lebih jahat dari Minho! Sangat jahat hingga tidak ada kata-kata yang bisa menjelaskan betapa jahatnya dia! Dia brengsek!

Tangisannya semakin deras, namun suara tangisannya teredam di dalam bantalnya. Tapi dalam hati ia berjanji, ini adalah yang terakhir kalinya. Dia tidak akan lagi menangis karena ini. Jongin adalah pria brengsek yang bahkan tidak pantas untuk ditangisi. Dia akan berhenti. Dia akan berusaha melupakannya. Dan ini… ini adalah pilihan terbaik. Dia memang sebaiknya pergi, berada di tempat yang jauh hingga Krystal tidak bisa melihatnya lagi.

***___***

 

“Dia pasti sedang sedih…” Sulli menghela napas panjang sambil melirik kearah kursi kosong yang berada di barisan belakang itu. “Haruskah kita menjenguknya nanti?”

“Jangan.” Taemin menyahuti, “Biarkan dia. Dia butuh waktu untuk sendiri.”

“Tapi—“

“Itu benar.” Sehun ikut bersuara. “Sesuatu pasti telah terjadi dan hal itu telah membuatnya menjadi seperti itu. Aku tidak tau dengan pasti tapi yang jelas dia pasti telah menemukan Jongin.”

“Mungkin mereka bertengkar dan—“

“Apa mungkin Krystal melihat Jongin bersama gadis lain?! Dia selingkuh?!”

Sehun menghela napas panjang lalu menatap Sulli kesal, “Apa di otakmu hanya ada pikiran-pikiran negatif tentang Jongin? Dia bahkan hanya menyukai satu gadis sejak SMP, dia adalah tipe pria yang setia. Dia tidak mungkin selingkuh!”

Gadis itu mengendikkan bahunya, “Aku kan hanya menebaknya. Kau tidak perlu marah seperti itu.”

“Karena kau selalu bicara yang tidak-tidak.”

Taemin langsung menepuk pundak sahabatnya itu, “Sudahlah.”

Sehun langsung mendengus, “Apa kau sedang membela kekasihmu?”ketusnya kesal. “Yah satu persatu dari kalian telah memiliki kekasih dan meninggalkan kami. Baiklah. Aku sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Menyebalkan.” Pria tinggi itu berdiri lalu berjalan meninggalkan kelas. Yang lain hanya terkekeh.

“Biar bagaimanapun, aku harus mengatakannya. Selamat untuk kalian berdua.”ucap Jonghyun.

“Apa ini adalah saat yang tepat untuk mengatakannya?”balas Sulli. “Aku bahkan merasa bersalah sekarang.”

“Jangan khawatir.” Amber mengacak rambut gadis itu. “Jika semuanya sudah mencair, kita akan menemui Krystal.”

***___***

 

Gadis itu menepis selimutnya dan bangkit dari tempat tidur. Pikirannya sudah mulai terbuka sekarang, tidak ada gunanya dia terus menangisi pria brengsek yang sudah pergi itu. Kali ini, dia merasa lapar.

Ia berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. Helaan napas panjangnya terdengar berikutnya begitu melihat isi kulkas itu. Kosong. Hanya ada beberapa botol minuman yang isinya sebentar lagi akan habis.

“Jika kau ingin makan, telepon saja restoran ayam yang ada di depan sana.”

Ia teringat ucapan Jessica tadi pagi. Tapi, dia sedang tidak ingin makan ayam. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan sambil mencari restoran makanan yang bisa menarik perhatiannya. Tapi sebelum itu, ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Menatap pantulan wajahnya di cermin, ia kembali menghela napas panjang. Matanya sangat bengkak.

Krystal sengaja memakai kacamata putih sebelum ia keluar. Namun baru saja selangkah keluar dari rumahnya, langkahnya terhenti begitu mendapati seorang pria sudah berjongkok di depan pintunya.

“Soojung-ah…” Pria yang ternyata Minho itu langsung berdiri begitu ia melihat Krystal keluar. Wajahnya kemudian meringis, lututnya terasa sakit karena terllau lama berjongkok.

“Apa yang oppa lakukan disini?”tanya Krystal dengan kening berkerut.

“Aku menunggumu sejak pagi. Aku takut mengganggumu jika aku menekan bel jadi aku hanya menunggu hingga kau keluar.”

“Oppa tidak pergi ke sekolah?”

Minho menggeleng lalu tersenyum, “Aku membolos.”

“Kenapa?”

Minho terdiam sesaat. Di tatapnya wajah Krystal lekat-lekat termasuk mata bengkak dan wajah pucatnya.

“Kau terlihat tidak begitu baik.”ucapnya lembut. “Kau sudah makan?”

Krystal menarik napas panjang, “Sebenarnya apa yang ingin oppa katakan?”

Pria itu kembali dalam keterdiamannya. Sejak tadi bertanya-tanya harus darimana dia memulai.

“Sejak semalam aku sudah memikirkannya, aku rasa ini adalah pilihan yang tepat.” Ia berucap pelan. “Jongin…”

“Jadi tentang pria brengsek itu?” Krystal langsung berdecak begitu mendengar nama Jongin di sebut.  Emosinya kembali memuncak, “Kami sudah berpisah dan aku sudah tidak perduli apapun tentangnya lagi. Jadi sebaiknya oppa berhenti membicarakannya.”

“Kau harus dengarkan aku dulu, Soojung.”

“Oppa, aku sangat lapar. Sekarang biarkan aku pergi, oke?”

Gadis itu berbalik, bergegas untuk melangkah pergi.

“Dia sakit parah!”

Namun suara Minho yang terdengar kemudian membuat langkah Krystal seketika terhenti.

“Dia sedang sakit parah dan hidupnya tidak akan lama lagi.”

Krystal berbalik, menatap Minho dengan sorot tidak mengerti, “Apa?”

“Kanker otak. Dokter mengatakan jika penyakitnya sudah masuk dalam stadium 2.”

“Apa oppa sedang bercanda? Aku tidak mengerti…”

“Aku mendengarnya, Soojung.” Minho menatap Krystal teduh. “Dan itu adalah alasan kenapa dia pergi. Karena seseorang telah mengetahui tentang penyakitnya.”

Krystal melangkah lunglai mendekati Minho, “Oppa sedang bercanda, kan?” kemudian di cengkramnya kerah baju pria itu, “Jangan bercanda seperti itu! Itu sama sekali tidak lucu!”

“Ini kenyataan, Soojung.” Minho bicara dengan suara lirih, dengan seluruh sesal, serta seluruh kenangan yang tiba-tiba menghantamnya tepat di dada. Karena pada akhirnya, ini bukan lagi tentang ibu, bukan lagi tentang Yoona atau Krystal, tapi tentang Jongin.

“Tidak mungkin! Ini pasti tidak benar! Tidak mungkin!” Krystal menggeleng kuat-kuat, menolak kenyataan itu. “Dia tidak sakit dan dia—“

“Kau harus segera menemuinya.”

Krystal terhuyung mundur. Wajahnya semakin memucat bersamaan dengan butiran bening yang mulai membentuk sungai di pipinya. Punggungnya menabrak dinding yang ada di belakangnya, seketika kehilangan seluruh tenaganya, tubuhnya meluruh ke lantai.

Minho menatap gadis itu sedih sambil terus berusaha mempertahankan air matanya sendiri. Karena dia juga merasakan sakit yang sama. Ia terdiam. Tak sanggup lagi bicara. Hanya tubuhnya yang bergerak, membungkuk dan menarik Krystal dalam dekapannya.

***___***

 

Jongin menggantung beberapa helai pakaiannya dan ayahnya yang baru saja selesai ia cuci. Malam ini sedikit berangin, mungkin besok pagi seluruh pakaian ini akan kering.

Namun tiba-tiba sesuatu itu datang, sesuatu yang dengan tiba-tiba menghantam kepalanya keras. Jongin langsung terduduk di lantai, rasa sakit itu tak lagi sanggup ia tahan. Sakit yang benar-benar sakit. Ia menjambaki rambutnya, sebuah usaha dengan harapan bisa menghilangkan rasa sakit itu.

“Jongin, kau sudah selesai mencuci?”suara ayahnya terdengar dari dalam.

Jongin mengerjapkan matanya, sebisa mungkin mengembalikan kesadarannya.

“Iya appa.”jawabnya sambil berusaha berdiri.

“Sepertinya seben—“

“Appa aku akan jalan-jalan sebentar.”seru Jongin cepat lalu pergi meninggalkan rumahnya tanpa menunggu persetujuan dari ayahnya dulu.

Pria itu berjalan dengan setengah kesadarannya, tangannya sebisa mungkin mencari pegangan untuk membantunya menyanggah tubuh. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah jembatan yang ada di pinggir laut. Ia terduduk disana masih dengan usahanya menjambaki rambutnya berharap rasa sakit ini segera pergi. Rasa sakit ini sudah datang dua kali hari ini, tidak seperti biasanya yang hanya akan datang saat dia kelelahan saja.

Apa penyakit ini sudah semakin memburuk?

“Kau disini?”

Yang ia tau sejak tiba di tempat itu, tidak ada satu orangpun yang terlihat disana. Tapi kenapa dia mendengar suara seseorang? Apa dia sedang berhalusinasi?

“Kim Jongin.”

Jongin menoleh, mendongakkan wajahnya dan mendapati seseorang sudah berdiri di sampingnya. Melihat sosok itu, dia semakin meyakini jika saat ini dia sedang berhalusinasi. Gadis itu tidak mungkin ada disini sekarang.

Jongin memukul-mukul kepalanya, “Apa aku sedang berhalusinasi? Kenapa aku selalu melihatnya dimanapun?”

“Kau sakit?” Gadis itu mengulurkan tangannya, membekap wajah Jongin agar pria itu menghadap kearahnya. “Wajahmu sangat pucat.”

Tapi jika ini hanya halusinasi, kenapa dia bisa merasakan sentuhannya?

“Kau?” Ia menatap sosok itu lekat-lekat. “Ini benar-benar kau?”

Gadis itu mengangguk, tak lagi bisa menahan air matanya lalu di peluknya Jongin erat-erat,“Ini aku.”

***___***

 

Angin berhembus menabrak tubuhnya, berangsur-angsur mengembalikan kedarannya. Jongin membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya sedang tidur di pundak seseorang. Ia menegakkan tubuhnya, menoleh kearah seseorang yang duduk di sampingnya. Jadi… ini bukan mimpi?

“Kau sudah bangun?” Gadis itu tersenyum lebar dengan wajah merah dan mata bengkaknya. “Aku ingin membangunkanmu tapi sepertinya kau tidur dengan lelap jadi aku membiarkanmu.”

Jongin membuka jaket yang di pakaikan Krystal di tubuhnya, dengan cepat merubah raut wajahnya. Pria itu menatap Krystal tajam, “Apa yang kau lakukan disini? Bukankah aku sudah mengatakannya padamu?”sengitnya. “Kembalilah ke Seoul, karena semua yang kau lakukan ini hanya akan jadi sia-sia. Perasaanku masih sama dan tidak pernah berubah. Aku hanya menyukai Yoona!”

Krystal hanya diam, mendengarkan semua ucapannya dengan senyum tipis, “Aku tidak perduli.”serunya pelan. “Aku tidak perduli siapa yang ada di hatimu, tapi yang jelas aku tidak akan pergi.”

“Apa?”

“Jika kau bilang kau akan tetap berada disini, maka aku juga akan tinggal disini. Aku akan terus berada di sampingmu.”

Jongin berdecak lalu bangkit berdiri, “Kau sudah gila.”

“Aku sudah tau semuanya.”

Langkahnya seketika terhenti, matanya membulat lebar. Pria itu berbalik, kembali menatap Krystal, “Apa maksudmu?”

Krystal menelan ludah, mengepalkan tangannya berusaha menahan rasa sesak di dadanya, “Aku sudah tau semuanya.”ulangnya lagi. “Tentang penyakitmu.”

Rahang Jongin seketika mengeras, “Minho brengsek.”umpatnya kesal.

Krystal menghusap air matanya yang tak bisa di hentikan, “Aku tidak perduli apapun yang terjadi padamu. Tidak perduli penyakit apapun itu, aku akan tetap bersamamu.”

Jongin tertawa mendengus, “Bagiku, semua wanita itu sama.“

“Aku tidak perduli.”balas Krystal cepat. “Aku tidak perduli kau akan percaya atau tidak. Yang jelas aku tidak akan pergi.”

“Kenapa kau melakukan ini?”desis Jongin dingin. “Sebenarnya apa tujuanmu?”

Krystal kembali menelan ludah, “Aku…” gadis itu berusaha menelan tangisnya. “Aku…sangat takut, Jongin.”isaknya. “Aku sangat takut jika aku tidak bisa melihatmu lagi.”

Jongin seketika tertegun.

“Aku tidak tau sejak kapan hatiku menjadi seperti ini. Entah sejak kapan perasaanku berubah. Tapi yang jelas jantungku selalu berdebar ketika bersamamu.”serunya. “Ini bukan salahku. Ini adalah salahmu. Kenapa kau menggendongku saat aku terluka? Kenapa kau selalu menolongku? Dan kenapa kau selalu menciptakan kenangan indah bersamaku? Kau yang membuatku seperti ini, lalu kenapa kau pergi? Kenapa kau tidak bertanggung jawab atas semua yang telah kau lakukan padaku?”

Jongin masih terdiam, namun dalam hatinya berkecamuk hebat. Dalam diamnya dia sedang bertarung dengan hatinya. Sebisa mungkin menahan diri untuk tidak pergi kesana dan memeluk gadis itu.

“Jangan tinggalkan aku, Jongin.” Krystal menunduk dalam-dalam. “Aku…aku benar-benar takut.”

Di luar kesadaran, Jongin berjalan dengan langkah-langkah panjang. Di jangkaunya gadis itu dan ditariknya dia dalam dekapan. Dia kalah!

“Jangan menangis.”lirih Jongin. “Maafkan aku.”

Tuhan, biarkan aku mencintai seseorang satu kali lagi. Karena mungkin ini adalah cinta terakhir dalam hidupku. Berikan aku sedikit waktu, setidaknya untuk melihat senyumnya lebih lama. Kali ini aku yakin, aku tidak akan gagal. Aku tidak akan di tinggalkan lagi. Dan aku tidak akan membenci lagi.

Aku yakin dengan pilihanku saat ini. Jadi biarkan aku hidup lebih lama, Tuhan. Agar gadis ini, tidak menangis lagi.

TBC

 

 

 

 

12 respons untuk ‘SELENE 6.23 (LONG DISTANCE BETWEEN US) PART 18

  1. ellalibra berkata:

    Hueeeeeeeeeee eon pendek amat y ampun knp sedih bgt liat jongin y .. Smg aja dy bs sembuh .. N bs bahagia dg hdpny 😀 neeeeeeext eon fighting

  2. DO DO berkata:

    Baper banget baca tulisan yg bercetak miring, ada rasa sesak di dada eon, aku berharap jongin sembuh dan bisa bahagia, keaadaannya bisa kaya semula pas mereka masih sekolah, berantem, baikan lagiiiii, kan lucu kalo kaya gituuu

  3. han berkata:

    huaaa kaka ohmija tanggung jwab ini nyesek bnget feelnya ceritanya smuanya dpet bnget smpe trharu aku bacanya jongin ah smoga dia ga menyerah sma penyakitnya ..
    ditunggu next chapternya kaka, asap ya panjangin lg wordsnya klo bisa ☺ fighting

  4. desi mulya berkata:

    Unniee…. Knapa jongin nya kaya ginii 😭😭 itu krystal ke jeju lagi buat nemuin jongin, trus gimana sama taemin sehun jonghyun. Apa mereka udh tau jongin sakit??? Plissss fast update yaaa..

  5. mongkailate berkata:

    well, pengetahuanku tentang medis sangat minim, yg aku pnh dengar kanker otak termasuk golongan kanker yg paling berbahaya, tp stadium 2 mungkin masih ada metode pengobatan.
    sejujurnya aku menginginkan ending kepergian jongin di sisi orang orang kesayangannya. meskipun nanti km memilih mempertahankannya, kuharap ada perjuangan besar dr jongin dan krystal sebelum akhirnya jongin bebas dr cancer.
    lbh dr itu aku selalu menunggu update terbaru jadi jangan lama lama yaa/timpukreaderygbanyakmaunyaini

Tinggalkan Balasan ke nurulimania Batalkan balasan