FF : GROWL CHAP. 25

Growl

Tittle              : Growl

Author            : Ohmija

Cast                : EXO and Park Yoora

Genre              : Action, Friendship, Family, Romance

“Hanya kerusakan ringan, sudah ku perbaiki. Tapi sepertinya ada beberapa hal yang harus di ganti.” Ujar Sehun sambil membersihkan tangannya dengan kain lap. Kemudian ia berbalik, menatap Kai namun pria itu justru sedang melamun. “Kau tidak mendengarkanku?”tanya Sehun membuyarkan lamunannya.
Kai mengerjap beberapa kali, “Aku mendengarmu.”
“Apa kau sedang memikirkan sesuatu?” Sehun menjatuhkan diri disampingnya.

“Tidak ada.”jawab Kai. “Tidak ada yang ku pikirkan.”
“Aku rasa ini adalah pertama kalinya aku melihatmu sedang melamun. Bukankah selama ini kau selalu bersikap seolah-olah kau tidak memiliki masalah apapun? Kau selalu mengejekku yang memiliki banyak beban masalah.”

“Aku memang tidak memiliki masalah.”sahut Kai cepat.
“Apa kau sudah selesai?” Tiba-tiba ibu Luhan datang.
Sehun mengangguk sambil tersenyum, “Aku sudah memperbaiki mobilnya eoma.”

“Kalau begitu, sebaiknya kau makan sekarang. Eoma sudah memasak untukmu.”seru ibu Luhan. Namun beberapa sebelum kembali ke rumahnya, ia berbalik lagi, “Jangan lupa ajak temanmu untuk makan bersama.”
“Aku tidak lapar.” Kai langsung berdiri dari duduknya. “Terima kasih.”
“Kau tidak lapar? Sayang sekali padahal aku sudah menyiapkan satu piring lebih untukmu.”
Sehun langsung menyiku perut Kai pelan, “Ya! Eoma sudah menyiapkan untukmu juga. Ayo makan.”
“Tapi…”
“Jika kau sudah merasakan masakan eoma, kau tidak akan bisa menolaknya. Ayo.” Sehun menarik lengan Kai dan menyeretnya secara paksa menuju rumah Luhan.
Dalam langkahnya, Kai terus menatap lurus kearah punggung seseorang yang berjalan di depannya. Punggung yang bungkuk dan terlihat rapuh. Dalam langkahnya, ia terus berusaha menahan diri agar tidak berlari kesana dan memeluk tubuh itu. Agar rasa rindu itu tersampaikan. Agar hatinya merasa lega.
Dan begitu Sehun memaksanya untuk duduk di kursi makan. Kai nyaris seperti kehilangan jiwanya. Hanya rasa sakit yang bisa ia rasakan saat melihat Sehun membantu wanita itu membawa piring-piring makanan keatas meja. Dan saat ia mengecup pipinya lalu mereka tertawa bersama.
Perasaan asing ini, kenapa begitu menyakitkan?
“Apa kau suka telur gulung? Karena Sehun sangat menyukainya jadi aku membuatnya cukup banyak.” Ibu Luhan mengambil piring Kai dan menumpahkan nasi keatasnya. Kemudian ia menyumpitkan satu telur gulung ke piring Kai. “Kau sangat tinggi tapi sangat kurus seperti Sehun. Jadi kau harus makan yang banyak, mengerti?”
Kai menelan ludah. Bersamaan dengan kedua matanya yang terpejam. Samar-samar ia teringat sesuatu. Samar-samar sebuah suara terdengar di dalam kepalanya. Ucapan yang sama dan kelembutan yang sama.
“Kenapa? Kau tidak suka telur gulung?” tanya ibu Luhan lagi karena sejak tadi Kai terus diam.
“Tidak. Aku suka. Aku sangat menyukainya.” Kai langsung menggeleng dan melahap makanannya. Makanan sederhana yang terasa sangat enak. Makanan sederhana yang membuatnya tak bisa berhenti mengunyah.
Makanan sederhana… yang sudah hilang dalam ingatannya.
Sehun menatap pria yang sedang duduk di hadapannya itu. Bahkan ketika ia sedang terang-terangan menatapnya, pria itu tak kunjung menyadarinya. Fokusnya tidak ada. Dia seperti sedang menyimpan sesuatu saat ini.
Dan saat ia mengeluarkan air mata karena cabai yang di makannya. Sehun tau benar jika itu adalah air mata. Bukan air mata yang keluar akibat rasa pedas. Itu adalah air mata sungguhan.
“Kenapa kau menangis?” ibu Luhan juga menyadarinya. “Kau tidak bisa makan makanan pedas?”tanyanya sambil memberikan segelas air pada Kai.
Kai mengangguk pelan, “Yah, ini sangat pedas tapi juga sangat enak. Aku tidak bisa berhenti memakannya, Terima kasih.”ucapnya menghusap air matanya dengan lengan baju.
Kepala Kai perlahan menunduk, menyembunyikan seluruh lukanya. Karena ia sudah tidak sanggup untuk meredamnya lagi. Bertahun-tahun berhasil menekannya, ini adalah bentuk luapan emosi pertamanya.
Sudah bertahun-tahun berlalu dan ia berhasil melupakan seluruh kenangan itu. Kini semuanya kembali, berturut-turut. Semua hal yang telah ia lupakan, bahkan semua hal-hal kecil itu kembali diingatnya sekarang. Sebagian jiwanya yang tertahan pada usia 7 tahun serta kenangan-kenangan yang selama ini ia kubur dalam-dalam kini berontak hebat. Bagaimana ini? Mereka menyerang disaat ia tidak memiliki pertahanan. Disaat dia merasa sangat lemah dan tidak berdaya.
Kai segera menelan kunyahannya dan langsung berdiri dari kursinya, “Terima kasih untuk makan siangnya. Tapi aku harus pergi sekarang.” Kemudian ia membungkuk dan meninggalkan rumah Luhan dengan langkah-langkah panjang.
Dia tidak akan sanggup berada di rumah itu lebih lama. Dia harus segera pergi sebelum seseorang melihat sosoknya yang sebenarnya. Karena dia harus kembali ‘mematikan’ sosok itu dan menjadi sosok dirinya yang selama ini ia bangun.
Ibu Luhan sudah membuka mulut, hendak menghentikannya namun Kai lebih dulu menghilang. Sementara Sehun juga langsung meninggalkan makanannya dan mengejar pria itu. Ada sesuatu terjadi dan Sehun tau Kai tidak sedang baik-baik saja.
“Kai!”panggilnya. “Kim Kai!” Sehun menahan lengan pria itu namun Kai langsung menepisnya. “Apa yang terjadi?”
Kai tidak menjawab apapun, pria itu melompat masuk ke dalam mobilnya dan langsung menginjak pedal gas. Berlalu begitu saja di hadapan Sehun tanpa mengucapkan apapun.
***___***

Selain Baekhyun dan Lay, Chen adalah salah satu orang yang paling memahami Kai. Karena itu, setelah makan siang, ia langsung melesat menuju rumah Chen. Saat itu, Chen sedang memperbaiki mobilnya dan ia terkejut begitu mendapati Sehun muncul di rumahnya.
Ia menatap Sehun dengan kening berkerut sambil membersihkan tangannya dengan kain lap, “Apa yang kau lakukan disini?”
“Ada yang ingin ku tanyakan.”ucap Sehun tanpa basa-basi, pria itu menjatuhkan diri di kursi kayu yang ada di teras rumah Chen. “Ini tentang Kai.” Kening Chen semakin berkerut. “Sebenarnya, apa yang telah terjadi dengan dirinya?” Chen pikir, Sehun telah menyelesaikan pertanyaannya. Hendak ia menjawab pertanyaan itu, namun beberapa saat kemudian, Sehun kembali bersuara, “…di masa lalu.”
Chen menatap Sehun setengah terkejut, “Darimana kau tau?”balasnya dengan nada sedikit menajam.
“Jangan balas bertanya dan jawab pertanyaanku.” Sehun juga menatap Chen lurus. “Karena ini demi sahabatmu.”
“Demi sahabatku?” Chen bertanya sinis. “Bagaimana aku bisa percaya jika yang mengatakan hal itu adalah musuhnya?”
“Terserah apa katamu tapi ini benar-benar demi dia.”ulang Sehun lagi. “Karena dia menangis tadi.”
Keheningan seketika tercipta sesaat setelah Sehun mengucapkan kalimat itu. Syok, membekukan dirinya saat itu juga. Karena yang ia tau, sahabatnya itu tidak pernah menangis. Sama sekali. Bahkan saat ia ditinggalkan oleh orang yang paling ia sayang.

“Jika kau tau dimana dia sekarang, sebaiknya kau menemuinya.”

“Sebaiknya biarkan dia sendiri.”jawab Chen kemudian. “Karena saat ini, dia sedang melepaskan topengnya. Saat itu terjadi, dia tidak ingin ada seseorang yang melihatnya.”
***___***

 

Kris tidak datang hari ini, aku akan mencoba masuk ke ruangannya.

“Nice!” Suho tersenyum lebar saat ia membaca pesan Xiumin. Ini adalah sebuah kesempatan besar agar kenyataan lain bisa terungkap. Buru-buru ia mengontak Lay,

“Bisakah kau ke rumahku sepulang sekolah? Aku butuh keahlian ‘hacking’ mu.”
***___***

Kris telah menunggunya istirahat sejak tadi. Sejak ia memutuskan untuk mengesampingkan pekerjaannya sementara. Karena… ada jawaban yang sangat ingin ia dengar saat ini. Sejak dulu.
“Yoora.”panggilnya menghampiri wanita cantik itu.
Yoora yang sedang berjalan bersama dengan teman-temannya menoleh bersamaan, mata Yoora membulat sementara teman-temannya langsung berbisik-bisik karena mereka bisa bertemu lagi dengan pasien tampan yang tadi datang ke UGD.

“Bisakah kita bicara sebentar?”
Yoora memandang teman-temannya. Dia tau dia tidak mungkin bisa menolak. Yang jelas, dia ingin Kris segera pergi dari sini.
Akhirnya wanita itu mengangguk pelan, “Kalian pergi duluan. Aku akan menyusul nanti.”serunya pada teman-temannya lalu berjalan lebih dulu. Di belakangnya, Kris mengikutinya.
Di salah satu taman rumah sakit, keheningan tercipta cukup lama sejak mereka tiba. Tidak ada yang bersuara. Hanya pandangan Kris yang terus tertancap pada sisi wajah Yoora karena wanita itu terus menatap ke depan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

“Sudah sangat lama.” Hingga suara pertama akhirnya terdengar dari mulut Kris. “Aku senang akhirnya aku bisa bicara denganmu. Bagaimana ka—“

“Jika kau hanya ingin menanyakan kabarku, kau sudah mengetahuinya jawabannya.”potong Yoora dengan nada tegas. Wanita itu membalas tatapan Kris, tepat di manik matanya.
Kris menatap wanita itu nanar, “Harus bagaimana?”tanyanya pelan. “Harus bagaimana aku melupakanmu?”ulangnya. “Karena apapun yang aku lakukan, walaupun waktu sudah berlalu cukup lama, kau masih saja ada di pikiranku.”

Hati Yoora bergetar. Tidak, dia tidak boleh luluh. Pria ini…dia telah menyakitinya. Sangat menyakitinya.
“Apa yang harus aku lakukan, Yoora? Beritahu aku bagaimana caranya karena aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.”
Sekuat tenaga, Yoora menahan air matanya yang akan tumpah, “Aku membencimu.”

“Walaupun kau mengucapkannya seratus kali, aku tetap tidak bisa melepaskanmu.”

Yoora menunduk, tak mampu lagi mempertahankan air matanya. Dia juga merasakannya. Walaupun sudah berkali-kali meyakinkan dirinya sendiri tapi hati kecilnya tetap memilih pria ini. Ada banyak pilihan di depan matanya, tapi hati kecilnya tetap kembali ke tempatnya semula. Ini sangat menyakitkan.
“Siapa kau?” Perlahan ia mengangkat kepalanya, kembali menatap Kris dengan wajah yang sudah basah. “Hingga saat ini, aku bahkan tidak tau siapa dirimu. Walaupun kita sudah menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang lama, aku tetap tidak bisa mengenalimu. Saat kita bersama dan saat kau meninggalkanku, apa kau orang yang sama? Apa kau orang yang selama ini aku kenal? Aku bahkan tidak tau jawabannya.”isaknya. “Kenapa? Kenapa kau melakukan ini pada kami?”

“Aku punya alasan.”

“Apa alasanmu?”balas Yoora cepat. “Kau tidak bisa mengatakannya, kan?”

“Yoora, aku mohon. Percayalan padaku kali ini.”

“Berhenti memintaku untuk percaya padamu!”seru Yoora nyaris membentak. “Kau lupa? Aku sudah melakukannya selama satu tahun. Aku melakukannya walaupun kau tidak pernah mengatakan alasannya. Aku mempercayaimu tanpa mengetahui apa yang harus aku percaya. Aku melakukannya seperti orang bodoh dan lihat akhirnya…” Ucapan Yoora terhenti sejenak. “…kau mengkhianatiku.”

“Aku—“ Kris maju satu langkah ke depan namun Yoora langsung melangkah mundur.

“Aku mohon, Kris.”ucapnya serak. “Aku mohon… jangan temui aku lagi.”
Yoora menghusap air matanya dengan lengan bajunya lalu berbalik pergi meninggalkan tempat itu. Di tempatnya, tanpa bisa melakukan apapun, Kris terus memandang punggungnya hingga menghilang di balik pintu.

“Aku tidak bisa mengatakannya demi dirimu. Andai kau bisa mendengarnya.”
***___***

 

Sehun tak ingat lagi sudah berapa lama ia berdiri di belakang pria itu. Sejak tanpa sengaja menemukannya di salah satu taman kota, ia memutuskan untuk menjaga pria itu dalam diam. Punggungnya membungkuk dan sejak tadi juga tubuhnya membeku tak bergerak. Dan mungkin, ucapan Chen benar. Sebaiknya tidak mengganggu pria itu dan biarkan ia sendiri. Juga… sebaiknya tidak melihat sosoknya yang sebenarnya.

Setelah dua jam lebih duduk menyendiri, akhirnya Kai beranjak berdiri. Pria itu tersentak kaget saat ia berbalik dan mendapati Sehun berdiri tak jauh di belakangnya. Namun sialnya, sudah tidak ada waktu untuk mengenakan topengnya. Kewaspadaannya menghilang dan Sehun telah menangkap basah dirinya. Dirinya yang sebenarnya. Dirinya yang tidak berdaya.
Tangan Kai mengepal di samping tubuh, detik berikutnya ia menghampiri Sehun dengan langkah-langkah panjang dan dengan cepat tangan panjangnya telah mencengkram kerah baju pria itu.
“Brengsek!” maki Kai, tangan kanannya sudah melayang di udara, hendak memukul Sehun.
Sehun menatapnya sarat pengertian, “Jika kau mau memukulku, maka lakukanlah.”
Kai tau semua itu sia-sia. Walaupun ia memukulnya, namun ia tau ia telah kalah. Sehun telah mengetahuinya. Semuanya. Bahkan ia telah mengetahui titik paling bawah kelemahannya. Semuanya sudah di lihatnya.
Namun, tatapan seperti itu adalah sesuatu yang sangat di bencinya. Sebuah tatapan seakan-akan dia sedang di kasihani. Dan sialnya, musuhnya lah yang pertama kali melakukannya.
“Jangan pernah menatapku dengan tatapan seperti itu lagi.”ancamnya dengan nada tajam. Perlahan, tangan kanannya melunglai turun.
“Jika kau membutuhkan seorang ibu, datanglah ke rumah Luhan.”

BUGG!

“AKU TIDAK MEMBUTUHKAN SIAPAPUN!”
Sedetik setelah Sehun menyelesaikan ucapannya, sebuah pukulan mendarat mulus tepat di wajahnya. Seketika Sehun terhuyung mundur dan terduduk di tanah karena pukulan Kai begitu kuat. Sambil menghusap darah di sudut bibirnya, Sehun tersenyum. Karena histeria itu telah menyatakan semuanya, Ia tau kebenaran lain tentang pria ini.
Sementara itu, tak sedikit orang-orang terkejut melihat aksi pemukulan itu. Diantara mereka hanya geleng-geleng kepala melihat ulah dua orang murid SMU itu dan beberapa yang lain memilih pergi menjauh.
Kai masih menatap Sehun lurus-lurus. Namun, kilatan tajam di kedua matanya mereda. Mungkin ini adalah saatnya. Saatnya dia berhenti berpura-pura. Hanya untuk jika dirinya letih sewaktu-waktu, dia tidak perlu lagi bersembunyi. Agar rasa sakitnya terpahami. Itu saja.
***___***

 

Tidak akan ada yang menyangka jika saat ini, dua ketua dari kubu berlawanan itu kini duduk bersampingan. Kai duduk di atas kap mobilnya dengan sebatang rokok yang terselip di bibirnya sementara Sehun berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di mobil Kai. Hari mulai gelap, dan keduanya berada di sebuah bukit menunggu bintang-bintang bermunculan.
“Apa kau selalu mabuk-mabukkan dan merokok setiap kali merasa depresi?”tanya Sehun sambil geleng-geleng kepala melihat kearah beberapa botol soju yang juga terhidang diatas kap.
“Tidak hanya saat depresi, saat bahagia juga.”
“Berhentilah. Kau bisa mati lebih cepat jika seperti itu terus.”
“Aku tidak akan mati sebelum aku menghajarmu habis-habisan.”
Sehun tersenyum mendengus, “Apa kau lupa tadi kau baru saja memukulku?”cibirnya. “Dan sebelumnya, kau juga pernah membuatku babak belur.”
“Kali berikutnya, aku ingin satu lawan satu.”
“Ck, satu lawan satu? Kau sudah pernah mengatakan hal itu sebelumnya namun kau membawa banyak pasukan.”
“Itu adalah strategi.”
“Strategi pecundang maksudmu?”
“Diamlah jika kau tidak mau botol itu melayang ke kepalamu.”balas Kai dengan nada santai.
Sehun tertawa, “Jadi dimana ibumu?”
Kai menghisap dalam rokoknya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan itu, “Entahlah. Aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Dia meninggalkanku ketika aku berusia tujuh tahun.”jawabnya lalu membuang batang rokoknya ke tanah. “Sudah lebih dari 10 tahun.”

“Kenapa kau tidak bertanya pada ayahmu?”

“Aku lebih baik mati daripada kembali ke rumah.”

“Kenapa? Ku dengar kau memiliki rumah yang besar.”

“Yah, rumah besar dengan banyak kupu-kupu di dalamnya.”

“Setidaknya, kau bisa mengabaikan para kupu-kupu itu.”seru Sehun, kepalanya menoleh menatap Kai. “Demi ibumu.”
Kai terdiam sejenak lalu menggeleng, “Hingga saat aku memiliki banyak kekuatan untuk menemukannya.”

“Cepatlah kumpulkan kekuatanmu sebelum kau menyesal nantinya.”
Kai hanya diam. Jika biasanya dia selalu melakukan apapun yang di perintahkan pikirannya, kini ia harus berpikir berulang-ulang untuk melakukan hal yang satu ini. Semua ini tidak mudah. Orang itu telah menghilang selama 10 tahun lebih dan Kai sudah tidak tau dimana keberadaannya. Bagaimana sosoknya dan bagaimana kehidupannya.

“Pikirkan baik-baik. Karena aku selalu yakin jika seorang ibu tidak akan berbuat buruk pada anaknya. Aku yakin, ibumu pasti punya alasan kenapa dia meninggalkanmu waktu itu.”
Lagi-lagi Kai terdiam. Kedua matanya terpejam bersamaan kepalanya yang menunduk dalam-dalam. Beberapa saat kemudian ketika kepala itu terangkat, ada kelegaan di hatinya.
“Terima kasih.”suara beratnya terdengar lirih, namun sungguh-sungguh. Sehun menoleh menatapnya. “Terima kasih.”ulangnya lagi.
“Kau mengucapkan terima kasih tanpa melihat mataku. Apa kau sungguh-sungguh?”seru Sehun bercanda.

“Ya! Yang penting aku sudah mengatakannya.”dengus Kai mulai kesal.

“Setidaknya lihat mataku.”

“kenapa aku harus melihat matamu? Memangnya kau ini siapa? Kau bukan kekasihku.”

“Kenapa kau malu-malu?” Sehun menggoda lagi.

“Ya! Dasar brengsek!”
***___***

Lay menghembuskan napas panjang-panjang dan mengacak rambutnya frustasi ketika akhirnya ia menyerah untuk menembus pertahanan komputer Kris.

“Dia memakai anti virus yang sangat kuat. Jika aku mencoba menembusnya, dia akan mengetahui keberadaan kita.”seru Lay menoleh kearah Suho.

“Bisakah kau coba lagi? Mungkin ada jalan lain.”

“Tidak bisa, Suho. Ini berbahaya. Dia akan mengetahui identitas kita.”

“Brengsek!”

“Suho, bagaimana? Haruskah aku masuk sekarang?” suara Xiumin terdengar melalui earphone Suho.

“Jalan satu-satunya hanya mengetahui kode itu dari pemiliknya langsung.”sahut Lay lagi membuat Suho semakin frustasi.

“Kau tau itu mustahil.”ucap Chen.

“Ada apa?” Tiba-tiba Sehun dan Kai muncul. “Apa yang kalian lakukan?”

“Lay gagal menembus pertahanan kepolisian. Jika dia mencoba meretasnya, maka Kris akan mengetahui identitas kita.”jelas Chen. “Jalan satu-satunya hanya bertanya padanya langsung tentang kode itu.”

“Jika kita meretasnya, maka identitas kita akan di ketahui. Dan jika kita bertanya padanya langsung, itu artinya kita membongkar identitas kita sendiri. Seperti, ‘Hai Kris. Aku adalah FBI. Bisakah kau beritahu apa kode komputermu? Aku ingin mengetahui tentang sebuah kasus.’ Begitu? Kau pikir setelah itu, dia tidak akan membunuh kita?”cibir Kai.

“Lalu apa saranmu?”balas Chen ikut frustasi. “Kita menemukan jalan buntu.”

“Aku juga tidak tau.” Kai mengendikkan kedua bahunya lalu menyenggol bahu Sehun dengan bahunya. “Ya, apa saranmu?”

“Aku di gaji atas kekuatanku. Jangan suruh aku berpikir.”jawab Sehun lalu melengos pergi dan berbaring di sebuah sofa panjang.

“Yah, yah, aku juga menyesal bertanya padamu. Aku lupa jika otakmu tidak berfungsi sama sekali.”

Sehun hanya tersenyum sambil menunjukkan ibu jarinya. Ia kemudian terpejam, bukan untuk tidur, melainkan ia sedang menciba mengingat sesuatu. Tentang angka-angka yang tertera di balik lembar foto Kris dan Yoora. Deretan angka yang ia pikir memiliki kesamaan satu sama lain. Deretan angka yang ia tebak sebagai tanggal penting bagi keduanya. Tunggu… jika tidak salah. Deretan angka itu juga menjadi kode ponsel Yoora.
Sehun semakin memejamkan matanya kuat-kuat, berpikir keras mencoba mengingat angka-angka itu. Jika dia mengingatnya, malam ini dia akan menyelinap.

“Suho, dia siapa?” Kai menunjuk sebuah foto yang tertempel di papan tulis.

“Do Gyung Shik. Orang yang aku cari selama ini. Ayah Kyungsoo.”
Seketika Sehun membuka matanya dan bangkit. Dengan cepat ia melangkah, mendekati papan tulis. “Darimana kau dapat ini?”

“Minseok. Dia menemukannya dari website kepolisian.”

“Apa dia benar-benar terlibat dalam organisasi itu?”

“Kau masih tidak percaya? Kau pikir kenapa aku terus mengejarnya selama ini?”
Sehun terdiam sejenak, lalu ia menoleh menatap Kai, “Malam ini, bisakah kau berjaga di sekitar rumahnya lagi?”

“Sudah beberapa hari aku berjaga disana dan tidak ada siapapun yang datang.”

“Kita tetap harus waspada, kan? Bisakah? Aku harus mengurus hal yang lain.”

“Malam ini, aku akan menemanimu.”seru Chen.

“Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu.” Sehun menepuk sebelah pundak Kai lalu meninggalkan rumah Suho sambil berlari.

“Ya! Apa kau sedang memerintahku?! Aku bahkan belum menyetujuinya!”
***___***

“Brengsek. Aku tidak bisa mengingat angkanya. Bodoh.” Sehun merutuki dirinya sendiri. Ketika bus berhenti, pria itu segera turun dan bergegas memasuki gedung rumah sakit itu. Jika dia tidak bisa mengingatnya, dia bisa memakai cara ini untuk mengetahui angkanya.
Namun, baru saja akan melangkah, mata Sehun mendapati seseorang yang memakai seragam kepolisian sedang duduk di sebuah kursi yang ada di depan gedung rumah sakit.

Pria itu… jadi ini alasannya kenapa dia tidak pergi bekerja hari ini. Apa dia habis mengunjungi Yoora? Apa mereka bertemu tadi?
Sehun mengurungkan niatnya untuk mendatangi Yoora. Memilih untuk mengamati gerak-gerik Kris dari jauh. Tetap menjaga jarak dengan pria tinggi itu, matanya terus menatap ke depan. Pada wajah murung yang baru kali ini di lihatnya. Tidak ada lagi wajah dingin dan berkharisma yang biasanya terlihat, kini sosok itu begitu berbeda.
Dua jam kemudian, Yoora terlihat keluar dari gedung rumah sakit. Sepertinya dia pulang lebih awal hari ini karena saat ini baru jam 10. Sama dengan yang ia lakukan saat ini, Kris berjalan di belakang Yoora secara diam-diam. Dalam jarak yang terjaga agar gadis itu tidak mengetahuinya.
Hingga saat Yoora memasuki sebuah tenda penjual soju yang ada di pinggir jalan, Kris masih mengamatinya dalam diam.
Sebenarnya… hubungan seperti apa yang terjadi diantara mereka di masa lalu? Apa hubungan Yoora noona dan Suho? Juga hubungannya dengan Kris?
Hanya saja, satu hal yang Sehun yakini. Kris menatap Yoora dengan perasaan. Sebuah perasaan yang semua orang bisa mengetahuinya lewat matanya.

Dia mencintai.
***___***

 

“Jadi kau sudah memberitahu semuanya pada Sehun?” tanya Chen dengan mata terbelalak. “Ya! Aku bahkan harus memaksamu dulu agar kau mau menceritakannya.”

“Apa kau cemburu?”decak Kai malas. “Aku tidak bermaksud untuk menceritakannya. Tapi dia tiba-tiba sudah berada di belakangku seperti hantu.”

“Tetap saja. Sepertinya kau lupa jika dia adalah musuhmu.”

“Apa maksudmu? Aku memiliki ingatan yang baik! Aku tidak akan pernah lupa jika dia adalah musuhku!”

“Ck.”

“Ya! Apa itu ‘ck’? Kau tidak percaya?”

“Yaah, sepertinya aku sudah mulai tau kenapa kau tiba-tiba melupakanku. Karena kau sudah memiliki teman baru.”sindir Chen.
“Ya! Bukan begitu! Akh, kau ini.” Kai mengacak rambutnya frustasi. “Begini, Chen—“

“Ssst.”
“Aku mau—“
“Diam.” Chen menunjuk ke depan. Dua orang pria berpakaian hitam terlihat berdiri di depan rumah Kyungsoo. Dengan cepat, Kai dan Chen menurunkan tubuh mereka, bersembunyi dari pandangan dua pria itu.

“Kau pikir siapa mereka?”bisik Chen.
Kai menggeleng, “Apa mereka penguntit?”
“Sepertinya ini gawat. Mereka sedang membuntuti Kyungsoo.”




TBC

26 respons untuk ‘FF : GROWL CHAP. 25

  1. Hilma berkata:

    Wowww., udahlah kai sehun jangan musuhan lagi dong…
    Akhhh.., penasaran penasaran….
    Siapa kris, yoora, suho????
    Nice chingu..
    Ditunggu kelanjutannya neee…..
    Sehuniee semangat!? Kamu luar biasa.. Hehehe 😁😁

  2. Desi Mulya Sasti berkata:

    Anyeong haseo. .. new reader desi imnida.
    iseng nyari ff sehun . eh ternyata nemu disini.. ff nya keren thor cepet di lanjut yaa.

  3. Desi Mulya Sasti berkata:

    Hai new readers desi imnida.
    iseng nyari ff sehun eh nemu disini.. ff nya keren thor 🙂
    jangan lama lama dipublish nya ya thor
    fighting !!!!

  4. ohristi berkata:

    permisi,,, reader bru mau ijn bca ff eonni,,, ceritanya bgs bgt,,, bkin pnasaran,,, friendshipnya kentel bgt,,,,like this pokoknya,,,,,

  5. ellalibra berkata:

    Apa Udh mulai musuhnya muncul ….penasaran kira” apa misteri yg ada didepan mrk ??? Akh ….smg kyungsoo gpp… Neeext eon fighting 🙂

  6. Shofalina Han berkata:

    itu si Kai sama Sehun jadi temenan gitu?? atau sepasang kekasih? haha..
    haduuhh sebenernya Kris terlibat kaga sih? kayanya terlibat.. abis perkataan Yoora bikin pemikiran ttg Kris yg terlibat sm masalah itu .-.
    terus siapa yg ngikutin DO? DO ga bakal kenapa2 kan?
    huaaa makin penasaran banget..

  7. niza berkata:

    aduhhh chen itu knapa sihhhh…, kan lbih baik skrang mreka brteman bkan brtengkar lgi……
    Btw itu spa lagi.., smoga kyungsoo baik2 ajahhh…… D tnggu klnjutan.y

  8. han berkata:

    suka sma persahabatan mereka , sehun sweet bnget , yoora suho kris ada apa dengan mreka sbenarnya ? makin penasaran ..
    kyungsoo jga ada yg nguntit ..
    ditunggu next chap nya ka ..

  9. wikapratiwi8wp berkata:

    “Terima Kasih?” dari seorang Kai untuk Sehun? hahaha lucu ya liat mereka berdua. Chen jangan jealous dong..hihihi ada-ada aja deh si Chen.
    Heum…makin rumit ya hubungannya Kris, Yoora dan Suho? Mana Sehun udah tahu lagi hubungan mereka.
    Okey, what’s the next? What happen? Ditunggu next nya Mijaaa 🙂

  10. Nanako gogatsu berkata:

    Makin kesini makin terkuaklah rahasia yoora-kris-suho.. Hohoho..
    Selalu tak tunggu kelanjutannya.. Semangat…

  11. nurnie berkata:

    Wahh ceritnya bikin penasaran truss, tp up nya lmaa bngdd ..
    Ayolah kak jngn buat readers penasaran truss, apalagi nunggunya lama bngdd ..

    Kyungsoo dlam bhaya yaa ?? Smoga dy gc pp L. Kai sehun baikn ajj yaa, jngn musuhn truss kn capek . Hehhe 😆😆

    Next kak .. fighting 💪👌

Tinggalkan Balasan ke nurnie Batalkan balasan