Bangtan’s Story [Rap Monster’s Version] :Where did you come from? [1/2]

BTS - Where did you come from

Tittle  : Where did you come from?

Author  : Ohmija

Main Cast  : Rap Monster BTS, Jinny Park

Support Cast  : V, Jungkook, Jin, Suga, Jhope, Jimin BTS, Shannon William, Wendy & Seulgi Red Velvet, Seunghee CLC, Kim Jisoo,

Genre  : Romance, School Life, Friendship

“Bisakah kalian tidak menontonnya lagi?”rutuk Jin kesal melihat yang lain tertawa-tawa menonton videonya yang sedang meneriakkan nama Seulgi di taman Hangang. “Itu tidak lucu!”

“Hahaha dia benar-benar terlihat bodoh.”ejek Hoseok masih tertawa geli.

“Dia melakukan semua hal yang kita minta begitu saja.”sahut Taehyung ikut mentertawakan Jin.

Jin mendengus, “Dasar menyebalkan.”

“Itu bukan hal bodoh tapi romantis.” Wendy memiliki pendapat yang berbeda. “Jin oppa mau melakukan apapun untuk membuktikan perasaannya pada Gommi. Itu romantis bukan bodoh.”

Mendengar pendapat Wendy, wajah Jin berubah menjadi sumringah, “Hanya kau yang mengerti aku, Wendy.”

“Lalu apa bedanya denganmu?”ketus Seunghee. “Kau juga mengungkapkan perasaanmu di depan kelas, di hadapan guru dan murid. Bukankah itu sama saja?”

Tawa Hoseok seketika menghilang, “Kenapa kau membahas hal itu lagi?”

“Itu karena kau mentertawakan orang seenaknya.” Seunghee memukul kepala Hoseok dengan sendok hingga ia mengaduh. “Bahkan kau lebih parah karena kau menyebabkan kita di marahi oleh wali kelas setelah itu. Dasar bodoh.”

Hoseok mendengus, “Apa barusan kau mengatai kekasihmu bodoh?!” ia melotot. “Lalu kau adalah gadis bodoh yang mau berkencan dengan orang bodoh.”

“Apa?!”

“Apa kalian benar-benar sedang berkencan?”sahut Jin mulai jengah dengan pertengkaran sepasang kekasih itu. “Kalian selalu saja bertengkar setiap saat.”

“Memangnya kenapa jika kami bertengkar? Itu adalah cara kami menyayangi satu sama lain.” jawab Hoseok lalu merangkul pundak Seunghee.

“Cara menyayangi kepalamu.” Seunghee melepaskan tangan Hoseok dari pundaknya.

“Seunghee, kau harus bersikap lebih lembut pada kekasihmu, kenapa kau begitu galak?”

“Itu bukan urusanmu, Jin.”balas Seunghee.

Mata Jin membulat, “Apa? Ya! Aku lebih tua darimu!”

“Kenapa kau membentak kekasihku?” sahut Hoseok tidak terima.

Jin mengerjap tak menyangka, “Kau memarahiku? Aku sudah membelamu tadi.”

“Memangnya aku minta di bela?”

“Oh Tuhan… Seulgi, kenapa kau tidak membelaku?” Akhirnya Jin meminta bantuan kekasihnya.

“Kau terlalu banyak bicara. Makan ini.” Seulgi menyuapi Jin dengan makanan yang mereka pesan.

Wendy tertawa geli melihat teman-temannya. Hubungan mereka semua benar-benar sangat berbeda. Taehyung yang sangat takut dengan Shannon, Suga dan Wendy yang selalu terlihat manis, Jimin dan Jisoo yang lucu, Hoseok dan Seunghee yang selalu bertengkar dan Jin dan Seulgi yang selalu melakukan tarik-ulur dalam hubungan mereka.

“Aaah…aku merindukan Shannonku.” Taehyung mendesah panjang. “Aku akan pergi sekarang.” pria itu berdiri dari duduknya.

“Kau mau kemana?”tanya Jimin.

“Tentu saja menghampiri kekasihku.”

“Bukankah dia akan marah jika kau menghampirinya di tempat kerja?”timpal Jisoo.

“Aku tidak perduli. Aku sangat merindukannya. Aku pergi dulu.” Taehyung mengambil tas ranselnya dan pergi meninggalkan teman-temannya.

“Dia mau pergi kemana?” tanya Jungkook yang baru saja datang, menghidangkan minuman tambahan untuk teman-temannya.

“Dia bilang dia akan menghampiri Shannon.”

Jungkook seketika tertawa, “Apa dia memiliki banyak nyawa? Dia akan di bunuh oleh Shannon.”

“Aku sudah memperingatkannya, tapi dia tidak perduli.” Jisoo ikut tertawa.

“Ngomong-ngomong, dimana Namjoon?” tanya Jin tidak melihat teman sekelasnya itu di manapun.

“Dia ada di belakang. Sibuk dengan ponselnya.”seru Jungkook.

Kening Wendy seketika berkerut, “Kenapa? Apa yang dia lakukan?”

Jungkook mengendikkan bahu, “Entahlah. Dia tidak mengatakan apapun ketika aku bertanya.”

***___***

Monsterjoon : Jadi kau baru pindah ke Seoul sebulan lalu? Darimana kau berasal?

 

Yourgenie : Aku berasal dari California.

 

Namjoon terus tersenyum sambil menatap layar ponselnya. Dia baru saja mendapat teman baru lewat aplikasi kakaotalk-nya dan ternyata teman barunya itu berasal dari luar negeri.

“Hyung!”

Namjoon terlonjak kaget, hampir saja ia menjatuhkan ponsel yang di pegangnya.

“Astaga, kau mengagetkanku!”omelnya sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku.

“Aku?” Jungkook menunjuk dirinya sendiri dengan kening berkerut. “Aku sejak tadi memanggilmu tapi kau tidak mendengarnya.”seru Jungkook sambil menghela napas panjang. “Manager memanggilmu sekarang.”

“Hah?”

“Manager memanggilmu sekarang.” ulang Jungkook lagi kemudian kembali keluar.

Namjoon berdiri dan pergi ke ruangan manager. Apa dia akan dimarahi? Dia tidak bekerja sejak tadi. Tapi, Jungkook dan Suga tidak mungkin mengadu pada manager.

Namjoon mengetuk pintu tiga kali sebelum di persilahkan masuk. Jantungnya berdegup, dia terus memikirkan apa kesalahannya sehingga dia di panggil kesini.

“Namjoon.”panggil manager.

“Y-ya hyungnim?”tanyanya gugup.

“Silakan duduk.” Namjoon menuruti perintahnya. Ia menarik sebuah kursi dan menjatuhkan diri di sana. “Aku memanggilmu kemari karena sebenarnya aku memiliki sebuah tawaran untukmu. Awalnya aku menawari Jungkook tapi dia menolaknya karena dia terlalu sibuk. Jadi aku menawarimu, jika kau tidak mau, aku akan menawari Suga.”

Kening Namjoon seketika berkerut, “Tawaran apa?”

“Temanku memiliki anak perempuan yang akan menetap disini. Untuk sementara, ayah dan ibunya tidak bisa menemaninya karena urusan pekerjaan. Jadi temanku itu memintaku mencari seseorang untuk menjaga anaknya.”

“Maaf hyung, tapi berapa umurnya?” Namjoon tersenyum kikuk. “Karena aku tidak bisa menjaga anak kecil.”

“Dia seumuran denganmu.”balas Manager. “Atau mungkin seumuran dengan Jungkook, entahlah.”

“Jadi maksudnya bagaimana? Aku harus menjaganya? Aku rasa aku tidak bisa karena aku masih seorang murid dan aku bekerja disini, hyung.” Namjoon menggaruk kepalanya kikuk. “Dan…aku memiliki seorang adik perempuan. Bukankah lebih baik aku menjaga adikku sendiri daripada anak perempuan orang lain?”

“Aku akan membebas tugaskan dirimu jika kau menerimanya. Tidak lama, hanya satu bulan. Temanku itu menawarkan bayaran yang cukup besar untuk pekerjaan itu. Bukankah tahun depan kau akan memasuki universitas?” Manager itu mulai membujuk Namjoon. “Ayolah Namjoon. Lagipula ku dengar, adik perempuanmu adalah kekasih Suga. Kau tidak perlu khawatir karena sudah ada yang menjaganya.”

“Hyung tapi…”

“Kau hanya perlu menjaganya seperti jam kerja disini. Dia adalah pendatang baru jadi dia tidak begitu mengetahui daerah Seoul. Bagaimana jika dia di culik?”

Apa urusannya denganku? Aku tidak perduli, batin Namjoon.

“Ayolah Namjoon…”

Namjoon menghela napas panjang. Dia tidak memiliki alasan untuk menolak. Lagipula jika dia menolak, dia takut hal itu akan berpengaruh pada posisinya disini.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya pria itu mengangguk, “Baiklah hyungnim.”

***___***

Jungkook dan Suga saling tatap bingung begitu Namjoon mengajak mereka berdua pergi ke taman Hangang. Tidak biasanya pria itu mengajak mereka berjalan-jalan sehabis pulang kerja.

Tanpa bertanya, Jungkook dan Suga mengikuti Namjoon menuju taman Hangang. Ketiganya duduk di tepi lapangan basket sambil menonton orang-orang yang sedang berlatih.

“Kenapa kau mengajak kami kemari, hyung?” Suga mengerutkan keningnya.

“Apa ada sesuatu?”sahut Jungkook.

Namjoon menarik napas panjang, “Mulai besok, aku tidak akan bekerja di café selama satu bulan.”

Jungkook dan Suga seketika tersentak, “kenapa?”seru mereka bersamaan.

“Manager hyung memberiku tugas untuk menjaga anak temannya. Dia baru tiba di Korea dan belum tau tentang lingkungan sekitar jadi dia memintaku untuk menemaninya.”

“Tugas macam apa itu?”Suga berdecak sambil geleng-geleng kepala.

“Dia memaksaku menerimanya karena dia bilang bayarannya cukup besar.”

“Dan kau menerimanya?”tanya Jungkook.

“Dia memaksaku.” Namjoon mendesah putus asa. “Lagipula setelah aku pikir-pikir, itu tidak buruk juga. Aku akan segera lulus, aku membutuhkan uang banyak untuk pergi ke universitas.”

“Hyung, maaf sebelumnya. Aku tidak bermaksud ikut campur tapi Wendy bilang ayahmu telah mempersiapkan sejumlah uang untuk biaya Universitas.” Suga menimpali dengan hati-hati.

Namjoon langsung tersenyum masam, “Aku tidak mengambil uang pemberiannya.”

“Masih belum berbaikan dengan ayahmu?”

“Itu adalah hal yang paling sulit.”balas Namjoon. “Sudahlah. Tidak usah di bicarakan lagi, yang jelas aku hanya ingin kalian tau jika mulai besok aku tidak bekerja sementara.”

***___***

Namjoon membaca alamat yang diberikan oleh managernya dan menatap sebuah rumah sederhana bercat putih yang ada di depannya. Tidak salah lagi, ini adalah rumahnya.

Namjoon menekan bel beberapa kali dan tak lama seorang gadis berambut panjang keluar dari rumah.

Astaga, dia cantik sekali…

Gadis itu benar-benar terlihat seperti dia berasal dari Amerika. Rambut panjangnya bewarna blonde dan dia memiliki kaki jenjang yang indah. Ia hanya memakai hot pants dan tank top di musim gugur seperti ini.

Namjoon tersenyum kikuk dari balik pagar sementara gadis itu menatap Namjoon sedikit sinis.

“Kau siapa?” ketusnya tanpa membukakan pagar.

“Aku Namjoon. Aku disuruh datang kemari karena ayahmu—“

“Aaah…kau orang yang akan menjagaku?”

“Iya.” Namjoon mengangguk.

“Kau tidak perlu menjagaku. Pulanglah!”ketus gadis itu lalu berbalik masuk ke dalam rumahnya.

“Hey, tunggu!”cegah Namjoon. Gadis itu berbalik. “Aku tidak bisa pulang karena aku harus menjagamu. Bagaimana jika kau tersesat?”

“Kau pikir aku anak kecil?” balasnya tetap dengan nada tidak senang. “Go! I said go! I don’t need a bodyguard. I can do everything by your self!”

Gadis itu berbalik lagi dan masuk ke dalam rumahnya dengan bantingan pintu, membuat Namjoon hanya bisa menghela napas panjang, Tidak ada yang bisa dia lakukan, kan? Dia tidak mungkin menerobos masuk dan memakasa gadis itu.

Pada akhirnya, Namjoon memutuskan untuk kembali ke cafe. Dia harus melaporkan apa yang telah terjadi pada managernya.

Di café, semura orang terlihat sedang berkumpul, termasuk Shannon yang bisasanya pergi bekerja pada hari libur. Tapi kali ini, gadis itu datang.

“Oh? Namjoon oppa?” seruan Wendy membuat yang lain menoleh.

“Loh? Namjoon oppa? Bukankah seharusnya kau bekerja di tempat lain?”sahut Jisoo bingung. Jungkook dan Suga baru saja bercerita jika mulai hari ini Namjoon tidak akan bekerja di café itu untuk sementara waktu.

“Namjoon, kau kembali? Syukurlah! Kau harus terus bekerja disini!”Jin berdiri dan langsung memeluk Namjoon dan menepuk-nepuk punggungnya, memberikan sambutan yang sangat hangat untuk pria itu.

“Namjoon hyung? Kenapa kau kemari?” Jungkook muncul dan memperlihatkan kebingungan yang sama. “Manager sudah memilih Seulgi sebagai penggantimu,”serunya.

Namjoon hanya menghela napas panjang, dengan wajah lesu duduk di samping Jimin.

“Ada apa, hyung? Kenapa wajahmu seperti itu?” tanya pria itu bingung.

Jungkook, Suga dan Seulgi ikut bergabung dengan yang lain, bersiap untuk mendengarkan cerita Namjoon.

“Gadis itu benar-benar galak!”ucapnya dengan nada frustasi. “Dia bahkan tidak mengijinkanku masuk dan langsung mengusirku begitu saja.”

“Huh? Benarkah?”

“Iya. Dia bilang dia tidak butuh bodyguard.”keluhnya. “Bagaimana ini?”

“Jika tidak mau maka jangan mengerjakan pekerjaan itu.”jawab Suga.

“Tidak bisa.” Namjoon menggeleng. “Ayahnya sudah mentransfer uang muka pada manager hyung.”

“Itu bukan salah kalian, gadis itu memang tidak mau di jaga olehmu.”seru Jin.

Taehyung berkecap sambil geleng-geleng kepala, “Apa dia menganggap remeh Seoul? Dia pikir Seoul adalah kota kecil.”

“Lalu aku harus bagaimana? Apa manager hyung sudah datang?”

“Dia belum datang.”jawab Jungkook. “Sudahlah, hyung. Sebaiknya tunggu hingga manager hyung datang lalu kau jelaskan apa yang telah terjadi.”

“Oppa, minum dulu.” Wendy memberikan segelas air pada kakak kandungnya itu. “Apa dia memarahi oppa? Haruskah aku memberikannya pelajaran?”

“Hey, apa yang mau kau lakukan?” Suga langsung menarik lengan Wendy agar gadis itu berdiri di sampingnya.

“Dia memarahi kakakku, honey!”

“Tapi kau tetap tidak boleh begitu.”nasihatnya.

“Cepatlah protes pada managermu agar dia memecat kekasihku.”desah Jin penuh harap. “Karena kau diberi tugas lain, managermu memilih Seulgi untuk menggantikanmu dan membuatnya berhenti bekerja di rumahku! Aku membutuhkannya untuk mengurus Boong Boong, Namjoon!”rutuknya lagi.

“Walaupun tidak bekerja disini, aku tetap akan mengundurkan diri.”cibir Seulgi.

Jisoo menoleh kearahnya dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa dia masih bersikap kasar?”

“Tidak.” Gadis itu menggeleng. “Ibunya sudah mengetahui hubungan kami, walaupun menyetujuinya, aku pikir tidak seharusnya aku berada di rumahnya setiap hari.”

“Kau kan hanya bekerja, apa salahnya? Lagipula oema tidak mempermasalahkan itu.”protes Jin kesal.

“Siapa yang tau kau akan menggunakan kesempatan itu?”dengus Jungkook melirik sinis kearah Jin. “Jangan berbuat macam-macam padanya.”

“Hey, aku tdak akan berbuat macam-macam!”

“Hentikan.”lerai Hoseok. “Kalian sangat berisik.”

***___***

Namjoon melangkah lemas menuju kelasnya. Semalam, dia telah memberitahu tentang kejadian kemarin pada managernya. Namun, managernya tetap bersikeras meminta Namjoon untuk menjaga anak itu. Dia bilang ini adalah perintah ayahnya. Ayahnya juga telah memberitahu jika anak perempuannya memang sedikit keras kepala dan tidak ingin dijaga oleh siapapun. Jadi, Namjoon harus sedikit memaksa dan tetap menjaganya.

Masuk ke dalam kelasnya, ia di sambut oleh Jin yang masih saja memohon padanya agar dia bilang pada managernya untuk memecat Seulgi. Menanggapi itu, Namjoon hanya menghela napas panjang. Dia sendiri sudah sakit kepala dengan masalahnya, tidak ada waktu untuk mengurusi masalah orang lain. Apalagi masalah kekanak-kanakkan seperti itu.

Jam istirahat, Jungkook dan Jimin menjemputnya dan Jin untuk makan bersama di kantin. Di sudut ruangan, mereka juga bertemu dengan Seulgi dan Jisoo, sehingga mereka memutuskan untuk bergabung dengan dua gadis itu

“Ku dengar ada murid baru di kelasmu, benarkah?” Jisoo bertanya dengan nada ketus pada Jimin.

Jimin membuka tutup ramyunnya sambil mengangguk, “Kau tau?”

“Murid laki-laki di kelasku membicarakannya. Dia murid perempuan kan?”

Jimin mengangguk lagi, “Iya.”

“Dia tinggi, cantik dan seksi. Iya kan?”

“Iya.” Jimin merasakan nada tidak senang Jisoo, ia menatap kekasihnya itu dengan kening berkerut. “Kau cemburu ya?”tanyanya langsung.

“Siapa yang cemburu?!”dengus Jisoo, namun ekspresinya mengatakan dengan jelas jika dia sedang cemburu.

Jimin terkekeh, “Kau cemburu.”

“Tidak!”

“Tenang saja, dia bukan tipeku. Aku tidak suka wanita berambut kuning.”elaknya.

“Lalu jika dia berambut hitam, kau suka?”balas Jisoo cepat.

“Tidak.” Elak Jimin lagi. “Sudah ku bilang dia bukan tipeku. Aku bahkan tidak mengetahui namanya.”

“Namanya Jinny Park. Dia berasal dari Amerika.”

Mendengar kata ‘Amerika’ Namjoon langsung meletakkan sumpitnya dengan kesal, “Sekarang, aku benci dengan kata itu. Aku benci dengan gadis-gadis dari Amerika.”

“Tapi, bukankah Wendy berasal dari sana? Dan kau juga pernah tinggal selama beberapa tahun ketika kau kecil, kan?”ucap Jin.

“Wendy adalah orang Korea yang tinggal di Amerika. Dan aku hanya tinggal selama 2 tahun disana. Kami bukan orang Amerika!”tolaknya mentah-mentah.

Jin hanya terkekeh mendengarnya.

“Tapi dia cantik. Kakinya panjang dan oke…cukup seksi.”

“Lalu? Kau menyukainya?”goda Seulgi.

Jungkook langsung menggeleng, “Aku tidak suka gadis yang terlalu berkelas.”

“Lalu kau suka yang seperti apa? Berkencanlah, kau tidak pernah berkencan, kan?”cibir Jin.

“Benar. Mau sampai kapan kau sendiri? Masa SMU-mu sebentar lagi akan berakhir? Apa kau ingin menyesal nantinya karena tidak menghabiskannya dengan baik?”sahut Jimin, setuju dengan ucapan Jin.

Jungkook langsung mendengus, “Urusi saja urusan kalian sendiri. Jangan mengurusiku.”

“Apa murid baru itu dia?” Seulgi memotong pembicaraan teman-temannya sambil menunjuk kearah depan. “Yang tinggi itu.”

Namjoon, Jungkook dan Jimin yang duduk membelakangi langsung menoleh ke belakang. Lalu, Jimin dan Jungkook sama-sama mengangguk.

“Iya, dia.”

“DIA?!” Tiba-tiba Namjoon memekik.

“Iya, kenapa? Kau mengenalnya hyung?” Salah satu alis Jimin terangkat satu.

“Dia adalah anak perempuan yang harus aku jaga.”seru Namjoon masih terperangah. “Dia yang membuatku di marahi oleh manager hyung semalam dan mengusirku.”

“Dia?” Jisoo dan Seulgi ikut tersentak.

“Iya, dia. Jadi dia murid baru di sekolah ini?”

“Jadi dia? Haruskah aku memberikannya pelajaran, huh? Biar aku yang mewakilkan Wendy.”seru Jisoo.

“Hey, apa yang ingin kau lakukan?” Jimin langsung menggenggam sebelah tangan gadis itu. “Jangan berbuat yang tidak-tidak.”

“Namjoon, sebaiknya kau kesana.” Jin menepuk sebelah pundak Namjoon.

“Untuk apa? Bagaimana jika aku diusir lagi?”

“Memangnya itu penting? Yang lebih penting adalah pekerjaanmu.”balas Jin meyakinkan. “Cepat pergi. Kau tidak mau di marahi lagi, kan?”

Namjoon akhirnya mengangguk lalu berdiri dari duduknya. Pria itu menghampiri gadis tinggi yang sedang mengantri makanan itu dan menarik lengannya membuat gadis itu terkejut.

“Kau?”seru gadis itu terkejut melihat Namjoon.

“Ikut aku!” Namjoon merampas nampan yang ada di tangannya paksa dan mengembalikannya di tempatnya semula kemudian menariknya pergi ke luar ruangan kantin.

“Hey, what are you doing? Lenganku sakit.”serunya sambil memukul-mukul tangan Namjoon. “Hey!”

Namun Namjoon seperti tidak memiliki gendang telinga. Ia terus menarik Jinny menuju taman belakang sekolah.

“Hey, are you crazy?”omel Jinny sambil memijit-mijit lengannya yang terasa sakit. “I’ve said, I don’t need bodyguard. I want to be alone. Don’t follow me or I will hate you!”

Namjoon menatap gadis itu lurus kemudian berseru pelan, “Apa kau sengaja bicara dalam bahasa asing agar aku merasa kesulitan dan menyerah?” katanya. “I’ve lived in USA for two years. I know English, even British accent! I’m sorry ms. But I don’t care if you will like or hate it. I must accompany you. This isn’t about you want to be alone or not but this is about my job. You understand? I didn’t have a lot moneys like you so I must make a lot moneys and this is my way, my job. Jadi, walaupun kau menolaknya, aku akan tetap menemanimu. Walaupun aku harus memaksa.”tegas Namjoon membuat gadis itu terperangah hebat. Dia tidak menyangka jika pria itu bisa berbahasa Inggris dan tidak menyangka jika pria itu pernah tinggal disana. Usahanya gagal. “Sepulang sekolah, aku akan menjemput. Jangan berpikir untuk melarikan diri karena seluruh teman-teman sekelasmu akan menghadangmu jika kau ingin kabur.”ancamnya lalu berbalik pergi.

***___***

Ancaman Namjoon membuat Jinny was-was dengan keadaan sekitarnya. Benarkah teman-teman sekelasnya akan menghadangnya jika dia berniat kabur? Apa seluruh murid-murid disini adalah sekutunya? Tapi, mereka terlihat biasa-biasa saja dan tidak mencurigakan.

“Namanya Kim Namjoon. Kau harus memanggilnya sunbae atau oppa karena dia lebih tua satu tahun darimu.” Seseorang berlalu sambil mengeluarkan suara membuat Jinny sontak terkejut dan menoleh ke belakang.

Dua orang anak laki-laki duduk di kursi mereka dengan senyuman menyeringai menatap Jinny.

Kening Jinny berkerut. Apa mereka yang dimaksud? Apa mereka kaki tangannya?

Jinny menghela napas panjang. Dia sedikit kesal karena merasa dipermainkan oleh orang-orang yang tidak ia kenal itu. Dengan geram, gadis itu berdiri dan menghampiri meja Jungkook dan Jimin.

“Apa maksud kalian?”ketusnya. “Apa kalian tangan kanan orang itu?

“Namanya Namjoon.”seru Jimin datar sambil melipat kedua tangan di depan dada. “Kim Namjoon.”ulangnya lagi.

“Yaah, siapapun namanya.” Jinny tidak perduli. “Jangan mengurusiku!”

“Siapa yang mengurusimu? Aku punya banyak pekerjaan. Aku sibuk.”balas Jungkook masih dengan senyuman menyeringainya.

Jinny semakin merasa kesal, “Kalian—“

“Kau tidak akan bisa kabur karena seluruh murid di sekolah ini akan mengepungmu.”ujar Jimin lagi, memperingatkan. “Sekarang, lebih baik kau duduk di kursimu karena sbentar lagi bel akan berbunyi.”

Oh Tuhan, sekolah ini begitu menyebalkan…

***___***

Dalam perjalanannya untuk menjemput Jinny, Namjoon mengeluarkan ponselnya ketika benda kecil itu bergetar di saku blazernya. Seketika senyumnya mengembang lebar. Ternyata sebuah pesan kakaotalk dari seseorang ber-nickname ‘Yourgenie’, orang yang beberapa hari ini selalu menemaninya mengobrol.

Yourgenie : Sekolah baruku menyebalkan. Ku pikir Korea sangat buruk T.T

Monsterjoon : Korea tidak buruk karena ada aku kkk ^^ Aku hanya bercanda.

Yourgenie : Sangat menyenangkan karena aku memilikimu sebagai teman untuk mengobrol.

Monsterjoon : Tentu saja, aku selalu ada. Mau bertemu?

Yourgenie : Aku ingin tapi sepertinya tidak bisa.

Monsterjoon : Kenapa? Apa kau sibuk?

Tanpa sadar, Namjoon telah sampai di depan kelas Jungkook.

Yourgenie : Aku tidak bisa memberitahumu alasannya. Aku akan memberitahumu nanti. Baiklah, aku harus pulang sekarang. Bye.

“Hyung, aku menjaga tawananmu dengan baik.” Jimin melaporkan seperti seorang petugas yang di beri perintah oleh atasannya. Membuat Jinny langsung melirik sinis.

Namjoon terkekeh, “Kerja bagus, kawan. Terima kasih.” Ia berjalan menuju meja Jinny. “Ayo pulang.”

“Sunbae, dia kekasihmu?” tiba-tiba seorang murid berkoar.

“Tentu saja. Lihat saja, bukankah dia mengajaknya pulang bersama?”sahut murid lain. Di tempatnya, Jungkook dan Jimin tertawa terbahak-bahak.

“Berhenti berharap. Kau tau kan bagaimana jadinya jika berurusan dengan Kim Namjoon?” Jungkook memperingatkan sambil bercanda.

“Mundur lah jauh-jauh ke belakang.”sahut Jimin.

“Kami tidak berkencan!” Jinny berdiri dari duduknya sambil melotot kearah murid-murid yang mengejeknya. “Jangan berkata yang tidak-tidak!”

“Hyung, cepat bawa dia pulang.” Jungkook mengibas-ngibaskan tangannya.

Namjoon mengangguk dengan senyum geli, “Sampaikan pada Suga untuk selalu menjaga Wendy.”

“Jangan khawatir. Ada Taehyung dan Hoseok disana.”

“Ayo pulang.” Namjoon mengajak Jinny dengan anggukan kepala. Gadis tinggi yang sejak tadi kesal itu menurutinya dengan wajah cemberut. Ia berjalan lebih dulu di depan Namjoon membuat Namjoon hanya bisa menahan senyum.

“Sepertinya ini akan sulit. Fighting.” Jungkook dan Jimin menyemangati sebelum Namjoon mengikuti lngkah Jinny.

Setelah keduanya meninggalkan kelas. Murid laki-laki yang awalnya menjadi penggemar Jinny dan berniat untuk mendekatinya langsung mendekati Jungkook dan Jimin untuk mengetahui hal yang sebenarnya.

“Apa mereka benar-benar berkencan?”

“Kau tidak bercanda, kan? Dia berkencan dengan Namjoon sunbae?”

“Di hari pertamanya dan Namjoon sunbae telah mendapatkannya?”

Bagi keduanya, ini adalah hal yang menarik. Membodohi teman-temannya dan mempermainkan mereka. Setidaknya ada sedikit hiburan di kelas.

“Kalian lihat sendiri, mereka berkencan.”seru Jungkook berusaha menahan senyumnya.

“Mereka bahkan pulang bersama.”sahut Jimin semakin meyakinkan.

“Astaga, kenapa seluruh gadis cantik di sekolah ini sudah punya kekasih.”desah Joohyuk panjang. “Dan kau merebut salah satunya.” Pria itu mencibir pada Jimin membuatnya langsung terkekeh.

“Jika kau ingin mendapatkan gadis cantik, syarat pertama, kau harus berwajah tampan lebih dulu.” Pria bermata sipit itu memakai tasnya sambil memperlihatkan senyum kemenangannya pada teman-temannya. “Aku pergi dulu.”

“Dasar menyebalkan.”

***___***

Sejak tadi, Jinny terus berusaha menahan kekesalannya karena Namjoon berjalan di belakangnya seperti seorang bodyguard sungguhan. Hal itu membuatnya risih karena dia merasa seperti sedang diikuti oleh seseorang walaupun itu memang benar.

“Jangan berjalan di belakangku!”ketus Jinny menoleh ke belakang.

“Kau mau aku berjalan di sampingmu?”balas Namjoon santai.

“Kau ini,” Jinny mendengus. “Apa kau memang menyebalkan?”

“Yeah sejak dulu.” Pria itu mengangguk. “Dan apa kau memang suka mengomel?”

“Aku tidak mengomel!”

“Kau baru saja mengomel.”

“Ish!” Jinny menghentakkan kakinya ke tanah. Sungguh, dia tidak punya banyak kesabaran setiap kali menghadapi pria itu. Dengan bersungut-sungut, ia melangkahkan kakinya. Di belakangnya Namjoon hanya tersenyum sambil terus membuntuti gadis itu.

Keduanya berjalan di pinggir jalan. Sepertinya tidak ada tanda-tanda untuk menunggu bus atau alat transportasi lain. Jinny hanya berjalan sambil terus memperhatikan sekitar.

Korea memang berbeda dengan Amerika. Walaupun Amerika lebih besar tapi Korea lebih membuat tenang. Yah, sangat terasa jika suasana disini sangat ramah dan aman. Dengan bebas, dia bisa berjalan di pinggir jalan tanpa harus mengkhawatirkan ada orang jahat.

“Kau lihat gedung yang tinggi itu?” Tanpa sadar Namjoon sudah berdiri di samping gadis tinggi itu. “Itu adalah menara Namsan. Banyak tempat menyenangkan disana. Salah satunya kereta gantung.” Ia menjelaskan. “Dan tempat yang paling popular disini adalah Taman Hangang. Biasanya aku dan teman-temanku pergi kesana untuk bermain basket.”

Awalnya, Jinny mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Namjoon. Namun beberapa saat kemudian ketika dia telah menyadari keadaan, dia langsung melotot kearah Namjoon.

“Kenapa kau mengajakku bicara?” ia kembali berujar ketus. “Aku tidak bertanya dan aku tidak mau tau!” Gadis itu berbalik dan pergi meninggalkan Namjoon.

Senyum geli Namjoon tidak bisa di tahan lagi. Jika di lihat-lihat, sebenarnya dia lucu.

***___***

Monsterjoon : Sedang apa?

Yourgenie : Menonton drama. Agar bahasa Koreaku semakin lancar.

Monsterjoon : Itu bagus.

Yourgenie : Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan? Bekerja?

Monsterjoon : Tidak. Aku sedang berbaring.

Yourgenie : Biasanya kau bekerja pada jam seperti ini.

Monsterjoon : Aku di beri tugas lain. Kali ini pulang lebih awal.

Yourgenie : Oh, begitukah?

“Oppa!”

Baru akan membalas pesan dari teman chattingnya, sebuah suara mengagetkan Namjoon. Pria itu bangun dari tidurnya dan segera membuka pintu rumahnya.

“Wendy, apa yang kau lakukan?” Begitu melihat siapa yang berdiri di balik pintunya, Namjoon langsung tersentak. Ia menarik lengan adiknya itu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. “Kau tau kawasan ini sangat sepi. Berbahaya jika kau kemari sendirian. Dimana Suga?”

“Dia sedang bekerja.” jawab Wendy dengan tersenyum. “Aku tidak mengatakan padanya jika aku akan kemari.”

“Kau tidak boleh datang kemari seorang diri lagi, mengerti?”

“Oppa, hari ini aku memasak banyak makanan dan aku teringat oppa. Aku khawatir jika oppa belum makan.”

“Huh?” Kening Namjoon berkerut. Sementara Wendy, pergi ke dapur dan memindahkan makanan buatannya di beberapa wadah.

“Oppa, kau harus makan yang banyak, mengerti?”

Namjoon duduk di kursi makan sambil memandang punggung adiknya dengan senyum, “Kenapa kau seperti oema yang suka mengomel?”

Wendy menatap Namjoon sekilas, balas tersenyum, “Aku adalah anaknya.”ucapnya bangga. Kemudian gadis itu membawa wadah-wadah makanan dan meletakkannya diatas meja makan. Ia mengambil sebuah mangkuk dan menghidangkan nasi hangat untuk Namjoon.

“Apa semua makanan ini enak?”

“Tentu saja.” Gadis itu duduk di hadapannya. “Aku sangat jago memasak.”

“Benarkah? Apa kau sering memasak untuk Suga?”

“Lumayan. Karena dia terlalu sibuk bekerja dan lupa makan.”

“Kenapa tidak memasak untukku juga?”

“Mulai sekarang aku akan memasak untuk oppa.”

Namjoon tersenyum, “Janji?”

“Aku berjanji!” Wendy mengangguk mantap. “Ngomong-ngomong, bagaimana hari ini? Dan bagaimana tugas oppa?”

“Tidak buruk.” Namjoon menjawab dengan kunyahan penuh.

“Apa dia memarahi oppa lagi?”

Kakaknya menggeleng, “Oppa memiliki cara agar dia bertekuk lutut.” Kemudian tertawa geli.

“Jika dia memarahi oppa atau bersikap kasar, bilang padaku.”

“Apa yang mau kau lakukan?” Namjoon menatap adiknya dengan senyum.

“Aku akan memukulnya.”

“Memukulnya?” Wendy mengangguk-angguk. “Oppa pikir adik oppa adalah gadis yang lembut. Dia tidak akan memukul orang lain.”

“Tapi, jika seseorang memarahi oppa, aku bisa memukulnya.”

Namjoon terkekeh,”Jangan khawatir, oppa bisa menyelesaikannya.”

***___***

Keesokan harinya, Namjoon kembali berdiri di depan ruang kelas Jungkook. Mnejemput sang putri dan mengajaknya pulang bersama.

Bertemu dengan seniornya itu di depan kelas, Jungkook dan Jimin sudah bisa menebak apa yang sedang ia lakukan di depan kelas mereka.

“Dia masih di dalam.”seru Jimin memberitahu.

“Hyung, Suga bilang kemarin Wendy pergi ke rumahmu.”ucap Jungkook.

Namjoon mengangguk, “Aku juga terkejut dia tiba-tiba datang.”

“Hyung, beritahu dia untuk tidak pergi kesana lagi seorang diri. Kau tau kawasan itu sangat berbahaya.”

“Aku sudah memberitahunya. Karena itu kemarin aku meminta Suga untuk menjemputnya dan mengantarnya pulang.”

“Itu artinya kalian harus segera pindah dari kawasan itu.”sahut Jimin. Keduanya menoileh kearahnya. “Aku tidak yakin Wendy tidak akan datang kesana lagi. Biar bagaimanapun dia adalah adikmu. Dia pasti ingin mengunjungimu.”

“Tapi, hanya itu kawasan apartement yang murah.” Namjoon mendesah panjang. “Aku sedang membutuhkan uang saat ini, aku tidak bisa pindah.”

Jimin hanya diam. Dia tidak bisa berbuat apapun lagi jika itu masalahnya. Dua temannya itu memang sedikit kesulitan dalam hal keuangan, dia tidak bisa melarangnya.

“Ayo pulang.” Tiba-tiba suara Jinny terdengar. Gadis tinggi iu berdiri di belakang Jungkook, membuat pria itu langsung bergeser ke samping Jimin.

“Silakan lewat, tuan putri.”godanya berlagak seperti pengawal kerajaan.

Jinny hanya mencibir.

“Jimin!”

Dari arah belakang, Jisoo juga muncul bersama dengan Seulgi dan Jin.

“Taehyung mengajak kita bermain basket sore ini. Bagaimana?” seru Jin sesaat setelah dia datang.

“Aku tidak bisa.” Jungkook menggeleng. “Aku harus pergi bekerja.”

“Aku juga harus bekerja.” Namjoon melirik kearah Jinny kemudian melemparkan senyum pada Jin.

“Aku juga ada latihan setelah ini untuk pertandingan terakhir bulan depan.”

“Kalau begitu kita bertemu saja di café seperti biasa.”usul Jimin. “Aku yakin Suga juga tidak bisa karena harus bekerja.”

Jin mengangguk, “Baiklah. Aku akan memberitahunya nanti.”

“Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku bisa terlambat.” Kemudian Jungkook menoleh kearah Seulgi. “Apa kau juga ada latihan?”

Seulgi menggeleng, “Tidak ada.”

“Kalau begitu ayo pergi bersama.”ajak Jungkook yang langsung di balas dengan pelototan galak oleh Jin.

“Jangan mencoba macam-macam, Jeon Jungkook!

“Aku hanya mengajaknya pergi bersama.”balas Jungkook tanpa dosa. “Kau tidak bisa mengantarnya karena kau ada latihan, kan?”

Jin mendengus, akhirnya denga sangat terpaksa mengijinkan mereka berdua pergi, “Setelah latihan, aku akan datang. Kita pulang bersama.”

Seulgi tersenyum lebar, “Baiklah.”

Jungkook dan Seulgi meninggalkan teman-teman mereka sedangkan Jin berbalik menuju gedung olahraga, meninggalkan Jimin, Jisoo, Namjoon dan Jinny disana.

“Ayo, kita pulang.”ajak Namjoon. Lalu ia menoleh kearah Jimin. “Mungkin Aku akan datang sedikit terlambat malam ini. Aku akan datang setelah menyelesaikan ugasku.”

Jimin terkekeh, “Aku tau.”

“Kalau begitu, aku pergi dulu.”

***___***

“Apa mereka semua adalah teman-temanmu?” Jinny menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang, bertanya pada Namjoon yang berjalan di belakangnya.

Namjoon mengangguk, “Mereka juniorku tapi sudah menjadi sahabatku. Kenapa?”

Jinny menggeleng, “Tidak apa-apa.”

“Kau menyukai salah satu diantara mereka?”

Ucapan Namjoon sontak membuat Jinny menoleh ke belakang kembali dengan mata melebar, “Tidak!”

Namjoon terkekeh, “Aku pikir kau menyukai salah satu diantara mereka.”katanya. “Jika kau menyukai salah satu dari mereka, sebaiknya jangan. Tapi, kau bisa menyukai Jungkook.”

Kening Jinny berkerut, “Kenapa?”

“Mereka telah memiliki kekasih.” ucap Namjoon. “Pria tinggi yang tadi adalah Jin, dia teman sekelasku. Dia adalah kapten basket di sekolah, kekasihnya adalah Seulgi, gadis yang pergi bersama Jungkook tadi. Dia kapten pemandu sorak di sekolah.” Ia menjelaskan. “Dan gadis yang bersama Seulgi tadi adalah Jisoo, dia kekasih Jimin. Dia juga termasuk salah satu anggota tim pemandu sorak. Hanya aku dan Jungkook yang belum memiliki kekasih.”

Jinny mencibir, “Karena kalian sangat aneh jadi kalian tidak memiliki kekasih.” Gadis itu berbalik, berjalan meninggalkan Namjoon yang hanya tersenyum mendengarnya.

“Kau mau ikut aku pergi ke café?” Namjoon berjalan cepat, menjajari langkah Jinny.

Kening Jinny berkerut, “Café apa?”

“Tempat aku bekerja sebelumnya, disana biasanya aku juga berkumpul dengan teman-temanku.”

“Kenapa aku harus ikut denganmu?”

“Aku mau memperkenalkanmu dengan teman-temanku.” Namjoon tersenyum. “Tapi sekarang, sebaiknya kita pergi ke taman Hangang dulu.”

Tanpa meminta persetujuan Jinny, Namjoon menarik lengan gadis itu, memasuki sebuah bus yang berhenti di halte. Jinny sontak terkejut namun tidak melakukan protes apapun ketika Namjoon mendorong tubuhnya menduduki sebuah kursi yang terletak paling belakang.

Pria itu menjatuhkan diri di sebelah Jinny sambil tersenyum menatapnya, “Lebih enak naik bus daripada naik taksi.”ucapnya.

Jinny hanya diam. Matanya kemudian menatap kearah luar jendela ketika bus mulai bergerak. Sebenarnya, dia sangat ingin mengunjungi beberapa tempat namun sulit mengatakannya pada Namjoon. Dia sedikit malu.

Ketika bus berhenti, Namjoon berdiri lebih dulu dan mempersilahkan Jinny berjalan di depannya. Sore itu, taman Hangang terlihat lumayan ramai. Banyak orang-orang yang berlalu-lalang disana.

Namjoon mengajak Jinny menuju lapangan basket, tempat biasanya dia bermain dengan teman-temannya. Terlihat Taehyung dan Hoseok sedang bermain di lapangan itu, juga ada Seunghee yang sedang duduk di pinggir lapangan.

“Aku pikir kalian tidak jadi bermain.” suara Namjoon langsung membuat mereka bertiga menoleh ke belakang.

“Namjoon oppa!”sambut Seunghee dengan senyum lebar.

“Huh? Namjoon hyung?” Taehyung menghentikan permainannya dan menghampiri pria itu. “Jin bilang kalian tidak bisa datang.”

“Bukankah kau bekerja?”sahut Hoseok.

Namjoon mengangguk, “Aku sedang bekerja sekarang.” Ia melirik kearah Jinny yang terlihat canggung.

“Oh, jadi dia?”seru Taehyung.

“Perkenalkan, dia adalah Jinny. Dia juniorku, teman sekelas Jungkook dan Jimin.”

Seunghee membungkukkan tubuhnya, “Annyeonghaseo, aku Seunghee. Dia Hoseok d dia Taehyung.”

Jinny balas membungkuk, “Aku Jinny Park.”

“Cantik juga.” Taehyung bersiul menggoda namun langsung mendapat pukulan dari Hoseok.

“Perhatikan matamu.”

Taehyung memegangi kepalanya sambil meringis, “Aku hanya bilang dia cantik. Kenapa memukulku?”

“Kau mau aku memberitahu Shannon tentang hal ini?”

“Ya, jangan lakukan itu!” Taehyung langsung berubah takut begitu mendengar nama kekasihnya.

Namjoon terkekeh, “Sudahlah, jangan hiraukan mereka.” Ia menatap Jinny. “Mau jalan-jalan?”

Jinny mengangguk, “Baiklah.”

“Aku jalan-jalan dulu. Sore nanti, kita bertemu di café.”

Namjoon melambaikan tangannya pada teman-temannya lalu berjalan menjauh , meninggalkan mereka di lapangan. Di tempat mereka, Taehyung, Hoseok dan Seunghee menatap keduanya dengan senyum.

“Kau memikirkan apa yang aku pikirkan?” Hoseok menyenggol bahu Taehyung dengan bahunya.

“Sepertinya akan ada pasangan baru.”sahut Seunghee.

Taehyung tersenyum geli, “Wendy akan punya kakak ipar.”

TBC

11 respons untuk ‘Bangtan’s Story [Rap Monster’s Version] :Where did you come from? [1/2]

  1. Oh Min Joo berkata:

    Akhirnyaaaaaaa bangtan story muncul jugaaaaaa 😁😁😁
    Dah lama banget nungguin nya 😒
    Dah ketebak yang jungkook pasti terakhir -,- Iyadonggg, diakan yang paling special jadi yang terakhir. Diakan yang biasanya nyelese-in masalah pasangan2 itu, jadi pasti beda klo dia yang bakalan punya pasangan 😁😁

    Gua tau sebenernya yourgenie itu jinny , monsterjon itu rapmon 😁😁 penasaran kalo mereka saling tau nanti . Lanjuttttt, penasaran.

  2. xxijisuu berkata:

    Hai , authornim? Aku reader baru nih d FF-nya author 🙂 berawal dari ‘ke-tidak-sengajaan’ saya berselancar di search engines dengan keyword “Kim Jisoo fanfic” well, ketidaksengajaan itulah yang membawaku berjumpa dengan FF author dengan cast Jisoo. Okay, saking penasarannya saat tahu bahwa tiap cerita dibagi-bagi dan aku pun mencari bagian pertama FF “Bangstan’s Story”
    Seriously, FF author mampu menarik imajinasi-imajinasiku yang emang pada saat itu lagi kekurangan imajinasi T^T
    Dari segi karakter, alurnya, tataan bahasa dan kosakatanya, maksud terselubungnya (?) , dari awal sampai bagian Rap itu memiliki sisi manis yang membuat pembaca jadi greget. Walau ceritanya simpel dan mudah ketebak—tidak semuanya sih, tapi mampu menarik s pembaca untuk tidak bosan. Kata-kata manis yang digunakannya juga perfect ! Gak nanggung-nanggung, terus karakter lainnya juga selalu nongol jadi gak memusatkan d satu karakter hahaha

    aduhhhh ini terlalu panjang kali ya saya ngomongnya 😀 overall, i love your fanfict ! Apalagi di bagian ini baby Jinny-ku muncul !!!! Kyaaaaa >.< Jinny-ku !!! Karakter Jinny juga gak jauh beda sih, sama penampilan Jinny hahahaha

    O ya salam kenal ya authornim ^^ Ira, 96L. YGstan dan pastinya Kim Jisoo addict 🙂 hehehe maaf baru bisa komen, sebelumnya pengen comment tapi lupa akun wordpress hahaha Ohh satu lagi, bolehkah saya meminjam nama-nama couple di FF authornim? .-.

  3. Mrs. Yehet berkata:

    akhirnya ff ini dipost lagi,, lama bgt nunggunya tapi udh terbayar krna ini skrg
    penasaran gmna ekspresi mereka berdua kalo tau mreka temen chatting,, jinny udh mulai luluh ya skrg, gk galak2 lagi
    next next

  4. mifta berkata:

    halu kak author aku balik baca bangtan story yang versi lain lagi ahihihi keren kak author. ijin baca ya kak author yg versinya rap moon. aku readers baru di sini

Tinggalkan Balasan ke Ulfah hasanah Batalkan balasan