FF : The Lords of Legend (Chapter 12)

The Lords of Legend

Tittle : The Lords of Legend

Author : Oh Mi Ja

Genre : Fantasy, Action, Friendship, Comedy

Cast : All member EXO

Desclimer : Cerita ini mengandung istilah dari beberapa mitologi kuno. Cerita ini murni fiksi dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Jika masih bingung dengan istilahnya, silakan liat teaser ^^

https://koreadansaya.wordpress.com/2013/05/26/teaser-2/

Yonsei High School, Jongno-gu, School Yard

“Hey, Ilhoon!”sapa Sehun menepuk pundak Ilhoon saat melihatnya berjalan didepannya. Ia tersenyum namun Ilhoon justru berkecap dan membuang muka.

“Apa?”ketus Ilhoon

“Masih marah?”tanya Sehun. “Maaf soal kemarin. Aku tidak bermaksud untuk mengatakan hal yang kasar padamu. Hanya saja–”

“Aku rasa kau sangat dekat dengan orang-orang aneh itu, sampai kau melupakan jika aku adalah sahabatmu juga”potong Ilhoon membuat Sehun seketika tersentak

“Hey, tidak seperti itu! Kau salah paham lagi”

“Aku melewati rumahmu kemarin dan aku melihat banyak mobil-mobil mewah yang terparkir didepannya. Sepertinya mereka sedang berkunjung”

Sehun menghembuskan napas panjang, “Kenapa kau seperti membenci mereka? Mereka tidak pernah melakukan suatu kesalahan padamu”

“Tapi mereka menyakiti Ravi!”balas Ilhoon memberikan penekanan pada kalimatnya sambil memberikan tatapan tajam pada Sehun. Keduanya tepat berhenti ditengah koridor. “Dan Ravi adalah sahabat kita…”lanjutnya lagi

“Dia hanya rekan satu timku, Ilhoon. Dia hanya sahabatmu dan bukan sahabatku. Aku tidak mempunyai sahabat kecuali kau, oke?!”

“Terserah kau…” Ilhoon berlalu malas meninggalkan Sehun namun Sehun langsung mencekal lengannya dan menariknya ke belakang kembali.

“Jika ini adalah masalah wanita, bukankah hal itu bukan hal yang penting?”seru Sehun mencoba memberikan penjelasan lagi. “Aku tau Ravi sangat mencintai yeoja itu dan sejak kedatangan Luhan, yeoja itu menjadi menjauh. Tapi bukankah kau bisa melihat sendiri jika Luhan sama sekali tidak tertarik? Dia hanya mencoba bersikap baik karena ingin berteman dengan semua orang. Bukan bermaksud untuk merebut pacar Ravi”

“Cih, kau bahkan sangat mengerti dirinya sekarang”

“Ilhoon, ayolaah. Aku tau Ravi adalah sahabatmu dan kau kesal jika ada seseorang yang menyakitinya. Tapi dalam hal itu, kita tidak punya hak untuk mencampurinya bahkan untuk membenci mereka yang sebenarnya tidak bersalah”jelas Sehun. “Kita sudah berteman sejak dulu dan aku sangat mengenal bagaimana dirimu. Tapi sekarang kenapa kau berubah? Ilhoon yang ku kenal bukanlah Ilhoon yang dapat membenci orang lain”

“Dan Sehun yang ku kenal, bukanlah Sehun yang gampang berteman dengan orang lain!”sahut Ilhoon tetap ketus. Tidak mau mengalah dan tidak mau mengerti dengan penjelasan Sehun. “Jika kau tidak memperingatkan sahabat berambut ungu-mu itu untuk menjauhi yeojachingu Ravi, aku tidak akan mau bicara denganmu lagi!”

Ilhoon memberikan tatapan kesal pada Sehun sesaat sebelum akhirnya pergi meninggalkan Sehun yang sedang terpaku ditempatnya sambil menghela napas panjang.

Sebenarnya, kenapa Ilhoon begitu membela Ravi melebihi dirinya? Bahkan dia tidak mengetahui sejak kapan mereka berdua menjadi sepasang sahabat.

***___***

Yonsei High School, Jongno-gu, Seoul

Sesampainya di kelas, Sehun mendapati jika teman sebangkunya kini telah berubah. Bukan lagi pria dengan kacamata yang selalu bertengger manis di hidungnya, tapi justru menjadi pria tinggi dengan eyesmile yang menghiasi sepasang mata kecilnya. Dia Minhyuk. Seorang murid yang seharusnya duduk di deretan paling belakang bagian pojok kiri. Dia adalah teman sebangku Jonghyun sebelumnya dan tiba-tiba menjadi teman sebangkunya sekarang.

Ia melirik ke bagian belakang. Sudah mengetahui jika Ilhoon yang menyuruhnya untuk pindah ke tempat duduknya, menggantikan dirinya yang masih marah dan tidak mau bicara dengan Sehun.

“Hei, maaf. Ilhoon—“

“Oke”potong Sehun enggan mendengar penjelasan apapun. Rasanya kesal, karena sahabat selama ini yang sangat ia percaya lebih mementingkan orang lain daripada dirinya. Terlebih lagi, orang itu adalah Ravi.

Seorang murid yang berasal dari kalangan elite dan selalu bersikap seenaknya. Ia selalu menganggap uang bisa membeli teman dan kebahagiaan. Bahkan, ia sempat menawari Sehun untuk memberikan posisi kapten padanya. Jika saja ia lupa tentang janjinya pada ayahnya, mungkin Sehun akan menyetujuinya.

Ia meluruhkan tubuhnya bersamaan dengan desahan panjangnya yang terdengar berat. Sambil membuang tas ranselnya keatas meja, seperti biasa ia duduk bersandar pada sandaran kursi sambil menatap keluar jendela.

“Hey…” Sehun menoleh saat Luhan mengetuk-ngetukkan jarinya di punggungnya. “Ada apa? Kenapa Ilhoon tidak duduk bersamamu lagi?”bisiknya

“Kalian tidak bertengkar, kan?”sahut Kai dengan suara yang tidak kalah pelan

Sehun hanya menggeleng singkat. Lalu berbalik kembali. Sedikit kesal dengan mereka karena semua ini terjadi akibat mereka juga. Jika saja waktu itu dia tidak pulang bersama Lay dan mengenalkan Bulgogi padanya. Mungkin semuanya tidak akan seperti ini.

***___***

Saat jam istirahat, Sehun sama sekali tidak berminat untuk menyantap bekalnya. Hanya membiarkan kotak bekal itu tergeletak diatas mejanya sambil memandangnya dengan tatapan kosong. Biasanya Ilhoon akan menemaninya makan dan mereka akan berebut lauk yang sudah dibuat oleh ibu Sehun. Tapi, sekarang bangku itu kosong dan Minhyuk juga sudah menghilang menuju kantin.

Menikmati kesendiriannya selama beberapa saat, tiba-tiba kelas yang semulanya kosong itu perlahan-lahan memperlihatkan beberapa orang. Mata Sehun langsung beralih kearah pintu, karena satu-persatu orang-orang berambut warna-warni mulai berdatangan dan berdiri didepan kelas. Berjejer layaknya mereka akan menampilkan sesuatu pada Sehun. Dalam hati, Sehun menggerutu, ‘apa mereka pikir mereka keren?’

“Kau tidak lupa dengan janji kita kemarin, kan?” D.O maju mendekati Sehun.

Kening Sehun berkerut, “Janji? Janji apa?”

“Adu panco”

“Ah” Sehun mengingatnya. “Bisakah kita lakukan itu lain waktu? Aku sedang tidak ingin melakukan apapun”decaknya malas

“Kau sudah berjanji padaku dan kau harus menepatinya”

“Aku tidak berjanji. Hanya kau yang menginginkannya. Lagipula sudah bisa dipastikan siapa pemenangnya”

“Kau meremehkanku?” salah satu alis D.O terangkat naik

“Apa lagi yang harus dibuktikan? Kau tidak akan bisa menang dariku”

“Kalau begitu kita buktikan”

Sehun membuang napas keras, “Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?!”

“Sederhana. Yang menang akan melakukan apapun dan yang kalah harus menurutinya”

“Ini adalah tantangan. Kau bukan pengecut, kan?”sahut Chanyeol memanasi

“Tentu saja tidak. Sehun adalah kapten sepak bola”ujar Lay membela Sehun yang justru mendapat pelototan dari dewa lain

Rahang Sehun mengatup rapat, “jika kalian kalah, kalian harus keluar dari sekolah ini dan pergi dari hidupku!”

D.O mengangguk mantap, “Oke. Deal”

***___***

Pertandingan akan dilakukan saat jam pulang sekolah. Para dewa sengaja memilih saat itu agar pertandingan mereka tidak menjadi tontonan banyak orang. Menemukan dewa bukanlah hal yang harus disebarkan. Justru, mereka harus menyimpan rapat-rapat jika Sehun memanglah seorang dewa.

Setelah selesai memberikan tantangan pada pria berkulit putih itu, para dewa memilih duduk bersama di atap sekolah bersama. Memilih tempat yang jarang dikunjungi itu sebagai tempat untuk melakukan diskusi dadakan.

“D.O, kau benar-benar yakin jika Sehun adalah dewa Ares?”tanya Luhan membuka obrolan

“Benar. Kenapa dia? Bukankah dia tidak ada saat kita berada di taman sungai Han waktu itu?”sahut Kai

Chen mengangguk, “Dan, bukankah saat kita berada di rumahnya, kita tidak merasakan getaran apapun?”

D.O tidak bersuara. Hanya berdiri di pinggir sambil melipat kedua tangannya diatas besi pembatas. Membelakangi dewa lain yang terus menunggu jawabannya.

“D.O…”seru Kai lagi, tidak sabar dengan sikap pendiam D.O yang tidak menjawab apapun.

“Kita akan mengetahuinya nanti” akhirnya Suho yang mengambil alih. “Sekarang, kita harus membuktikan jika pikiran D.O benar atau tidak”

“Jika dia memang dewa Ares, kau sudah pasti kalah dan kita harus pergi dari sekolah ini D.O” Kris memperingatkan. “Jangan lupa jika aku dan Suho menciptakannya dengan kekuatan yang kuat. Walaupun kau adalah dewa terkuat, tapi kau tetap akan kalah dengan dewa Ares

“D.O!! Kau gila?!” Chanyeol menghampiri D.O dan mendorong pundaknya keras. Walaupun tindakannya tetap tidak membuat D.O bergerak dari tempatnya. “Jika dugaanmu memang benar dan Sehun ternyata memang dewa Ares, tetap saja kita harus pergi dari sekolah ini! Dan kita akan semakin jauh darinya dan tidak bisa kembali ke negeri langit sebelum Ragnarok!”

“Chanyeol…” Kai menarik lengan Chanyeol agar ia mundur

“Apa?! Kau mau membelanya?! Dengar, jika kita terlambat, Jotun akan keluar dan menghancurkan negeri kita! Dan hal itu akan semakin membuatku merasa bersalah seumur hidupku!”

Loki, dengarkan aku” Suho mengulurkan kedua tangannya, mencekal kedua lengan Chanyeol dan menghadapkan tubuhnya padanya. “Jangan lupa jika orang tuaku juga berasal dari Jotunheim. Wujudku yang sebenarnya juga raksasa sepertimu”

“Tapi Bestla sudah diangkat menjadi dewi. Sedangkan orang tuaku? Mereka tetap raksasa. Bahkan yang membunuh orang tua kalian!”

“Jangan berpikir yang tidak-tidak”sahut Baekhyun. “Ibuku dan D.O juga seorang raksasa. Walaupun dia telah diangkat menjadi dewi, di dalam tubuh kami tetap ada darah Jotunheim. Tidak hanya kau yang wujud sebenarnya adalah raksasa, aku, Suho dan D.O juga”hibur Baekhyun

“Aku tidak akan membiarkan dewa Ares pergi lagi” tiba-tiba suara dingin D.O terdengar. Ia tidak berpaling, tetap menatap ke bawah. “Jika nanti aku berada di titik bawah, kalian lah yang harus membantuku. Jangan terlihat, agar aku bisa menang”

***___***

Tidak lagi bisa menahan dirinya, Sehun terus mencari Ilhoon dan mendapatinya di lapangan bola sedang duduk bersama Ravi dan teman-temannya yang lain. Bisa ditangkap oleh Sehun jika ekspresi wajah Ilhoon tidak bahagia. Ia hanya diam saat yang lain tertawa keras. Seperti hanya raganya yang berada disana tapi tidak jiwanya.

“Ilhoon…”panggil Sehun membuat Ilhoon dan yang lain langsung menoleh. “Aku ingin bicara…”

“Sehun? Apa yang terjadi? Ku dengar kalian sedang bertengkar”sahut Ravi

Sehun menarik napas panjang, berusaha menahan-nahan kesabarannya agar dia tidak memukul Ravi saat ini juga. Entah, tapi dia benar-benar kesal dengan namja itu.

“Ilhoon…”panggil Sehun lagi

“Bukankah sudah ku bilang jika kau masih—“

“Aku menerima tantangan mereka”potong Sehun cepat. “Mereka menantangku untuk adu panco dan jika aku menang, mereka bersedia meninggalkan sekolah ini”

Tidak hanya Ilhoon, tapi semuanya seketika terperangah, “Apa?!”

“Kau tau bagaimana kekuatanku. Aku pasti akan menang dan membuat mereka pergi dari sekolah ini”

Ilhoon langsung berdiri menghadap Sehun dengan mata terbelalak lebar, “kau benar-benar akan membuat mereka pergi?!”seru Ilhoon tidak percaya.

Sehun mengangguk pelan, lalu menunduk, “sesuai keinginanmu. Aku hanya ingin membuktikan jika aku lebih mementingkanmu daripada mereka. Karena kau adalah sahabatku. Aku harap, kau juga begitu…”

Sehun menatap Ilhoon sesaat dengan pandangan teduh. Sebuah pandangan yang mampu membuat Ilhoon benar-benar memaki dirinya sendiri dalam hati. Begitu menyesal. Begitu ingin minta maaf karena telah menyakiti hati sahabat kesayangannya.

Sehun berbalik, masih dengan wajahnya yang terlihat sangat sedih. Meninggalkan tempat itu dengan langkah-langkah pelan. Tanpa mengetahui jika ada seulah senyuman yang tercetak di wajah salah satu namja.

Ravi berdiri, kemudian merangkul pundak Ilhoon dengan senyuman penuh kemenangan. Ia juga mengetahui bagaimana kekuatan Sehun selama ini dan ia yakin Sehun pasti bisa menang.

“dia harus menang. Kau mengerti?”

Menatap hal itu dari kejauhan, Luhan hanya bisa berdecak dan geleng-geleng kepala. Jadi itu alasannya? Jadi karena itu Sehun ingin mereka pergi jika dia menang? Karena teman-temannya membenci mereka.

“Apa manusia selalu begitu?”tanya Luhan pada seseorang yang ada disampingnya, Xiumin. “Mereka selalu mementingkan diri sendiri. Tidak perduli jika hal itu telah menyakiti orang lain”

“Mungkin karena Sehun yang sangat lemah”

“Tidak” geleng Luhan tidak menyetujui ucapan Xiumin. “Justru karena dia terlalu tulus untuk menyakiti sahabatnya sendiri. Dia memiliki perasaan dimana dia selalu ingin melindungi semua orang yang ia sayang. Ibunya dan sahabatnya. Tapi, dia benar-benar kasihan karena sahabatnya sendiri lebih memilih mengkhianatinya”

Xiumin tertawa kecil, “Kau mau aku memberi pelajaran pada pria sok berkuasa itu?”

“Maksudmu Ravi?”

“Siapapun namanya. Aku tidak akan membiarkan siapapun menghentikan langkah kita untuk mendapatkan dewa Ares

“Jadi kau juga yakin jika Sehun adalah dewa Ares? Tapi tanda kita tidak bergetar saat kita berada di rumahnya”

“Aku rasa semua ini ada hubungannya dengan kotak Pandora itu. Entah. Tapi, aku yakin seseorang yang jarang memperdulikan sekitar seperti D.O mempunyai alasan hingga ia bersikap seperti ini”

Luhan berdecak, “terkadang aku benci dengan sikapnya yang misterius. Dia selalu bertindak sesuka hatinya tanpa mengatakan apapun”

“Kau salah, Luhan” Xiumin menepuk pundak Luhan. “Walaupun tidak mengatkannya pada kita, tapi dia telah memberitahu Suho. Kau tau bagaimana sifatnya, jadi mengertilah”

***___***

Dimatanya, kini segerombolan orang-orang berkepala warna-warni itu adalah musuh. Dipikirannya, ia harus segera membuat mereka semua pergi meninggalkan tempat ini secepatnya.

Sejak kedatangan mereka, semuanya memang telah berubah. Mungkin memang karena faktor dengki, semua murid laki-laki membenci mereka. Walaupun ia tidak merasa begitu, tapi mereka juga telah membuat ia kehilangan sahabatnya.

Saat jam pulang sekolah akhirnya tiba. Sehun sudah berdiri di belakang gedung sekolah. Menunggu orang-orang itu muncul dengan amarahnya yang terus meluap hebat.

Tak lama, beberapa murid laki-laki juga terlihat datang. Ravi, Ilhoon dan teman-temannya ingin menyaksikan pertandingan yang sudah bisa dipastikan akan menarik itu. Semuanya juga tau bagaimana kekuatan Sehun, dan saat dia bersedia melawan orang-orang menyebalkan itu, pertandingan justru semakin menarik.

“Kau harus menang, Sehun” Ravi menepuk sebelah pundak Sehun. “Kau harus mengembalikan ketenangan sekolah kita”

Sehun hanya diam. Hanya melirik sinis kearah Ravi sekilas lalu menatap Ilhoon yang langsung menunduk.

Dan beberapa saat kemudian, yang ditunggu akhirnya datang. D.O dan teman-temannya muncul. Berdiri berhadapan dengan Sehun dan teman-temannya.

“Jadi kau membawa teman-temanmu juga?”tanya D.O menyeringai

“Tentu saja. Kami akan menyemangati Sehun!”jawab Ravi lantang

“Jika kau kalah, kau harus pergi dari sini”desis Sehun dingin

D.O mengangguk, “aku tau. Dan jika kau kalah, kau harus menepati janjimu untuk melakukan apapun”

“Hey, kenapa pertandingan ini jadi pertandingan yang serius? Bukankah sebelumnya ini adalah gurauan D.O dan Sehun?”timpal Lay. Biar bagaimanapun, didalam hatinya Sehun tetaplah sahabat manusia pertamanya. “Sehun, kau mau aku pergi? Bukankah kau bilang kau tidak membenciku?”

Yah, dia memang kuat. Dia memang tidak terkalahkan. Tapi, ada ketakutan besar saat ia mendengar ucapan itu. Sangat takut memandang wajah polos Lay yang mungkin saja sedang kecewa terhadapnya saat ini.

Dia memang tidak membencinya. Dia memang memberikan pemikiran berbeda terhadap sosok Lay. Tapi, dibandingkan dengan semua susah senang yang telah ia habiskan bersama Ilhoon, rasanya itu tidak sepadan. Masih berbanding jauh dengan ikatan persahabatannya.

D.O duduk lebih dulu disebuah kursi yang terbuat dari batang pohon. Di halaman belakang gedung itu memang tidak terawat lagi. Banyak pohon-pohon yang ditebang dan dijadikan sebagai kursi dan meja untuk bersantai. Padahal batangnya sidah sedikit berlumut. Juga daun-daun kering yang telah bertumpuk karena tidak pernah dibersihkan.

Sehun menelan ludah. Masih tidak mampu menatap wajah Lay yang sepertinya sangat kecewa. Perlahan duduk, Sehun menandang lurus D.O yang tetap terlihat tenang.

Baru kemarin ia merasakan ikatan persahabatan dengannya, tapi kenapa hari ini justru semuanya berubah?

“Kau siap?”tanya D.O

“Sehun-ah, kau harus menang!”sorak Ravi disusul seruan teman-temannya yang lain

Sehun mengangguk, “aku siap”

D.O mengangkat lengannya diatas meja, disusul Sehun yang juga melakukan hal yang sama. Handband itu masih dipakainya. Dan saat kedua lengan mereka tersilang. D.O benar-benar merasakan getaran hebat di dalam dirinya. Seperti aliran listrik yang mampu membekukan aliran darahnya. Untuk sesaat, ia sempat kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Tidak salah lagi, dia adalah dewa Ares.

Menjadi juri, Kris memegang titik pusat persilangan lengan kedua namja itu. Menghela napas panjang lalu menghitung mundur. Dadanya juga berdebar-debar tak karuan.

“3… 2… 1…”

Sehun mendorong lengan D.O dengan kekuatan penuh membuat lengan D.O sedikit miring. Namun, D.O tetap berusaha memberikan perlawanan. Ia juga mendorong lengan Sehun dengan lengannya.

Menjadi penonton, para dewa menahan napas menunggu hasilnya. Keduanya terlihat sama kuat. Bahkan keduanya sama-sama memperlihatkan urat-urat yang menonjol di pelipis mereka.

“Dia dewa Ares…”bisik Suho pada Kris yang terus terpaku menatap ke depan. Jika dia hanya manusia biasa, dia tidak akan bisa mengimbangi kekuatan D.O. Hanya dewa Ares yang mampu melakukannya.

Sehun menggertakkan giginya. Memejamkan matanya kuat-kuat bersamaan dengan kepalanya yang bergetar. Erangannya terdengar. Mendorong kekuatan terpendamnya untuk menyelesaikan semua ini dengan cepat.

D.O memang kuat. Tapi, ia tidak akan kalah.

“Arrrggghhh…..” Sekuat tenaga, Sehun mendorong lengan D.O yang juga sedang bertahan.

Perlahan tapi pasti, Sehun mendorong lengan D.O agar jatuh. Mengubah posisi mereka yang awalnya sama kuat menjadi miring 45°.

Detik itu juga, mata para dewa nyaris keluar dari cangkangnya. Jika mereka tidak melakukan sesuatu, sudah bisa dipastikan D.O akan kalah.

Dengan gerakan samar, Chen mengayunkan tangannya pelan. Memberikan sengatan listrik pada leher Sehun agar ia lengah, sedangkan Tao membekap mulut Lay agar ia tidak bersuara.

Drett

“Akh!” Sehun terkejut dan langsung menyentuh bagian belakang lehernya dengan tangan kiri.

BUGG

“Kau kalah”

“Astaga!”jerit Ravi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Terlebih lagi Ilhoon. Ia membulatkan matanya lebar-lebar karena tekejut. D.O berhasil mengalahkan Sehun. “Sehun-ah, kau…”

D.O berdiri, menyunggingkan senyuman kemenangannya pada Sehun, “kau kalah…”

“T-tidak mungkin. Itu karena ada sesuatu yang menyetrum leherku”kilah Sehun tak kalah terperangah

“Kau tetap kalah, Park Sehun. Dan kau harus menepati janjimu”

Sehun sudah membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tapi matanya lebih dulu menangkap kepergian Ilhoon. Namja itu berbalik, meninggalkan tempat itu tanpa menoleh sedikitpun kearahSehun. Disusul Ravi dan teman-temannya yang terlihat sangat kecewa atas kekalahan Sehun.

“Ilhoon!”panggil Sehun mengejar langkah Ilhoon. Dia tidak boleh kehilangan sahabatnya. “Ilhoon, tunggu!”

“Apa?!” desis Ilhoon setengah membentak membuat Sehun seketika mengerjap. “Kau bilang kau akan mengalahkannya!”

“Tapi, dia sangat kuat. Benar-benar kuat. Dan aku merasakan leherku—“

“Cukup! Oke?! Kau tetap tidak bisa membuat mereka pergi dari sekolah ini!”

“Sebenarnya ada apa?! Kenapa kau tiba-tiba sangat membenci mereka?! Ilhoon, kau bukanlah orang seperti itu. Ada apa?!” Sehun mencekal kedua lengan Ilhoon dan mengguncang tubuhnya keras.

“Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka”desis Ilhoon. “Dan selama mereka masih ada disini, aku tidak akan mau bicara denganmu!”

Ilhoon melepaskan cekalan Sehun paksa. Kemudian berbalik dan pergi meninggalkan Sehun.

“Sebenarnya apa yang terjadi denganmu?”desah Sehun menghembuskan napas panjang. Ia menunduk dalam.

Atas semua usahanya untuk membuktikan, apa dimatanya sama sekali tidak berarti? Walaupun ia kalah, tapi ia sudah berusaha untuk meyakinkannya. Apa semuanya tidak berguna? Atau Ilhoon memang benar-benar ingin pergi?

***___***

Sehun’s House, Gangnam-gu, Seoul, South Korea.

“Sehunie, oema akan berbelanja. Kau gantikan oema menjaga toko, oke?”ujar Taeyeon pada Sehun yang hanya duduk diam di teras rumahnya.

Sehun menoleh, “aku saja yang berbelanja. Oema akan lelah jika berjalan kaki ke pasar”

“Lalu kau akan mengambil ikan tanpa membayar dan membuat keributan lagi, huh?”

Oema, aku tidak mengambil. Aku membayarnya saat aku selesai bekerja”

“Itu sama saja kau berhutang”balas Taeyeon tidak mau kalah

“Tapi berhutang lebih baik daripada mencuri. Lagipula aku sudah bilang pada mereka jika aku akan membayarnya nanti”

“Maksudmu kau memaksa mereka? Begitu?” Taeyeon memperbaiki ucapan Sehun

Sehun menghela napas panjang, “oema…”

“Sudahlah. Kau jaga kios saja. Lagipula kau pasti lelah karena baru saja pulang sekolah”

Tidak bisa terbantahkan lagi, akhirnya Sehun mengangguk pasrah. Menyeret langkahnya secara paksa ke kios bunga ibunya yang terletak bersampingan dengan rumahnya.

Sehun menjatuhkan dirinya kesebuah kursi, wajahnya kusam. Biasanya disaat-saat seperti ini Ilhoon akan datang mengunjunginya dan mengajaknya latihan sepak bola. Atau jika tidak, membantunya menjaga kios bunga dan menikmati makan malam bersama setelahnya.

Tapi percuma, menunggunya juga tidak ada gunanya. Dia tidak akan datang.

“Sebenarnya apa kesalahanku? Kenapa dia juga membenciku?”gumamnya entah ditujukan pada siapa.

“Permisi…”

Sehun tersentak saat mendengar suara seseorang, ia langsung berdiri namun ucapannya tiba-tiba terputus saat melihat siapa yang datang,  “Oe? Silakan…”

“Hei…”

“Mau apa kalian kemari?!”sengit Sehun

D.O tersenyum, sambil melangkah maju mendekati Sehun. “Menagih janjimu…”

“Apa yang kalian inginkan?” Rahang Sehun mulai terkatup, tangannya mengepal menahan kesabaran.

“Sederhana, aku hanya ingin kau membuka handband-mu”

“Apa?!”

“Yah, aku hanya mau kau membuka handband-mu”

“Kau gila?!”

“Sehun, turuti saja. Kami tidak bermaksud buruk”seru Suho

“Handband ini adalah pemberian ayahku. Kalian tidak bisa menyuruhku untuk melepaskannya!”

“Bukan. Bukan seperti itu” Suho menggeleng cepat. “Hanya sebentar. Kami hanya ingin kau membukanya sebentar”

“Sehun, aku mohon. Hanya sebentar. Kau harus mengetahui kebenarannya juga”tambah Lay

Kening Sehun semakin berkerut tak mengerti, “sebenarnya apa yang sedang kalian lakukan padaku?”

“Saat kau membuka handband-mu, kau akan mengetahuinya”

Sebenarnya, ada sebuah keraguan di hati Sehun apa dia harus membuka handband yang selama ini selalu ia pakai atau tidak. Ibunya pernah bilang, apapun yang terjadi dia tidak boleh membiarkan orang-orang tau jika dia memiliki tanda itu di balik pergelangan tangannya.

Ia tidak tau apa alasannya. Tapi, setiap ia bertanya, ibunya hanya menjawab ada seorang nenek tua yang memperingatkannya jika Sehun adalah anak yang berbeda dan tanda lahir di pergelangan tangannya bisa membahayakan dirinya jika diketahui oleh orang lain.

Aneh memang. Tapi Taeyeon mempercayainya.

“Sehun, sungguh. Kami tidak bermaksud jahat” Lay meyakinkan Sehun lagi.

Memang benar jika ibunya selalu melarangnya, tapi ada rasa penasaran yang begitu besar di dalam hatinya. Tentang mengapa orang-orang aneh ini tiba-tiba menjadi dekat dengannya dan selalu menempel seperti lem yang kuat.

Sehun menarik napas panjang, perlahan ia menarik handband putih yang ada ditangannya. Hingga akhirnya… handband itu terlepas. Sehun membalik pergelangan tangannya dan menunjukkan sebuah tanda berwarna hitam disana.

“Apa ini yang kalian maksud?”

Detik itu juga, semua dewa nyaris ternganga lebar. Mata mereka membulat tak percaya melihat sebuah tanda di pergelangan tangannya. Suho bahkan langsung menghampiri Sehun dan melihat tanda itu lebih dekat. Tidak salah lagi, tanda itu adalah symbol dewa Ares.

“Cukup. Oke?”

Sehun langsung menarik tangannya kembali dan memakai handbandnya. Tidak menyadari jika semua dewa sedang menatap kearahnya dengan tatapan terkejut.

“Sehun…”panggil Lay pelan. Sehun menoleh. “Kami juga memiliki tanda seperti itu…” Lay mengangkat tangannya dan menunjukkan sebuah tanda berbentuk Unicorn.

Mata Sehun membulat, “apa?!”

“Kau adalah kami…”ujar Kris pelan

“Kau adalah dewa Ares…”

TBC

74 respons untuk ‘FF : The Lords of Legend (Chapter 12)

  1. aufa pasuma berkata:

    uwaaaaaaaaaaa
    KEREEEEEEEEEN
    ih si ilhoon kenapa sih?
    kok dia jadi aneh gitu? knp lebih milih ravi dari pada sehun?
    ah, akhirnya terungkap juga klo sehun itu dewa ares
    lanjutannya ditunggu yaaa 🙂

  2. rani berkata:

    awwwwwwwwwww akhirnya ketahuan juga huft tarik napas buang napas
    puk puk d.o. do jjang!!!!!hehehehe walopun agak curang
    ilhoon oh ilhoon hemzzz

    lanjutkan thor!!!!

  3. claire noona berkata:

    akhirnyaaa… kebongkar jg klo thehun dewa ares.. 😀
    si Ilhoon knp jd brubah drastis gtu n lbh milih ravi?? cm krn cwe ny jd jauh gegara Luhann?? aisshh.. yg disalahin yaa cwe nyaa bkn luhannya. . luhanny aj biasa ajj.. ckck
    next chapt ditunggu ^^

  4. Nana Wu berkata:

    kak udah ga ada kata lagi deh. kak mi ja emang jjang.
    btw kak mi ja suka sehun ya. tiap ff kebanyakan tokoh utamanya sehun. jadi tambah suka sama ff kakak.

  5. MimiJJW berkata:

    Aku telat. Telat komen ya ampun
    mian Ne aku lgi males waktu itu jd gak liat2 kesini hehe eon yaampun aku penasaran bgt ama lanjutannya.
    Apakah sehun bakal langsung percaya ama mereka?
    Atau malah ada pertentangan n menganggap itu hal yg konyol eon?

  6. Dini berkata:

    ihhh keki banget tuh sama si Raviiiii apa banget coba yg salah yeojachingu dia sendiri lah, Luhan kan gak pernah ngegatelin yeoja mana pun 😛 tujuan dia cuman nyari dewa Ares bukan tebar pesona :/ Ilhoon juga kemakan banget sih sama omongan ravi sampe ngejauhin Sehun, pdhl selama ini Sehun kan sahabat dia juga -_—- *pelukSehunie
    dan akhirnya terungkapppp 😀 penasaran gimana reaksi Sehun pas tau kebenarannya 🙂 Next unnie ^_^ jangan lama-lama pleaseeee 😥 :3

  7. Min Jie berkata:

    Yuhuu akhirnyaa >< !!!
    Illhon gampang bnget dipngaruhin Ravi..Cih Munafik :/ ….
    Thor Cepat Dilnjut ne..
    Oh Mi Ja Jjang!!!

  8. luhan's wife SDT berkata:

    Wahhhhh daebaakkkk lagi baca ff lain eh ketemu nih ff maf baru komen ya eon.. jinjja daebakk lanjuuuutttttttt!!!!! Aku readers setia kamu lho…

  9. Oh Yuugi berkata:

    Aaahhh,,, akhirnya kebenaran ttng Sehun terubgkap!!!-Huuaaahhh,,, dedeg-degan bgt baca bagian akhir chapt ini.. udah gk sabar lanjutin baca nextnya… Ff ini bener2 daebak!! Oh Mi Ja jjang!! Keep writing and fighting!!!

Tinggalkan Balasan ke ida alfi Batalkan balasan