FF EXO : SIXTH SENSE Chapter 7

Sixth sense

Tittle      : Sixth Sense

Author  : Oh Mi Ja

Cast       : Zhang Yixing, Xi Luhan, Kim Jongin

Support Cast : Oh Sehoon, Kim Taeyeon, Kwon Boa, Jung Yunho

Genre    : Brothership, Friendship, Mistery

Lagi-lagi author mau minta maaf karena jadwal updatenya jadi agak lama. Author sibuk kerja T.T Dan maaf kalo ada typo di FF ini

Haapy reading ^^

“Oema, kami akan mengajak Jjanggu, Monggu dan Jjangah jalan-jalan. Annyeong!”teriak Sehun dari luar pagar rumahnya sambil melambai-lambaikan tangan.

“Jangan pulang terlalu sore, adeul”

“ARASSEO OEMA!!!”

“Ya! Kau selalu saja berbicara bahasa formal dengan omoni. Apa kau tau itu tidak boleh?”tegur Jongin menjitak kepala Sehun pelan

“Wae? Oema tidak marah”

“Tapi kau harus bersikap sopan pada orang yang lebih tua darimu”

“Hyung, aku sudah bersikap sopan”

Jongin tertawa mendengus, “Sopan? Bahkan tadi kau marah karena kemejamu dipinjam oleh Luhan hyung”

Seketika Sehun mengerucutkan bibirnya kesal mengingat kemeja kesayangannya dipakai oleh orang lain. Terlebih lagi orang itu bukanlah orang yang disukainya.

“Itu adalah kemeja kesayanganku”

“Mianhae, Sehunie. Tapi, aku akan memberitahu Luhan ge untuk segera mengembalikannya padamu”seru Yixing merasa tidak enak

“Huh, aku tidak mau memakai kemeja yang pernah dipakai oleh mafia”gerutu Sehun kesal membuat Jongin lagi-lagi harus menjitak kepala adiknya itu. “Hyung, kau memukulku lagi!”

“Berhentilah memanggilnya mafia. Dia bukan mafia, Sehunie”

“Tapi waktu itu kau sendiri yang bilang bahwa dia adalah mafia”

“mwo? Jadi kau mengajarinya untuk memanggil gegeku mafia?”seru Yixing menyipitkan matanya kearah Jongin

“a-aniyo hehe..”elaknya. “Hhh..baiklah  memang aku pernah berkata seperti itu karena kesal”

Yixing mencibir, “jadi kau otaknya?”

“Bisakah kalian tidak bertengkar dan membawa ikatan tali ini? Aku tidak bisa membawa tiga anak anjing sekaligus”seru Sehun menengahi. Ia memasang tampang cemberut karena tidak diperdulikan.

“Arasseo Sehunie. Yixing-ah, kau pegang ikatan tali Jjangah dengan baik. Dia belum sepenuhnya jinak karena kami baru mengadopsinya beberapa minggu lalu”

Yixing mengangguk sambil menerima ikatan tali Jjangah, “kenapa kau memelihara anak anjing sebanyak ini, Sehunie?”

“Bukan aku. Tapi Jongin hyung. Tiga anak anjing ini adalah milik Jongin hyung”

“Mwo? Tapi kenapa mereka berada di rumahmu?”

“Jongin hyung selalu sibuk hingga tidak punya waktu untuk mengurus mereka jadi semuanya dirawat di rumahku”

“Jika kau memang tidak punya waktu, kenapa kau memelihara anak anjing?” kali ini Yixing menoleh kearah Jongin

“aku menyukai anak anjing. Monggu dan Jjanggu sebenarnya adalah anjing jalanan yang ku pelihara. Hanya Jjangah yang aku beli dari petshop. Mereka sangat lucu dan bisa menjadi teman saat aku merasa kesepian. Setiap aku libur, aku akan membawa mereka ke rumahku”

“Ya! Xing xing hyung, pegang talinya yang benar”protes Sehun

Yixing menoleh, “mwo Xing xing hyung?”

“Wae? bukankah namamu Xing xing?”

“Aniyo Sehunie. Namaku adalah Yixing. Zhang Yixing”

“Jelek sekali. Ganti saja menjadi Xing xing. Itu lebih bagus”

Yixing mendelik, “mwo? Namaku jelek?”

Masih dengan tampang polosnya, Sehun mengangguk. “Lebih bagus jika menjadi Xing xing”

“Jangan berbicara seenaknya, Sehunie”tegur Jongin geleng-geleng kepala

“Aku mengatakan yang sebenarnya, hyung”

Jongin menghela napas panjang. Percuma. Dia tidak akan menang dari namja berkulit putih itu. “Maklumi dia. Dia memang terlalu jujur”

“arasseo”

Akhirnya mereka sampai disebuah taman yang tak jauh dari rumah Sehun. Di siang hari yang tidak begitu panas itu, banyak orang yang berkumpul disana sambil membawa peliharaan mereka masing-masing. Taman itu memang dijadikan sebagai tempat bermain untuk binatang oleh orang-orang yang tinggal disekitar sana.

“Monggu-yah, bermainlah sepuasmu. Ingat! Jangan mendekati anjing perempuan karena kau masih kecil”seru Sehun berjongkok didepan Monggu, bersikap seakan Monggu dapat mengerti ucapannya. Sehun melepaskan ikatan leher Monggu lalu membiarkan anak anjing itu bermain. Juga Jjanggu, yang sudah sangat jinak seperti Monggu.

“Xing xing hyung, berikan Jjangah padaku. Aku akan mengajaknya bermain agar dia mengenal anjing lain”pinta Sehun

“Jangan beralasan, Sehunie. Kau pasti menggunakan Jjangah agar bisa berkenalan dengan pemilik anjing yang cantik”sindir Jongin

“Aniyo..”elak Sehun langsung

“Jangan bersikap genit, Sehunie. Kau masih terlalu kecil”

Sehun mengerucutkan bibirnya, “arasseo”serunya kesal lalu menarik ikatan tali Jjangah dan mengajaknya jalan-jalan

Jongin hanya tertawa geli, melihat wajah kesal Sehun. Kemudian, ia menjatuhkan diri disalah satu bangku. Sedikit menyesal memang karena seharusnya dia bekerja hari ini. Gajinya bulan depan apsti akan dipotong.

“Gomawo, Jongin-ah”

Jongin menoleh, “ehh?”

“Karena kau, aku jadi bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga lagi”

Jongin menaikkan salah satu alisnya bingung, “Maksudmu?”

“Kau pasti sudah mengetahui bagaimana penyakitku. Yah, aku memang orang gila yang mengalami depresi akut akibat kecelakaan kedua orang tuaku”

“Sebenarnya, bagaimana kejadiannya? Kenapa kecelakaan itu bisa terjadi?”

Seketika Yixing terdiam. Otaknya kembali dipaksa untuk mengingat kejadian paling menyedihkan itu lagi. Jantungnya mulai berdegup kencang. Dia sangat takut, jika dia mengingatnya lagi, dia akan kembali menjadi orang gila. Kembali menjadi sosok yang tidak bisa dikendalikan.

Yixing mengepalkan tangannya kuat-kuat. Menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan seluruh keberaniannya. Tidak. Dia tidak boleh kalah lagi dengan rasa traumanya. Dia tidak boleh terus terpuruk.

“Sebuah truk menabrak mobil kami. Aku sedang menelpon Luhan ge dan tiba-tiba mobil kami terbalik dan berguling. Tubuhku terlempar keluar dan aku melihat ledakan itu terjadi. Di depan mataku”jelas Yixing dengan mata yang menerawang ke depan. “Mobil kami meledak dan kedua orang tuaku masih berada disana saat ledakan itu terjadi. Aku ingin menyelamatkan mereka namun seseorang menahanku. Hingga ahirnya aku pingsan dan setelah sadar, Luhan ge memberitahuku jika mereka sudah meninggal”lanjut Yixing nyaris bergetar. “Mereka sudah meninggal”

Jongin menatap lurus namja yang ada disampingnya itu. Matanya meredup. Bisa dirasakan kesedihannya saat menceritakan masalah itu. Ia mengulurkan tangannya, menepuk pundak Yixing yang kini menatap ke bawah, kearah rumput-rumput hijau yang sudah mulai tinggi di kaki mereka.

“aku bukan orang gila! Sungguh! Aku bukan orang gila!” Yixing menutup kedua telinganya sambil menggeleng kuat-kuat. Ia kembali histeris.

“Yixing, dengar aku” Jongin mengatupkan telapak tangannya di pipi Yixing lalu memutar kepalanya agar menatap kearahnya. “Kau bukan orang gila! Kau adalah Yixing! Dan sekarang kau tidak sendiran. Kau mempunyai keluarga baru yang akan terus memperhatikanmu seperti dulu”

“Tidak. Aku tidak mempunyai keluarga. Mereka sudah meninggal”

“Kau punya!”tandas Jongin menatap Yixing meyakinkan. Jongin mengangguk. “Kau punya kami. Kau punya sahabat baru bernama Kim Jongin dan keluarga baru bernama keluarga Jung. Kami akan selalu ada untukmu. Kapanpun!”

Air mata itu keluar. Membentuk sebuah aliran sungai kecil dikedua pipi putih Yixing. Bukan sedih. Justru karena sangat senang hingga dia sendiri tidak bisa mengekspresikannya dengan kata-kata. Ia begitu terharu.

“Xing xing hyung!!”. Yixing dan Jongin menoleh. “Ada pertunjukan atraksi China disana. Kau harus melihatnya! Mereka bermain pedang! Palli!!”

Yixing tersenyum. Menghusap air matanya dengan lengan baju. Kini kekuatannya perlahan kembali. Dia akan berusaha mengembalikan semuanya ke awal. Ke sifatnya yang ceria. Ia mengangguk lalu berlari menghampiri Sehun dan menerima uluran tangan itu.

Dan kini ia menyadari…dia memiliki seorang adik.

***___***

“Omoni, terima kasih karena sudah menjaga adikku”Seru Luhan membungkuk dalam. “Ahjussi, terima kasih karena sudah mengijinkan adikku berada disini” lagi-lagi Luhan membungkuk.

“Omoni, terima kasih. Aku sangat senang”sahut Yixing

“Aniyo. Kalian harus sering-sering mampir ke rumah ini. Aracchi?”

“Nde”

“Luhan, jaga adikmu dengan baik”ucap Yunho memperingatkan Luhan

Luhan mengangguk, “Nde ahjussi”

“Yixing-ah, kita bertemu besok di universitas. Aku akan membawamu berkeliling”seru Jongin

“Gomawo Jongin-ah. Sehunie, aku juga ingin berterima kasih padamu karena kau sudah mengajakku jalan-jalan”

Luhan menoleh, “Mwo? Dia mengajakmu jalan-jalan?”

“Emp. Sehunie mengajakku melihat atraksi China tadi”

“Jinjjayo?”tanya Luhan setengah berbisik

Sehun yang mendengar obrolan mereka berdua, merubah ekspresinya yang awalnya senang menjadi masam.

“Jangan lupa kembalikan kemejaku”sindirnya

“Arasseo. Aku akan mencucinya dan mengembalikannya padamu”balas Luhan sambil mengerucutkan bibirnya

“Omoni….”

“Yee?”

“Bolehkan aku menganggap kalian sebagai keluargaku?”tanya Yixing yang seketika membuat nyonya Jung dan tuan Jung melebarkan mata mereka. Yixing buru- buru melanjutkan ucapannya sebelum keduanya sempat menjawab. “Maaf. Kalian mungkin baru saja mengenalku dan kakakku. Tapi, kami berdua adalah anak yang baik. Kami bukan orang jahat. Kami hanya ingin punya sebuah keluarga lagi”

“Yixing, apa yang kau katakan?” Luhan menyenggol lengan Yixing pelan lalu tersenyum kikuk pada nyonya Jung dan Tuan Jung.”Mianhae omoni, ahjussi.. aku rasa dia—“

“Tentu saja”

“ehh?”

“Kalian adalah anakku sekarang”

Yixing, Luhan dan Sehun sama-sama tersentak kaget. Detik itu juga Sehun langsung menoleh kearah ibunya dengan mata terbelalak lebar.

“Mwo? Oema! Shireo!”

Nyonya Jung tersenyum lembut. Ia menghusap rambut Yixing lalu berseru pelan. “Kau mempunyai oema sekarang, adeul”

“Oema, shireoyo!! Aku tidak mau mempunyai kakak seorang mafia! Shireo shireo shireo!!”

“mwo? Mafia? Aku bukan mafia”balas Luhan tak kalah kesal

“Sehunie, sudah ku bilang jangan memanggil Luhan hyung dengan sebutan mafia lagi”bisik Jongin

“Hyung, tapi mereka mau merebut oema dariku! Shireo shireo shireo!”

“Aniyo Sehunie. Kau tidak mengerti, mereka hanya—“

“SHIREO!”

Jongin menghela napas panjang, “Baiklah. Jika kau terus bersikap seperti ini lagi, aku tidak akan menemanimu main ps nanti malam. Aku akan pergi bekerja”ancam Jongin langsung membuat Sehun cemberut

“Jadi kau membela mereka, hyung? Huh?”

Jongin benar-benar frustasi. Terus saja serba salah menghadapi sifat manja adiknya itu, “aniyo Sehunie. Aku hanya—“

“Kau menyebalkan hyung!” Sehun mendorong pundak Jongin lalu berbalik dan menaiki lantai dua menuju kamarnya sendiri. Terdengar bantingan pintu yang keras dari atas. Mendengarnya, nyonya Jung dan tuan Jung hanya bisa geleng-geleng kepala karena itu bukanlah kejadian yang pertama kalinya. Sehun memang sangat sering bertingkah seperti anak kecil.

“Sepertinya dia sangat membenciku”ucap Luhan

“Aniyo adeul. Dia memang gampang cemburu jika orang yang disayanginya dekat dengan orang lain”hibur nyonya Jung

“Mwo? Adeul? Apa sekarang omoni benar-benar menjadi ibuku?”

“Kau tidak mau?”

Luhan tersenyum bahagia. Ia maju satu langkah, masuk kedalam tangan terbuka itu lalu memeluk nyonya Jung erat. Sebuah pelukan yang tidak pernah dirasakannya lagi sejak lama.

“Tentu saja aku mau”serunya. “Oema..oema..oema..” Luhan mengulang berkali-kali kata itu. Sebuah kata yang mengandung arti sangat besar di hidupnya. Rasanya ingin terus mengucapkan kata itu ribuan kali hingga bibirnya lelah untuk berucap.

Nyonya Jung tersenyum lembut. Ia juga tidak melupakan Yixing yang masih berdiri terpaku menatap mereka. Salah satu tangannya terentang, mengisyaratkan pada Yixing agar ia juga memeluknya. Tak kalah bahagia dengan Luhan, Yixing masuk ke dalam pelukan itu. Sama-sama memeluk seorang wanita yang kini sudah menjadi ibunya.

“Oema…”panggil Yixing nyaris bergetar

Nyonya Jung menoleh bahagia kearah suaminya dan Jongin yang juga tersenyum sumringah.

“Yeobo..Jonginie..kita punya keluraga baru”

***___***

Tidak ada yang lebih membahagiakan di hidup Yixing. Setelah kecelakaan kedua orang tuanya yang mengakibatkan mereka kehilangan nyawa, Yixing tidak pernah lagi berteman dengan tawa. Namun, semuanya tidak berlaku lagi hari ini. Kesedihan itu menghilang. Dua bulan setelah resmi mendapatkan sebuah keluarga baru, Yixing tidak pernah lagi menjadi pendiam seperti dulu.

Sifatnya kembali. Ceria dan bersemangat. Bahkan dia sangat sering pulang terlambat dari kampusnya untuk mengikuti latihan tambahan untuk mempelajari music juga menari. Yah, walaupun menari bukanlah jurusan yang diambilnya. Dia sangat bersemangat seperti tidak punya rasa lelah.

Dan tidak hanya keluarga, namun ia juga mempunyai sahabat baru. Kim Jongin. Namja yang kini selalu ada disampingnya disepanjang jam pembelajaran karena setelah selesai, mereka akan berpisah karena Jongin harus bekerja paruh waktu. Tapi, dia tetap tidak merasa sendiri. Dia mempunyai Kris. Psikiater sekaligus sahabat untuknya – walaupun dia lebih tua – . Terkadang, Yixing masih suka menyantap makan siang bersama Kris hanya untuk sekedar mengobrol. Kini, bukan lagi obrolan tentang penyakit yang dideritanya tapi mereka lebih banyak mengobrol tentang kegiatan mereka sehari-hari.

Yixing akan sangat senang jika dia bercerita tentang pelajaran musiknya dan keahlian menarinya yang sangat meningkat. Bersama Jongin, dia menjadi dua orang yang dikenal sebagai ‘dancing machine’.

Tidak melupakan janjinya pada Kris, Yixing juga hampir menyelesaikan lagu ciptaannya yang berjudul ‘My Live’. Sebuah lagu yang menceritakan tentang kehidupan seorang pemuda yang mencari jati dirinya. Lagu itu bukan lagu sedih, melainkan bertempo beat yang sengaja dibuat Yixing karena dia sedang bahagia.

Yixing benar-benar sudah berubah. Sekarang lebih bisa menguasai dirinya sendiri dan mengalahkan rasa trauma itu. Membuat Kris yang dulunya sangat kahwatir kini bisa bernapas lega. Seperti Luhan, dia merasa dirinya adalah kakak dari namja berlesung pipi itu.

Aah dan satu lagi..Sehun. Yaaah, walaupun terkadang wajahnya akan berubah menjadi masam saat melihat Luhan datang menjemput Yixing. Tapi sungguh, ternyata Sehun adalah adik yang menyenangkan. Dia selalu berbicara panjang lebar tanpa henti. Menceritakan hal-hal yang sebenarnya sudah sangat jauh terjadi di hidup Yixing. Maksudnya, Sehun lebih menyukai tentang kartun kesukaannya yang ujungnya akan berkembang menjadi cerita-cerita lain. Dia bahkan pernah menceritakan tentang UFO yang kabarnya pernah melewati atap sekolahnya saat malam hari, juga penampakan hantu perempuan yang akan keluar dari dalam sumur sebuah rumah kosong yang ada disamping sekolahnya.

Sedikit konyol memang. Tapi, Yixing justru sangat senang mendengar rentetan ocehannya itu. Setiap hari setelah menyelesaikan semua kegiatannya, dia akan mampir ke rumah keluarga Jung dan akan pulang saat Luhan menjemputnya setelah pulang bekerja.

Sekarang, dia seperti pengganti Jongin yang akan menemani Sehun yang sangat mudah kesepian itu. Setiap hari, Sehun juga selalu menghubunginya untuk menanyakan apakah dia akan datang atau tidak. Jika melihat Yixing ada di rumahnya setelah pulang sekolah, Sehun akan langsung tersenyum lebar dan menghampiri kakak barunya itu tanpa membuka sepatu sekolahnya sehingga ia akan terkena omelan panjang lebar Taeyeon jika kebetulan dia juga berada di rumah.

Hidupnya kini menyenangkan. Ia mempunyai orang tua, sahabat, kakak perempuan dan seorang adik sekaligus. Bukankah itu adalah jakpot?

YIXING POV

“Yixing-ah, oper bolanya!” Jongin meneriakiku sambil melamaikan tangannya di belakang Luhan ge. Aku mengangguk dan dengan mudah melewati Sehun yang – sepertinya malas –  mengawalku. Jongin melompat tinggi untuk menangkap bola yang ku lempar. Tidak susah baginya menangkap bola itu karena dia mempunyai tubuh yang lumayan menjulang. Tidak sepertiku dan Luhan ge.

Bukan. Aku bukan bermaksud mengatai tubuhku dan tubuh Luhan ge pendek. Hanya saja kami memang sedikit lebih pendek dari Sehun dan Jongin. Dan Sehun…aigoo..anak berusia 15 tahun yang masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas itu benar-benar tumbuh sangat cepat. Tingginya tidak main-main. Dia bahkan hampir menyamai tinggi Jongin yang sebenarnya seumuran denganku – dan tentunya melewati tinggiku dan Luhan ge –

Aku dan Jongin bersorak senang karena bola berwarna orange berhasil masuk ke dalam keranjang yang menggantung itu. Kami berlari saling menghampiri, mengadakan selebrasi sederhana seperti layaknya pemain basket professional.

“Ya! Harusnya kau jaga Yixing dengan baik!”omel Luhan ge

Aku sangat heran dengan Sehun. Dia adalah tipe anak yang ceria dan tidak bisa diam namun semuanya akan berubah jika ia berhadapan dengan Luhan ge. Eskpresinya sangat datar, membuat kami susah menebak bagaimana isi hatinya sebenarnya. Yah, dia memiliki wajah yang poker face. Namun, itu hanay berlaku saat dia berhadapan dengan Luhan ge.

“Huh, aku tidak mau satu tim denganmu”gerutu Sehun masih dengan ekspresi datarnya sambil berjalan memunggungi kami. Ia duduk disebuah lantai semen yang menonjol di pinggir lapangan. Tangannya meraih botol minuman dan meneguknya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun karena timnya sudah kalah.

“Jika kau satu tim dengan Jongin, itu tidak adil! Kalian berdua sama-sama tinggi!”

“Aku bisa satu tim dengan Yixing hyung, Yang penting tidak satu tim denganmu”

“Panggil aku hyung anak kecil!”

“Jangan memanggilku anak kecil!”

“Kau memang anak kecil!”

“Aniyoooooo!!!”

Aku dan Jongin hanya bisa mengehla napas panjang. Luhan ge yang biasanya terlihat berkarisma dan dewasa juga akan selalu berubah menjadi anak kecil jika berhadapan dengan Sehun. Mereka tidak mau mengalah. Sebenarnya, aku tidak mengerti masalah apa yang menyebabkan keduanya menjadi seperti tom and jerry itu. Seingatku, Luhan ge memang pernah memukul Jongin. Tapi, bukankah seharusnya Jongin yang marah?

“Hentikan!!”seru Jongin setengah berteriak. Sepertinya dia sama denganku yang telinganya sudah berdengung akibat teriakan mereka. “Kalian sangat berisik!”omelnya sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

Aku mengambil tempat disamping Sehun, membenarkan topiku lalu berseru. “Ge, kau juga seperti anak kecil”

“Mwo? Aku akan kecil? Aku sudah dewasa!”

“Hentikaaaaaan!!” kini Jongin benar-benar berteriak. Napasnya menjadi terengah-engah akibat kelelahan bermain basket juga memisahkan kucing dan tikus itu. “Baiklah Sehunie. Sebaiknya kita pulang sekarang. Ini sudah jam 11 malam, besok pagi kau harus bersekolah”

Sehun berdiri sambil menggantungkan tas ranselnya di punggung, “Arasseo”

“Luhan hyung..Yixing-ah..kami pulang dulu”pamit Jongin

Luhan ge mengangguk, “kami juga mau pulang”

“Jongin-ah, aku akan menjemputmu besok. Kita pergi ke kampus bersama”sahutku mulai mengikuti langkah Luhan ge menuju mobil.

“Datanglah pagi-pagi. Besok aku akan sarapan bersama di rumah Sehunie”

Aku berbalik sekilas lalu menunjukkan ibu jari, “oke”

***___***

Aku melihat mereka!

Ada tiga orang yang sedang mabuk berdiri disudut tembok batu bata itu. Mereka berjalan sempoyongan sambil memegang botol minuman yang aku rasa itu adalah bir. Jalan setapak di komplek perumahan yang sangat aku kenal itu sudah sangat sepi karena saat ini sudah larut malam.

Dari arah yang berlawanan, aku melihat ada seorang gadis mungil. Ia memakai dress selutut dan sepatu bot. Juga syal tebal yang melingkar di lehernya. Saat dia mengangkat wajahnya, berulah aku menyadari bahwa dia adalah yeoja yang aku kenal. Dia Taeyeon noona!

Aku ada disana. Berusaha keras memberitahunya agar dia tidak meneruskan langkahnya. Ada orang-orang berbahaya disana. Dia harus memutar jalannya. Namun, aku tidak bisa menyentuhnya. Aku seperti bayangan yang tanganku akan menembus tubuhnya saat menyentuhnya.

“Noona! Jangan kesana! Noona!!” Beteriak juga percuma. Dia tidak bisa mendengarku sedangkan jarak yang terbentang antara Taeyeon noona dengan tiga namja itu semakin dekat. “Noona! Noona!!” Tanganku terus saja menembus tubuhnya. Aku tidak bisa menyentuhnya.

Saat ku lihat mereka sudah saling berhadapan, aku bisa menangkap ekspresi terkejut Taeyeon noona yang seketika ingin berbalik namun tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh salah satu namja.

“Kenapa kau berbalik nona cantik?”

“Maaf, tapi aku harus pulang”

“Jangan buru-buru. Minumlah bersama kami” namja yang lain ikut menahan lengan Taeyeon noona

“Maaf, tapi aku mau pulang” Taeyeon noona mulai panik. Ia mencoba menarik-narik tangannya agar terlepas namun cekalan dua namja itu sangat kuat.

“Nona cantik, kami masih sangat haus namun kami tidak memiliki uang. Apa kau punya uang?”

“Lepaskan aku!! Toloong!! Lepaskan aku!!”

“Cepat tutup mulutnya sebelum ada orang yang mendengar!!”

Seorang namja membekap mulut Taeyeon noona dan mengunci tubuhnya dari belakang. Satu namja lagi menggeledah isi tas Taeyeon noona.

Sungguh. Aku sangat ingin mengahajar mereka dan menyelamatkan Taeyeon noona tapi aku tidak bisa. Usahaku untuk memukul dan berteriak seperti tidak ada artinya. Mereka tidak melihatku.

“Jangan! Lepaskan aku!!”

“Diamlah!”

“Tolooong..hfffpp…hffpp..”

“Noona, aku mohon jangan berontak lagi”gumamku lemas. Aku sangat tidak tega melihat Taeyeon noona yang dibekap dan dirampok isi tasnya.

 

BUGG

 

Mataku melebar kaget saat Taeyeon noona berhasil menendang salah satu namja dan melepaskan diri. Ia membiarkan tasnya terjatuh dan sekuat tenaga lari. Tapi, dia hanyalah gadis bertubuh mungil yang tidak akan lebih cepat dari tiga orang namja.

Salah satu namja berhasil menangkap lengan Taeyeon noona, memutar tubuhnya dan….

“NOONA!!” Aku terbangun dari tidurku dengan tubuh yang sudah basah karena keringat. Aku langsung terduduk. Napasku terngah-engah. Mencoba mengingat mimpi buruk yang baru saja ku alami. Dan detik kemudian, kesadaranku belum sepenuhnya kembali saat aku langsung menepis selimutku kasar dan berlari menuju kamar Luhan ge tanpa memakai sandal tidur.

Aku menggedor pintunya tak sabaran sambil memanggil nama Luhan ge. Tak lama, pintu terbuka. Memperlihatkan Luhan ge yang juga terlihat panik karena gedoranku.

“Ada apa Yixing?”

“Ge, kita harus ke rumah Sehun sekarang!”

“Kenapa?”

“Cpeat ge! Kita harus kesana! Aku mohon!” Aku menarik tangan Luhan ge paksa agar ia keluar dari kamarnya. “Ge, aku mohon!”mohonku lagi.

Masih bingung, Luhan ge meraih kunco mobil dan menurutiku. Saat pintu apartementku terbuka, secepat kilat aku berlari menuju lift yang disusul dengan Luhan ge yang juga ikut berlari.

“Yixing, ada apa? kenapa kau berlari? Yixing..”

Aku tidak memperdulikan panggilan Luhan ge. Saat di mobilpun, aku tetap bungkam saat Luhan ge terus membombardirku dengan berbagai pertanyaan hingga akhirnya ia menyerah karena tak kunjung mendapatkan jawaban.

Jantungku berdegup tak karuan. Dudukku bahkan tidak bisa tenang. Aku sangat ingin sampai disana dengan cepat dan memastikan jika semuanya baik-baik saja. Itu hanya sekedar mimpi buruk yang tidak akan terjadi seperti waktu itu.

Sesampainya di dekat rumah Sehun, kami melihat banyak mobil polisi dan sebuah ambulan yang terparkir di depan rumahnya. Aku dan Luhan ge saling pandang bingung. Kenapa ada keramaian di depan rumah Sehun?

Pertanyaanku terjawab saat aku melihat oema dan Sehun keluar dari dalam rumah. Keduanya mengiringi sebuah ranjang dorong sambil menangis tak karuan. Mataku terfokus lurus ke depan, ke sesuatu yang sedang di tutupi kain putih diatas ranjang dorong itu.

“Tidak mungkin!”

Aku melompat keluar. Tak sabaran berlari menghampiri keramaian. Tidak mungkin! Aku pasti salah.

Aku melihat Jongin yang terus berdiri dibelakang Sehun sambil menghusap punggungnya. Mereka mengiringi ranjang dorong yang akan dimasukkan ke dalam ambulan.

“Jongin-ah!”panggilku menepuk punggung Jongin.

Jongin berbalik, “Yixing, kenapa kau bisa ada disini?”tanyanya menghusap air matanya dengan lengan piyama tidurnya

“Ada apa? kenapa ada keramaian?”

“Taeyeon noona… dia dibunuh…..”

 

Mimpi buruk itu kembali!

 

 

 

TBC

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

32 respons untuk ‘FF EXO : SIXTH SENSE Chapter 7

  1. Tiikaa berkata:

    Huaaaa….
    Eon mimpi buruk kmbali mendatangi yixing… padahal yixing udh kembali seperti dulu , udh mulai ceria ,, eon apakah nnti yixing akan kmbali sperti yixing sesudah kecelakaan???

    Aisshhh,, suka banget sma bagian sehun yixing disini…
    Hhahaha efek bnyaknya moment mereka stlah comeback…
    Oke deh eon,, klanjutannya aku tunggu ya eon 🙂

  2. sonelfaffxtionshawol berkata:

    DEMI LUHAAAAAAAAAAAAAN!!!!!….INI FEELNYA DAPET BANGET…..
    ANE MPE NANGIS!!….awalnya sih baru nahan aja…

    tapi Sadar aku muterin lagu SMTOWN yg “DEAR MY FAMILY”……..
    aku nangis….beneren nangis…TTTTT___TTTT
    aku saranin puter lagu “Dear My Family” untuk para readers……*mendadakpromosi*

    aduuuuuh…Yixing hidupnya kasian amat…..jgn mimpi buruk lg huaaaaaah….TTT__TTT

    lanjut ya thor…..

  3. nina berkata:

    hahaha sehun sm luhan beneran deh ckckck
    setiap baca ini aku selalu deg deg an kenceng eon
    krn selalu menanti kapan terjadi na masalah besar sixth sense na yixing
    kukira waktu mereka jalan2 ditaman, yg ada permainan pedang trnyta kaga
    huft
    tp eon kasihan keluarga jung terutama sehun 😦
    beneran meninggal itu eon? 😦
    kaga rela krn keluarga deket yg jadi korban :((

  4. Printa Park Yong Ae berkata:

    huwaaaaaaa, kasihan banget yixing. 😦 kenapa keluarga yang baru jadi keluarga yixing yang harus meninggal sih? ntar kalo sehun marah sama yixing gara-gara dituduh pembawa sial gimana? aduh eon sumpah demi apa gue penasaran banget, lanjut nya jangan ngaret ya 😀

  5. amel berkata:

    kereeeennn eon xD
    itu sehun kenapa pasang muka poker face ya kalau ada luhan -_-
    suka banget sama karakter sehun disini 😉

    huaaaaaaaaaaaa :””””(((
    itu taeyon benaran mati eon 😦
    kasian banget sehun 😥 kelaurganya juga 😥
    kekuatan sixt sense nya yixing balik lagi, tapi telat 😦

    ditunggu lanjutannya eon, segera xD

  6. @baltacheakiriwe berkata:

    Ya Ampun Taeyeon… T.T
    Kenapa Taeyeon dibunuh?! Perampok kurang ajar!! *Mencak-mencak

    Feels-nya dapet banget, Mimpi Yixing terulang lagi. Semoga trauma Yixing gak balik lagi.

    Dan… Oh iya eon, dibagian “juga penampakan hantu perempuan yang akan keluar dari dalam sumur sebuah rumah kosong yang ada disamping sekolahnya.” Mengingatkanku akan Film Horror The Ring / Sadako xD

    Eon, Itu kayaknya ada satu kalimat yang eonni salah tulis, dibagian “Masih bingung, Luhan ge meraih kunco mobil dan menurutiku.” Seharusnya Kunci-kan? ._.

  7. Vi berkata:

    Aigoo keren ffnya , lay pny sixth sense kah disini ? 🙂 #darijudulajaudhtau -_- keren ffnya ! Lanjut thor , penasaran banget sama ff ini 🙂

  8. Nabila berkata:

    Sudah bahagia dengan kembalinya Yixing. Tapi harus ngenes kembali karena kematian Taeyeon, ah Taeyeon.. Cepat sekali 😦 Kasihan Sehun 😦
    Yixing, gwenchana ? Semoga ini ga ada pengaruhnya lagi buat Xingxing gege 😦

  9. phiwzz berkata:

    Shock gila!! O.O
    Jadi Taeyeon meninggal donk? Padahal baru dapet ade2 baru 😥
    Gimana Yixing ya? Apa bakal balik lagi jadi stress karna ‘mimpi buruk’ nya balik lagi? Mending share aja sama Kris, Luhan ato Jongin biar lebih tenang (cuma nyaran, hehe)
    Tp baguslah Yixing udah balik ceria n aktif kaya dulu, yg lainnya jadi balik tenang ^^
    Tuh kan, Jongin yg lebih cocok lebih deket sama Yixing, berasa soulmate, karna saling ngerti, hehhe (bilang aja mau nge-ship mereka -___-“) #modus

  10. jp berkata:

    oh hunhan jadi tom and jerry? cool wkwk. bilang aja saling menyayangi tapi gengsi *kedipkedip

    aigoo, taenggo!!! andwe!!!! aku kira lay masih sempet nyelamatin taeyeon, tapi ternyata… aku kira nanti luhan sama taeyeon, tapi kenapa taeng nya pergi duluan? hiyaa!!

    ditunggu lanjutannya thor^^

  11. shintya berkata:

    huahhh keren eon….
    Taeyeon dibunuh -_-
    Sian ntar yixing ntar dia malah nyalahin diri sendiri T_T
    Huahhhhh TT.TT

    Ditunggu lanjutannya thor….

  12. EXOka berkata:

    Hiiiyyaaaaaaa!! Author jahat banget sih! >.<

    Udah lagi seneng"nya pas baca Yixing Gege bahagia udah punya keluarga baru,
    Kenapa malah ada kejadian kayak gini??!! TAT

    huhuhu.. T.T
    Taeyeon Eonni?? T.T

  13. Ndaaa berkata:

    awalnya ngakak, yaampun sehun manjanya kelewat disini tapi ngegemesin,
    itu luhan kenapa jadi kyk anak kecil-,-
    hunhan berantem mulu wks,
    kok terakhirnya sedih ih;(

  14. Nunu^^ @Nurul_Hunie berkata:

    Taeyeon eonnii andwae…!!!! ;(
    Sehun pasti sedih bgt…:(
    trs yixing gmna mimpi buruknya kembali…!!!

Tinggalkan Balasan ke Molida Batalkan balasan