History… (Chapter 3)

EXO History2B

Author: SakuRaa (@_raraa84)

Title: EXO: History… (Chapter 3)

Cast:

-Kim Joon Myun (Suho)

-Park Chanyeol (Chanyeol)

-Byun Baekhyun (Baekhyun)

-Do Kyungsoo (Kyungsoo)

-Kim Jongin (Kai)

-Oh Sehun (Sehun)

Genre: Family, Brothership, Friendship, Little Tragedy, Slight! Sad.

Rating: General

Length: Chaptered

 

“bagaimanapun, keluargamu ini masih akan menerima mu seburuk apapun keadaannya.

Karena tempat yang paling baik untukmu adalah pulang kerumah Nak.”

 

==================

Chapter 2:

https://koreadansaya.wordpress.com/2014/07/12/history-chapter-2/

 

 

 

Kring kring kring…

Chanyeol bergeliat pelan ketika suara Handphone terdengar nyaring dikamarnya, ia lalu berbalik kearah tembok dan menutup kepalanya dengan bantal.

 

Kring kring kring…

 

1 menit kemudian, Handphone itu berdering lagi, tapi Chanyeol masih diposisinya. Ia tahu, itu Handphone Baekhyun. Karena Baekhyun termasuk orang yang –sangat- pelupa, maka dari itu ia menderingkan HP nya, supaya jika ia lupa menaruh Smartphonenya itu, ia dengan mudah mencarinya. “Baekhyun… Handphonemu…” gumamnya pelan.

 

Kring kring kring…

 

“Aissh!” bentak Chanyeol yang kemudian bangkit dari posisinya, ia menyibakkan selimut dan menoleh kekanan-kiri, Baekhyun tidak ada. ‘apa dia dikamar mandi?’

 

“demi Tuhan, ini masih pagi, siapa sih yang menelpon Baekhyun sepagi ini?” Ia berdiri dengan malas dan meraih Handphone Baekhyun dinakas perbatasan tempat tidurnya dan tempat tidur Baekhyun, benar saja, ada 7 panggilan tak terjawab. Ia hampir membuka pengunci tombol itu dengan ragu “siapa—”

 

Tiba-tiba seseorang menarik Handphone itu dari tangan Chanyeol, ternyata Baekhyun. Entah darimana ia tiba-tiba menyahut Handphone itu dengan tatapan panik. Chanyeol masih terdiam diposisinya semula.

 

“ka-kau, belum melihat apapun di Handphoneku kan?” tanya Baekhyun menyelidik, Chanyeol hanya menggeleng pelan.

 

“kau belum mengangkat siapa yang menelponku tadi kan?” Chanyeol mengernyitkan dahinya heran, ia lalu menggeleng lagi.

 

“aku baru mau mengangkatnya, tetapi ia mengakhiri panggilan telpon, sehingga aku hanya melihat kunci tombolmu disana.” Baekhyun hanya menghela napas lega, ia menatap Handphonenya. “syukurlah…”

 

“memangnya siapa sih yang menelponmu sepagi ini?” tanya Chanyeol yang langsung dibalas gelengan kepala Baekhyun. “kau tak perlu tahu” ucapnya sambil berjalan kearah pintu dan keluar dari kamar.

 

Chanyeol hanya mengedikkan bahunya, ia lalu berjalan kembali kearah tempat tidurnya.

 

*

“selamat pagi Tuan” ucap seorang pria setengah baya sambil membungkuk hormat kearah Suho, Suho baru sampai didepan sebuah gedung tinggi dipusat kota Seoul, gedung ini adalah kantor Ayahnya.

 

Suho tersenyum singkat, ia menaikkan syal yang ada dilehernya untuk menutupi sebagian wajahnya, ia juga memakai kacamata hitam. Tapi pria itu dengan mudah mengenali Suho. Suho ikut membungkuk kehadapan pria setengah baya dengan jas hitam rapi itu. “Selamat pagi Tuan Cho.”

 

“apa Ayah ada diruangannya?” tanya Suho sambil berjalan beriringan dengan pria tua bernama Choi itu. dia adalah pengawal pribadi Ayahnya, ia sudah mengenal Suho dari dia kecil.

 

Pria itu tersenyum, “ada Tuan. Tuan Kim sedang bersiap-siap meeting di Taipei” Suho langsung menoleh cepat, “di Taipei? Hari ini?”

 

Pria itu hanya mengangguk, setelah sampai didepan Lift, ia segera memencet tombol dan pintu lift terbuka. Mereka ber-2 masuk bersamaan. Pria itu kembali memencet tombol angka, lantai 18.

 

Pria bermarga Choi itu melirik Suho yang ada disampingnya dari bawah hingga atas, sepatu kets hitam dengan garis-garis merah, celana jeans, kaos berwarna hitam serta sweater bertuliskan ‘MoonLight’ dengan jahitan yang rapi disekelilingnya, dan syal berwarna biru dongker. “jadi, apa yang membawa Tuan ingin menemui Ayah Tuan?” tanyanya hati-hati.

 

Suho yang sedari tadi menatap layar bertuliskan angka menandakan dilantai mana ia berdiri, hanya terkekeh pelan, hingga pria tua itu mengernyitkan dahinya. “aku sudah 1 tahun tak bertemu ayahku sendiri, apakah salah?” ucapnya sambil menoleh kearah pria itu.

 

Pria itu hanya menggeleng pelan sambil menunduk, “tidak, tidak Tuan. Maaf.” Suho hanya menepuk-nepuk pelan pundak pria itu dan tersenyum miris.

 

Pintu lift terbuka, Suho dan Tuan Choi berjalan kearah ruang kerja ayahnya. Tuan Choi mengetuk pintu, dan mengisyaratkan Suho untuk menunggu.

 

“maaf Tuan Kim, ada yang ingin bertemu anda” Ayah Suho menoleh dan membenarkan letak kacamatanya. “siapa?”

 

“Ayah…” Suho masuk keruangan kerja ayahnya yang luas itu dengan tatapan berkaca-kaca, ia segera memeluk ayahnya yang hanya diam ditempat tanpa mengucapkan apapun, mungkin ia masih terkejut karena tiba-tiba anak ke-2 nya ini datang kekantornya.

 

Suho bisa merasakan tangan ayahnya yang mengusap lembut bagian belakang kepalanya, Suho juga tak ingin melepaskan pelukannya pada pria setengah baya ini. “Maaf ayah…” gumamnya. Suaranya bergetar, walau Suho tak melihatnya, tapi Tuan Kim hanya mengangguk-angguk sambil ikut menangis.

 

Setelah beberapa saat, Suho akhirnya melepas pelukannya dan meletakkan lututnya kelantai. Ia masih menunduk, tak berani menatap Ayahnya yang selama ini ia kenal sangat disiplin terhadapnya. Mungkin Ayahnya akan marah? Suho sudah siap menerimanya.

 

“Maafkan aku Ayah, maafkan aku yang membangkang laranganmu, maafkan aku yang tak pernah menuruti apa yang kau katakan, jika—jika dulu aku membantu ayah mengelola perusahaan ini, pasti aku saat ini bisa terus hidup bahagia bersama ayah…”

 

Ayah Suho hanya tersenyum, tangan kanannya lalu mengangkat dagu Suho, hingga membuat pria itu menatap kearahnya. Suho saat ini bisa melihat jelas kerutan-kerutan yang terlihat kentara di sekitar mata Ayahnya. Ia semakin menyesal.

 

“Tidak JoonMyun… kau sudah membuktikannya, aku bisa melihat wajahmu yang selalu ada disetiap Cover Majalah, di TV, suaramu ada di Radio, kau sudah dikenal seluruh remaja di dunia ini… itu lebih dari cukup.”

 

Suho mengusap pelan kedua pipinya, “Ayah tidak marah padaku seperti dulu?” Ayahnya hanya terkekeh pelan, ia ingat terakhir kali ia memarahi Suho karena bagaiamanpun ia tak pernah setuju jika Suho menjadi artis. Keluarganya sudah hidup berkecukupan, untuk apa Suho mencari uang lagi dengan menjadi Trainee selama bertahun-tahun seperti itu?

 

Yang ayahnya mau adalah Suho duduk seperti dirinya saat ini, dan memantau keadaan pasang-surut perusahaan, itu saja. Mudah kan? Tapi Suho menolaknya.

 

“bagaimanapun, keluargamu ini masih akan menerima mu seburuk apapun keadaannya.

Karena tempat yang paling baik untukmu adalah pulang kerumah Nak.” Suho mengangguk yakin. Mungkin ayahnya benar, Suho memang suka menyanyi, tetapi jadikanlah itu sebagai hobi, bukan tujuan hidup.

 

*

Sinar matahari mulai meninggi, hingga bias-bias cahayanya masuk kedalam celah-celah jendela kamar Suho dan Sehun. Membuat pria berkulit putih pucat yang berbalut selimut itu mulai menggeliat karena matanya yang sedari tadi terpejam tak kuat menahan sinar matahari yang menyilaukan.

 

Ia perlahan membuka matanya, ia kemudian berbalik arah, dan tak menemukan Suho ditempat tidurnya, bahkan single Bed yang berjarak kira-kira 1 meter darinya itu terlihat sudah rapi. “Suho Hyung kemana?” gumamnya pelan.

 

Ia kemudian bangkit, dan mulai meraba kedua pipinya yang meninggalkan jejak-jejak air mata disana. Ia lalu mengusapnya kasar dengan senyuman miris. Sehun ingat, ia tadi malam –lagi lagi- menangis sebelum tidur karena… memikirkan banyak hal. Tanpa Suho tahu pastinya.

 

*

Sehun menatap punggung Chanyeol yang sedang asyik dengan stik Play Stationnya, ia duduk dengan bersila sambil menatap layar 42 Inch dihadapannya yang memunculkan game ‘Need For Speed’. Itu game favorit Chanyeol.

 

Sehun kemudian melangkah mendekati Hyung-nya itu, “Hei Hyung, boleh aku ikut main?”

 

Chanyeol mengangguk sekilas, “oke.” Ia mem-pause game-nya dan menoleh kearah Sehun yang berjalan kearah ia duduk. Matanya sayu. “tunggu game Over, oke?”

 

Sehun hanya tersenyum dan mengangguk, ia lalu meraih stik PS berwarna hitam-merah favoritnya dan segera duduk di sofa disamping Chanyeol. Ia sesekali menoleh kekanan-kiri, walau sejak kejadian itu dorm EXO selalu sepi, tapi pasti ada mereka yang berlalu-lalang, entah mengambil minum, nonton TV, atau kekamar mandi. “semua orang kemana Hyung?”

 

Dengan pandangan yang tetap kelayar TV, Chanyeol menjawab, “em, tadi Suho hyung keluar pagi-pagi sekali, entah mau kemana. Baekhyun, dia katanya ada janji dengan seseorang, Kyungsoo baru saja pergi ketemu temannya, lalu Kai—”

 

Sehun segera menyahuti perkataan Chanyeol, “Kai Hyung tadi masih tidur dikamarnya, biasa, dia mungkin masih ngambek gara-gara kemarin.” Dan Sehun hanya melihat Chanyeol mengangguk-angguk paham.

 

“kenapa mereka pergi barengan gini ya Hyung?”

 

Chanyeol tersenyum singkat sambil mengedikkan bahunya, “entahlah.”

 

“Hyung?” tanya Sehun yang dibalas dehaman kecil dari Chanyeol, “Hm.”

 

Sehun terdiam sesaat, ia masih menatap TV itu yang menampilkan adegan balapan disuatu jalan yang dipenuhi gedung-gedung tinggi.

“kita butuh lebih dari 4 tahun untuk membuat kita terkenal, tapi hanya butuh waktu kurang dari 1 minggu untuk membuat kita jatuh.”

 

Chanyeol seketika menghentikan aktifitasnya, stik berwarna abu-abu itu hanya dibiarkan ia genggam, ia juga membiarkan tulisan GAME OVER berwarna merah tercetak jelas dilayar TV itu, seketika Sehun menoleh kearah Chanyeol, biasanya ia tak mungkin membiarkan game over begitu saja ketika levelnya sudah tinggi, mengapa sekarang tidak? Yang ia lihat hanya Chanyeol yang menatap kosong layar TV itu.

 

Chanyeol menoleh kearah Sehun sambil memiringkan kepalanya, “Sehun, bisakah kau berhenti mengeluh? Itu membuatku semakin menyesal mengapa orang tuaku begitu ingin aku menjadi artis.”

 

Sehun hanya terdiam. Sehun ingat betul sewaktu ia pertama kali melihat Chanyeol sewaktu dia pertama kali Traine, karena Sehun lebih senior diTrainee daripada Chanyeol, ia melihat mukanya begitu cemberut, dan ogah-ogah-an.

 

Dan setelah ia mengenal Chanyeol sekitar 3 bulan, ia bertanya mengapa ia seperti malas ketika pertama kali masuk kesini, dan Chanyeol menjawab bahwa menjadi artis bukanlah keinginannya, ia lebih suka olahraga daripada menyanyi atau dance, tetapi orang tua-nya begitu memaksa Chanyeol.

 

*

Di café khas Perancis, dengan suasana santai, yang hanya terdengar sayup-sayup musik Jazz yang mengalun indah, serta lampu yang berwarna kuning kecoklatan, Kyungsoo menyeruput Cappuchino yang sudah separuh habis didepannya. Ia biasa ke café ini jika ia ingin bertemu dengan Noona-nya. Selain suasananya yang tenang, sorot lampu juga tak begitu terang, sehingga identitasnya tak begitu kentara. Walau kenyataannya ia sudah memakai topi dan kacamata hitam.

 

Kyungsoo sesekali melirik jam tangan Casio hitam ditangan kanannya dan mengedarkan pandangnya keseluruh penjuru Café. Ia mendengus, ini sudah kelewat ½ jam dari jam 10, tapi Noonanya itu belum juga muncul. Ya, kakak perempuannya yang saat ini sibuk bekerja disuatu perusahaan bidang tekstil.

 

Dimenit ke-47 setelah jam 10, seorang wanita dengan jas santai berwarna merah muda, serta rok putih selutut berjalan pelan memasuki Café, ketika ia membuka pintu masuk, lonceng kecil otomatis berbunyi membuat Kyungsoo seketika mendongak, jujur saja, sedari tadi mungkin ini yang ke-10 Kyungsoo mendongak untuk mencari tahu siapa yang datang. Dan benar, kali ini adalah Noona-nya. Ia datang dengan rambut lurus sebahu yang ia biarkan terurai.

 

Wanita itu tersenyum kearah Kyungsoo, seakan ia sudah hafal dengan syle adiknya ketika akan menemuinya. Ia berjalan sambil menenteng tas pinggang ditangan kanannya.

 

“maafkan aku Kyungsoo, aku baru selesai meeting.” Ucapnya sambil menarik kursi dihadapan Kyungsoo dan duduk. Kyungsoo hanya menatapnya datar. Selalu seperti ini.

 

“lalu, apa yang ingin kau bicarakan, Nuuna?”

 

*

‘Ini bukan akhir dari segalanya. Percayalah.’

 

Kata-kata itu yang sampai saat ini terus terngiang dikepala Kai. Ia mencoba untuk terus percaya, percaya peraktaan dari salah satu Hyungnya, Kyungsoo. Ketika kemarin Kyungsoo duduk dipinggir kasur Kai ketika Kai sudah terlihat tertidur dengan balutan selimut tebal yang menutupi badannya, walaupun sebenarnya tidak. Dia belum tidur.

 

Ia memikirkan banyak hal, memikirkan tentang perjalan panjang yang sudah EXO lewati sampai saat ini. Ia begitu tak mengerti mengapa semua member begitu negatif. Apakah kehangatan sekelompok kakak-kakak yang ia rasakan selama ini akan berakhir? Berakhir dengan pertengkaran, keributan, keonaran yang terus terjadi? Kai saat ini tak mengerti ia harus berbuat apa.

 

Ceklek

 

Sehun menghidupkan saklar lampu, dan Practice Room yang pintu nya bertuliskan ‘EXO’ itu menyala. Sehun memundurkan langkahnya beberapa senti ketika ia melihat seseorang memakai topi hitam, sedang berlatih dance sambil menghadap kearah cermin. Pria itu juga terkejut.

 

“Kai-Hyung?”

 

“Sehun…” “sedang apa kau kesini?” tanya Kai sambil melepas Headset yang tertancap ditelinganya.

 

“seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau kesini, latihan dance malam-malam, dan… tanpa menghidupkan lampu. Itu mengejutkanku.”

 

“Oh maaf.” Ucap Kai sambil tersenyum kikuk, ia lalu menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. “aku hanya merasa bosan.”

 

Sehun mengangguk kan kepalanya paham. Ia lalu berjalan pelan menuju sofa berwarna hitam disudut ruangan. Ketika punggungnya bertemu dengan sandaran sofa, ia menghela napas panjang.

 

“aku juga bosan…” gumam Sehun sambil menatap Kai “kau tahu? aku merasa bosan sampai-sampai Aku rasanya ingin saat ini juga pergi dari kota yang memuakkan ini, kesalah satu desa terpencil, menyewa rumah sederhana, dan hidup bahagia selamanya! Tanpa ocehan apapun dari mereka!” teriak Sehun frustasi.

 

Kai hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum miring, ia tentu tahu arti kata ‘mereka’, ia tentu tahu seberapa frustasinya si Maknae EXO ini yang seakan setiap hari dipaksa untuk mendengar pertengkaran kecil antara Hyung-Hyung nya itu.

 

“kalau begitu, ayo kita dance bersama…” ucap Kai sambil mengambil Handphonenya dari saku celana jeans biru dongkernya, ia lalu mencopot kabel Headset dari HP nya dan tak lama lagu ‘Run & Gun’ terdengar semakin lama semakin keras setelah Kai mengeraskan Volume nya.

 

Sehun mendongak, ia menatap Kai ragu, sebenarnya ia sedang tidak mood untuk dance apapun, atau dengan siapapun kali ini. Yang ingin ia lakukan disini hanya berdiam diri, karena yang ia tahu Practice Room EXO selalu sepi jika mereka tak ada jadwal perform.

 

“ayolah…” ucap Kai sambil mulai menggerakkan tangannya sesuai irama. Sehun akhirnya berdiri dengan malas.

 

57 detik lagu terputar, tapi Sehun hanya berdiri disamping Kai yang menari lincah dan Sehun menatapnya dari pantulan cermin. “menari membuat mood mu lebih baik… percayalah.” Ucap Kai disela-sela menarinya.

 

Akhirnya Sehun mulai menggerakkan kakinya, kemudian tangannya, dan seluruh badannya. Mereka berputar, popping, Wive, dan Kai merasa seluruh jaketnya saat ini sudah basah.

 

Setelah menit 03:29, dan lagu sudah menghilang dari pendengaran mereka, Mereka berakhir dengan gerakan robotic. Kai lalu menggapai Handphonenya dengan napas yang terengah-engah, ia lalu berbaring dilantai Practice Room itu ketika Sehun juga berbaring disana.

 

“Wow… yeah, kau-kau benar…” ucap Sehun sambil mengatur napasnya, ia mengusap keringat yang ada dikeningnya dan menatap Kai, “Mood ku terasa lebih baik…” Kai melepas topinya dan tersenyum.

 

“kau ingat? Sewaktu kita Trainee, dan gerakan dance pertama yang harus kita hafalkan adalah lagu ini.”

 

Sesaat Sehun menoleh kearah Kai dengan tatapan datar, “yah, dan aku masih ingat betul aku hampir menangis karena gerakan dimenit ke 2 itu aku selalu salah terus…”

 

Kai tertawa, ia ingat ketika Sehun yang selalu dimarahi oleh pelatih Dance mereka saat itu, karena Sehun selalu melakukan gerakan yang salah. Dan hukumannya, Sehun akan scot-jump 20x, Kai selalu merasa ingin tertawa jika mengingat kejadian itu.

 

*TBC*

(Coming soon! Chapter 4!)

Baekhyun memandang wajah mereka satu persatu, ia mencibir, “percuma saja kita latihan seperti ini, tak akan merubah apapun!”

*

Aku ingin mengejarnya, tapi sesaat langkahku berhenti ketika seorang wanita menghampirinya dan langsung bergelayut manja dilengan Baekhyun. Aku mengernyit heran, Tunggu… wajahnya sangat familiar, wanita dengan rambut sedikit bergelombang sebahu, memakai Crop Tee panjang dan memakai Hotpants.

                                                                                 

“b-bukankah itu…”

 

(See more in Chapter 4! :v)

*TBC*

New chapter is Up! Yey! :v

 

Well, bias ku Baekhyun, tapi dia dapet part dikit di Chapter ini, oke, oke. Belum saatnya :v mungkin dichapter selanjutnya.

 

Ada yang Se-Kai shipper disini? Yah semoga ada deh ya, karena adegan terakhir itu full Se-Kai -_-

 

Sebenarnya, cerita mereka, itu baru dimulai disini, Kyungsoo yang ketemu kakak perempuannya, Suho yang balik ke ayahnya, Baekhyun yang blablabla. Jadi mungkin chapternya bakal panjang._. 8 chapter mungkin? 10? Maybe.

 

Sorry karena aku nggak bisa balas komentar kalian satu-satu, tapi aku tetap baca kok. :v dan plis tinggalin jejak oke :v

 

Comment dan saran tetap ditunggu, Bye.

 

@_raraa84

(Nb: baca fanfic ku yang lain oke? Kayak Something Hidden, In the rain, Empty Heart, dll.)

14 respons untuk ‘History… (Chapter 3)

  1. Kai-S! berkata:

    Oh oh yg nelpon si baekki itu spa? Apa ada hubungannya sama yg gandngan sama baekki dichpter berikutnya?
    Terus terus, nuuna nya D.O mau ngomong aph?
    Woo sekai! Aku sekai shipper kok, hhe 😀
    Iya thor aku udh baca ff kmu yg sbelumnya, tmbah lama tmbah bagus thor!
    Fighting~

  2. layers berkata:

    ….. aku lupa chap 2 nya kyk gmn.. tp males baca lg.. -_- ywdh aku lanjutin tanpa tau apa2. btw, lanjutin nya cepetan udh gk sabar nih… wkwkwk..

  3. Ade Zeni Anggraeni - Fanfiction Park Jiyeon ♥ EXO berkata:

    waaaahh siapakah wanita yang bersama baekhyun? semoga jiyeon #ehngaco nih wkwk mian 😀

    lanjut ya thor, jangan lama-lama 😀

  4. mongochi*hae berkata:

    permasalahanny bru d.mulai

    apa ? suho mw kmbli k.kluargany dan ninggalin exo gtu.

    tmbh runyam…

    hn,ak thu siapa cwe yg am baek..pasti taeyeon oennie. trus yg nelp dia pgi2 pasti jga dia. mkany baek nyampe kelabakan kya gtu

  5. sfsclouds...^.^ berkata:

    waah… aku ketinggalan banget nih…
    tau2 udh ch 3.

    yaah… itu bukan akhir dri segalanya… smuanya butuh waktu dan proses utk jdi lebih baik dri yg sblumnya…

    itu noona nya kyungsoo knp ngehubungin kyungsoo terus?
    smga mrk gak menyerah yaa…

    lanjut thoor… semangaaaattt

Tinggalkan komentar